ALVIANI ZULFIKA SIALLAGAN
A.
Pengertian Kepribadian
Secara
etimologi, kepribadian berasal dari bahasa inggris yakni personality. Kata personality
sendiri berasal dari bahasa latin
yakni dari kata person yang berarti
kedok atau topeng dan personare yang
berarti menembus. Jadi, pengertian personality
adalah tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang pada lingkungan sosial.
Berikut beberapa defenisi tentang
kepribadian yang dikemukakan oleh para pakar;
1. Menurut Hilgard & Marquis, kepribadian adalah nilai
sebagai stimulus sosial, kemampuan menampilkan diri secara mengesankan.
2. Menurut Stern, kepribadian adalah kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik, kemampuannya bertahan, membuka, serta memperoleh pengalaman.
3. Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi dinamik
dalam sistem psikofisiologik seseorang dalam menentukan model penyesuaiannya
yang unik dengan lingkungannya.
4. Menurut Guiford, kepribadian adalah pola trait-trait yang
unik pada diri seseorang.
5. Menurut Pervin, kepribadian adalah seluruh karakteristik
seseorang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam merespon suatu situasi.
6. Menurut Maddy atau Burt, kepribadian adalah seperangkat
karakteristik dan kecenderungan yang stabil, yang menentukan keumuman dan
perbedaan tingkah laku psikologik dalam waktu yang panjang dan tidak dapat
dipahami secara sederhana sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan
biologik saat itu (Hasanah, 2015).[1]
Dari defenisi-defenisi
para ahli tersebut, kepribadian merupakan hal-hal khusus yang ada pada diri
setiap individu yang secara sesungguhnya menjadikan individu tersebut berbeda
dengan yang lain. Dalam membentuk kepribadian, sebenarnya manusia dapat
mengontrol dirinya sendiri, baik dari faktor internal maupun eksternal.
Pandangan ilmuan
psikologi barat tentang kepribadian manusia tersebut dibangun dari berbagai
pengetahuan melalui pengamatan dan penggalian secara lahiriyah semata, yaitu
dengan cara pengkajian yang berulang-ulang terhadap sejumlah orang yang
berbeda-beda dalam kondisi dan situasi yang berbeda-beda pula. Sehingga mereka
mendapatkan kesimpulan bahwa kepribadian manusia dibentuk dan dipengaruhi oleh
lingkungan dan pengalaman hidupnya. Kemudian hasil dari pengamatan itu
disimpulkan untuk dijadikan sebuah teori tentang kepribadian, dimana isinya
dapat mewakili seluruh umat manusia (Silahudin, 2019).[2]
B.
Teori-Teori
Kepribadian
Kepribadian adalah bagian
dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak
terpecah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self
atau memahami manusia seutuhnya. Para ahli kepribadian memiliki berbagai
paradigma tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi pola pikirnya kepribadian
individu (Alwisol, 2014).[3]
Ketika seseorang telah memahami secara komprehensif tentang konsep kepribadian,
kemudian menjadikannya sebagai landasan dalam bertindak, maka akan terwujudlah
kepribadian sesuai keinginan. Dengan adanya landasan tersebut maka akan
dibangun seluruh pemikirannya serta terbentuknya pemahaman dalam memberikan
solusi atas perbuatan-perbuatan manusia.
Teori kepribadian terdiri dari sekumpulan asumsi tentang tingkah laku manusia untuk menghubungkan antara beberapa asumsi dengan beberapa defenisi agar menjadi jelas sesuai peristiwa yang telah diamati. Seperti halnya teori ilmiah, teori kepribadian juga memiliki fungsi deskriptif dan prediktif. Fungsi deskriptif merupakan teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis. Sedangkan fungsi prediktif merupakan teori kepribadian yang bukan hanya menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, melainkan harus bisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari. Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam setiap fungsi.
C.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepribadian
Secara umum, kepribadian
tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang
mempengaruhi ini dapat diibaratkan sebagai faktor pembawaan dan faktor
lingkungan yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Berikut 2
faktor yang mempengaruhi kepribadian;
a. Faktor internal (alam bawah sadar) yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri setiap individu yang secara konstan berpengaruh pada
kejiwaan dan tingkah laku, aspek kepribadian merupakan manifestasi dari alam
bawah sadar manusia dalam memandang manusia lainnya. Sifat dinamis dari
kepribadian individu menyebabkan kecenderungan munculnya pola perilaku
kebiasaan pada individu tersebut. Dengan demikian, setiap individu dapat dengan
mudah menemukan realitas diri sesungguhnya. Setelah menemukan kepribadian
masing-masing, kemudian memahami dan memperbaikinya dalam keberlangsungan hidup
(Alfarisi, 2015).[4]
Kepribadian setiap individu tidak
sepenuhnya berasal dari dalam dirinya saja, melainkan adanya faktor biologis
dan psikologis yang diturunkan dari orangtua. Dengan demikian dapat diliat
bahwa kepribadian seseorang mendominasi dari gen ayah atau ibu.
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri
atau dari lingkungan sekitar individu tersebut. Sama halnya dengan faktor
internal, dimana faktor ini bersifat
dinamis yang berpengaruh pada kejiwaan dan tingkah laku. Ketika
individu berinteraksi dengan lingkungannya, maka disitu dimulai perubahan
tingkah laku sebagai dampak dari
interaksi tersebut. Perubahan tingkah
laku yang dimaksud tidak hanya perubahan yang berupa pengembangan tingkah laku
yang lama melainkan perubahan tingkah
laku baru.
Sebagai contoh dari faktor-faktor yang
mempengaruhi kepribadian diatas maka dihasilkan adanya interaksi antara bagian
kepribadian yang disebut sebagai specific
response dan habitual response.
Dimana yang disebut sebagai specific response
yaitu prilaku atau pikiran individual
yang bisa mencirikan sebuah pribadi atau tidak, misalnya seorang siswa yang menyelesaikan tugas membaca. Sedangkan habitual response yaitu dapat dimaknai
sebagai respon yang berlangsung dibawah kondisi yang sama, misalnya jika
seorang siswa sering kali berusaha hingga ia sampai selesai mengerjakan
tugasnya. Habitual response ini
bersifat statis dan dinamis.[5]
KESIMPULAN
Kepribadian merupakan bagian dari setiap individu yang
mencerminkan atau mewakili pribadi masing-masing, bukan hanya sekedar membedakan
dirinya dengan orang lain saja. Setiap orang berhak memilih hal-hal yang
menurutnya baik bagi dirinya sendiri, dan ketika terjadinya kesalahan pada
tingkah laku mereka, maka hanya mereka yang merasakannya, kemudian mereka
sendiri yang mengoreksi atas kesalahan yang telah dilakukan tersebut.
Hal-hal yang dialami setiap
individu didalam menjalani kesehariannya, menjadi pengalaman pribadi bagi
individu itu sendiri. Dan tidak jarang ada kesamaan pengalaman yang dialami
bagi setiap individu. Dengan demikian maka berbeda pula hasil dari pengalaman
tersebut, yang secara tidak sadar menjadikan ciri khas yang menonjol pada diri
individu tersebut.
Seperti yang kita tahu bahwa
faktor pembentuk kepribadian itu berasal dari biologis orang tua, dimana pastinya
secara biologis maka besar kemungkinan bahwa kepribadian seseorang akan
mengikut dari orangtuanya. Tapi tidak menutup kemungkinan pula bahwa faktor
terbesar dalam penentu terbentuknya kepribadian pada setiap individu ialah
berasal dari lingkungan, karena individu tersebut menjalani kehidupannya dengan
berbagai latar belakang lingkungan, seperti norma dalam keluarga, teman
sepermainan, dan kelompok masyarakat.
[1]
Muhimmatul, Hasanah. “Dinamika
Kepribadian Menurut Psikologi Islami”.
Jurnal Umul Qura. Vol. XI No.1, 2015, hal.112
[2]
Agus, Silahudin. “Perbandingan
Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam”. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah
Keislaman. Vol. 17 No. 2, 2019, hal. 250
[3]
Alwisol. Psikologi
Kepribadian. (Malang. UMM Press. 2014), hlm. 2
[4]
Muhammad Afifudin Alfarisi, “Konsep
Kepribadian (Studi Perbandingan Ibrahim Elfiky Dan Mario Teguh)”. Tugas Akhir Fakultas Ushuluddin Dan Humaniora, Universitas
Islam Negeri Walisongo, 2015, hlm. 2
[5]
Wikipedia Bahasa Indonesia. Ensiklopedia Bebas. 10 November 2020. Web. 24 November 2020.
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi, M. A. (2015) Konsep Kepribadian, (Studi
Perbandingan Ibrahim Elfiky dan Mario
Teguh ). Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang
Alwisol (2014) Psikologi
Kepribadian. Edisi Revisi, UMM Press.
Malang
Hasanah, M. (2015)
‘Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami’, Jurnal Ummul Qura, (Vol VI, No 2, September)
Silahudin, A. (2019)
‘Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam’, Al- Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman, (Vol 17, No 2, September)
Wikipedia. “Indonesia.” https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian. Di akses pada tanggal 24 November 2020
No comments:
Post a Comment