ALVIANI ZULFIKA SIALLAGAN
Pada manusia, bahasa merupakan suatu simbol yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain, dan ini yang dapat membedakan manusia dengan
hewan. Walaupun tidak dapat dipungkiri, berdasarkan penelitian yang dilakukan
para ahli dimana hewan juga memiliki cara yang kompleks dan cerdas untuk
memberikan sinyal bahaya maupun mengkomunikasikan berbagai kebutuhan dasar
mereka, seperti makan dan berhubungan seks. Dan beberapa spesies lain dapat
dilatih untuk memanipulasi simbol-simbol yang mirip dengan bahasa. Namun
demikian, bahasa yang digunakan hewan tersebut jauh lebih rendah bila
dibandingkan dengan bahasa yang digunakan manusia.
Bahasa
berasal dari bahasa sansekerta yaitu bhasa
artinya kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia
lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa
disebut ilmu linguisti.[1] Bahasa dalam kehidupan manusia meliputi
daya cipta dan sistem aturan yang tidak pernah berhenti, dengan daya cipta
tersebut manusia dapat menciptakan berbagai macam kalimat yang bermakna dengan
menggunakan seperangkat kata dan dengan sistem aturan yang terbatas.
Kridalaksana
(1993: 21) mengemukakan bahwa “ bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang
arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri.” Sebagai sistem lambang, bahasa
merupakan representasi diri yang dilambangkan, bahasa senantiasa mengacu
kepadanya. Chaer (2003: 33) menyebutkan bahwa bahasa memiliki sifat atau
ciri-ciri diantaranya (Setianingsih, 2013):[2]
1.
Bahasa itu
adalah sebuah sistem. Artinya bahasa merupakan sejumlah unsur yang beraturan, terbentuk
oleh suatu aturan kaidah atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi,
tata bentuk, kata maupun tata kalimat. Ketika aturan, kaidah atau pola ini dilanggar
maka komunikasi dapat terhambat atau terganggu. Contoh:
2.
Doni mencuci
mobil
3.
Rika memasak
sayur
4.
Bahasa itu
berwujud lambang. Lambang merupakan tanda yang digunakan oleh suatu kelompok
sosial berdasarkan perjanjian dan untuk memahaminya harus dipelajari. Karena
apabila tidak memahaminya maka akan terjadi hambatan dalam berkomunikasi.
Lambang dalam lingkup bahasa diwujudkan dalam bentuk bunyi, yang berupa
satuan-satuan bahasa, seperti kata dan gabungan kata. Contoh: lambang bahasa
yang berwujud bunyi sapi dalam bahasa
Indonesia dan cow dalam bahasa
inggris dengan rujukannya, yaitu seekor binatang berkaki empat yang banyak
dimanfaatkan manusia
5. Bahasa itu
berupa bunyi. Bunyi yang tergolong dalam bahasa adalah bunyi yang dihasilkan
dari alat ucap manusia dan bunyi tersebut berupa ujaran.
6. Bahasa itu
bersifat arbitrer, dimana bahasa terdiri dari hubungan-hubungan antara berbagai
macam suara dan visual, objek, maupun gagasan yang dipakai oleh anggota
masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya, berlandaskan
pada budaya yang mereka miliki bersama.
7. Bahasa itu
bermakna. Artinya bahasa yang berbentuk bunyi memiliki fungsi menyampaikan
pesan, konsep, ide atau pemikiran yang mengandung makna. Bahasa yang bermakna
itu terdiri dari satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frasa,
klausa, kalimat dan wacana. Contoh lamban berwujud bunyi bunga. Lambang ini mengacu pada konsep hasil tumbuh-tumbuhan yang
memiliki aroma atau warna serta bentuk yang menarik.
8. Bahasa itu
bersifat konvensional. Artinya penggunaan lambang bunyi untuk suatu konsep
tertentu berdasarkan kesepakatan antara masyarakat pemakai bahasa. Sebagai
contoh, sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang secara arbitrer dilambangkan dengan bunyi rumah.
9.
Bahasa itu
bersifat unik,
10.
Bahasa itu
bersifat universal,
11.
Bahasa itu
bersifat produktif. Artinya bahasa terdiri dari unsur-unsur yang jumlahnya
terbatas dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya. Sebagai contoh
dari fonem /n/a/k/i/ dapat membentuk kata:
i.
/n/a/i/k/
ii.
/k/i/a/n/
iii.
/k/i/n/a/
iv.
/i/k/a/n/
12.
Bahasa itu bervariasi.
Artinya bahasa tidak terdiri dari satu jenis, melainkan beragam jenis bahasa.
Keanekaragaman bahasa disebabkan faktor tertentu, seperti faktor geografis,
sosiologis, fungsi dan faktor gaya atau cara berbahasa seseorang.
13.
Bahasa itu
bersifat dinamis. Dinamis dapat diartikan berkembang atau mengalami perubahan
sejalan dengan perkembangan zaman. Hal ini juga berpengaruh dengan perkembangan
bahasa di Indonesia.
14.
Bahasa itu
berfungsi sebagai alat interaksi sosial. Artinya bahasa digunakan oleh semua
orang diberbagai kalangan untuk berkomunikasi, bersosialisai dengan siapa pun.
15.
Bahasa itu
merupakan identitas penuturnya. Artinya bahasa merupakan ciri pembeda yang
menonjol diantara ciri budaya. Seperti pepatah yang dikenal orang melayu
“Bahasa menunjukkan bangsa”. Dengan bahasa, setiap kelompok sosial merasa diri
sebagai suatu kesatuan yang berbeda dengan kelompok lain (Rosdiana, 2014).[3]
Seperti halnya persebaran
wilayah yang luas di Indonesia, begitu pula dengan persebaran budaya yang
beraneka ragam, maka berpengaruh dengan berbagai pendapat manusia tentang
bahasa di Indonesia. Namun, hal ini membuat bahasa memiliki karakteristik umum
sebagai alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan sosial dan adanya daya cipta
individu yang kreatif bagi masing-masing individu. Berikut ini beberapa
karakteristik bahasa yang menjadikannya sebagai aspek khas komunikasi(Dhieni, 2014) ;[4]
1. Sistematis, artinya merupakan suatu cara menggabungkan
bunyi-bunyian maupun tulisan yang bersifat teratur, standar, dan konsisten.
Dalam bahasa Indonesia memiliki berbagai jenis pola keteraturan tertentu.bila
dibandingkan dengan bahasa inggris, bahasa inggris memiliki jauh lebih banyak
variasi pola konsisten. Sebagai contoh bahasa di dunia, termasuk Indonesia
memiliki dua puluh enam jenis huruf alfabet (a-z).
2. Arbitrasi, yaitu bahwa bahasa terdiri dari
hubungan-hubungan antara berbagai macam suara dan visual, objek maupun gagasan.
Dalam angka-angka tertentu bahasa memiliki kata-kata yang secara konsep
memiliki arti sama tapi berbeda secara simbol. Sebagai contoh kata satu dalam bahasa Indonesia dan one dalam bahasa inggris merupakan simbol
yang memiliki kesamaan konsep.
3. Fleksibel, artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Kosa kata terus bertambah seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Penambahan ribuan kosa kata tersebut terdiri atas
berbagai kata baru yang berkenaan dengan istilah teknologi, berbagai singkatan,
maupun bahasa jargon yang cukup banyak digunakan oleh kelompok tertentu.
4. Beragam, artinya dalam hal pengucapan, bahasa memiliki
berbagai variasi dialek atau cara. Dalam bahasa terdapat perbedaan dialek dala
pengucapan, kosa kata, dan sintaks. Semula, perbedaan dialek ditentukan
berdasarkan daerah geografisnya, namun sekarang ini kelompok sosial yang
berbeda dalam suatu masyarakat menggunakan dialek yang berbeda pula. Sebagai
contoh Indonesia dengan berbagai budayanya memiliki ratusan dialek yang
digunakan oleh masyarakat.
5. Kompleks, yaitu bahwa kemampuan berpikir dan bernalar
dipengaruhi oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai konsep,
ide, maupun hubungan- hubungan yang dapat dimanipulasikan saat berpikir dan
bernalar.
Pemakaian bahasa berkaitan
dengan praktek pengetahuan bahasa. Ketika pengetahuan bahasa yang digunakan
dalam berkomunikasi semakin luas, maka semakin meningkat pula keterampilan
dalam memberikan makna suatu kata atau kalimat. Melihat pendapat -pendapat yang
telah dipaparkan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa
merupakan alat yang digunakan untuk membentuk pikiran dan perasaan seseorang
serta dipergunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat untuk
bertukar pendapat, berdiskusi atau membahas suatu persoalan yang dihadapi.
Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia untuk berinteraksi dalam
kehidupan bermasyarakat. Luasnya persebaran budaya di Indonesia dan diiringi
pula dengan kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan bahasa. Hal ini
dapat diliat dari berbagai pendapat-pendapat para ahli tentang bahasa. Bahasa
memiliki karakteristik yang hakiki seiring dengan beberapa faktor yang
mempengaruhi, seperti sebuah sistem, berwujud lambang, berupa bunyi, bersifat
arbitrer, bahasa itu bermakna, konvensional, unik, universal, produktif,
bervariasi, dinamis, sebagai alat interaksi sosial, dan merupakan identitas
dari penuturnya. Ketika pengetahuan sang penutur tentang bahasa yang digunakan
dalam berkomunikasi semakin luas maka semakin meningkat pula keterampilan ia
dalam memberikan makna suatu kata atau kalimat.
[1]
Wikipedia Bahasa Indonesia. Ensiklopedia Bebas. 24
Oktober 2020. Web. 27 November 2020
[2]
Endri Setianingsih, BAB
II “Register Nelayan Di Pantai Depok Parangtritis Kretek Bantul”. Tugas
Akhir Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013, hlm. 2-3
[3] Yusi Rosdiana, Modul
1 “Hakikat Bahasa”. Universitas Terbuka, Jakarta, 2014, hlm. 4-9
[4]
Nurbiana Dhieni dan Lara Fridani, Modul 1 “Hakikat Perkembangan Bahasa Anak”. Jurnal IKIP Veteran,
Semarang, 2014, hlm. 12-13
DAFTAR PUSTAKA
Dhieni, N. dan L. F. (2014) ‘Hakikat Perkembangan Bahasa
Anak’, in Metode pengembangan
bahasa. Semarang.
Rosdiana, Y. dkk (2014)
‘Bahasa dan Sastra Indonesia di SD’, in Hakikat Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Setianingsih, E. (2013)
Register nelayan di pantai depok parangtritis kretek bantul. Fakultas Bahasa dan Seni.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Wikipedia. “Indonesia” https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa, Di akses pada tanggal 27 November 2020
No comments:
Post a Comment