Tuesday, 24 November 2020

KEPRIBADIAN

ALVIANI ZULFIKA SIALLAGAN


        A.    Pengertian Kepribadian

Secara etimologi, kepribadian berasal dari bahasa inggris yakni personality. Kata personality  sendiri berasal dari bahasa latin yakni dari kata person yang berarti kedok atau topeng dan personare yang berarti menembus. Jadi, pengertian personality adalah tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang pada lingkungan sosial.

     Berikut beberapa defenisi tentang kepribadian yang dikemukakan oleh para pakar;

1.      Menurut Hilgard & Marquis, kepribadian adalah nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan menampilkan diri secara mengesankan.

2.      Menurut Stern, kepribadian adalah kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik, kemampuannya bertahan, membuka, serta memperoleh pengalaman.

3.      Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik seseorang dalam menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya.

4.      Menurut Guiford, kepribadian adalah pola trait-trait yang unik pada diri seseorang.

5.      Menurut Pervin, kepribadian adalah seluruh karakteristik seseorang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam merespon suatu situasi.

6.      Menurut Maddy atau Burt, kepribadian adalah seperangkat karakteristik dan kecenderungan yang stabil, yang menentukan keumuman dan perbedaan tingkah laku psikologik dalam waktu yang panjang dan tidak dapat dipahami secara sederhana sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan biologik saat itu (Hasanah, 2015).[1]


Dari defenisi-defenisi para ahli tersebut, kepribadian merupakan hal-hal khusus yang ada pada diri setiap individu yang secara sesungguhnya menjadikan individu tersebut berbeda dengan yang lain. Dalam membentuk kepribadian, sebenarnya manusia dapat mengontrol dirinya sendiri, baik dari faktor internal maupun eksternal.


Pandangan ilmuan psikologi barat tentang kepribadian manusia tersebut dibangun dari berbagai pengetahuan melalui pengamatan dan penggalian secara lahiriyah semata, yaitu dengan cara pengkajian yang berulang-ulang terhadap sejumlah orang yang berbeda-beda dalam kondisi dan situasi yang berbeda-beda pula. Sehingga mereka mendapatkan kesimpulan bahwa kepribadian manusia dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman hidupnya. Kemudian hasil dari pengamatan itu disimpulkan untuk dijadikan sebuah teori tentang kepribadian, dimana isinya dapat mewakili seluruh umat manusia (Silahudin, 2019).[2]

 

        B.     Teori-Teori Kepribadian

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self atau memahami manusia seutuhnya. Para ahli kepribadian memiliki berbagai paradigma tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi pola pikirnya kepribadian individu (Alwisol, 2014).[3] Ketika seseorang telah memahami secara komprehensif tentang konsep kepribadian, kemudian menjadikannya sebagai landasan dalam bertindak, maka akan terwujudlah kepribadian sesuai keinginan. Dengan adanya landasan tersebut maka akan dibangun seluruh pemikirannya serta terbentuknya pemahaman dalam memberikan solusi atas perbuatan-perbuatan manusia.

Teori kepribadian terdiri dari sekumpulan asumsi tentang tingkah laku manusia untuk menghubungkan antara beberapa asumsi dengan beberapa defenisi agar menjadi jelas sesuai peristiwa yang telah diamati. Seperti halnya teori ilmiah, teori kepribadian juga memiliki fungsi deskriptif dan prediktif. Fungsi deskriptif merupakan teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis. Sedangkan fungsi  prediktif merupakan teori kepribadian yang bukan hanya menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, melainkan harus bisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari. Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam setiap fungsi.

        C.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

Secara umum, kepribadian tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi ini dapat diibaratkan sebagai faktor pembawaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Berikut 2 faktor yang mempengaruhi kepribadian;

a.       Faktor internal (alam bawah sadar) yaitu faktor yang berasal dari dalam diri setiap individu yang secara konstan berpengaruh pada kejiwaan dan tingkah laku, aspek kepribadian merupakan manifestasi dari alam bawah sadar manusia dalam memandang manusia lainnya. Sifat dinamis dari kepribadian individu menyebabkan kecenderungan munculnya pola perilaku kebiasaan pada individu tersebut. Dengan demikian, setiap individu dapat dengan mudah menemukan realitas diri sesungguhnya. Setelah menemukan kepribadian masing-masing, kemudian memahami dan memperbaikinya dalam keberlangsungan hidup (Alfarisi, 2015).[4]

     Kepribadian setiap individu tidak sepenuhnya berasal dari dalam dirinya saja, melainkan adanya faktor biologis dan psikologis yang diturunkan dari orangtua. Dengan demikian dapat diliat bahwa kepribadian seseorang mendominasi dari gen ayah atau ibu.

b.      Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri atau dari lingkungan sekitar individu tersebut. Sama halnya dengan faktor internal, dimana faktor ini bersifat  dinamis yang  berpengaruh  pada kejiwaan dan tingkah laku.   Ketika  individu berinteraksi dengan lingkungannya, maka disitu dimulai  perubahan  tingkah laku sebagai  dampak dari interaksi tersebut.  Perubahan tingkah laku yang dimaksud tidak hanya perubahan yang berupa pengembangan tingkah laku yang lama melainkan   perubahan tingkah laku baru.

     Sebagai contoh dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian diatas maka dihasilkan adanya interaksi antara bagian kepribadian yang disebut sebagai specific response dan habitual response. Dimana yang disebut sebagai specific response yaitu prilaku atau pikiran individual  yang bisa mencirikan sebuah pribadi atau tidak, misalnya seorang siswa yang  menyelesaikan tugas membaca. Sedangkan habitual response yaitu dapat dimaknai sebagai respon yang berlangsung dibawah kondisi yang sama, misalnya jika seorang siswa sering kali berusaha hingga ia sampai selesai mengerjakan tugasnya. Habitual response ini bersifat statis dan dinamis.[5]

 

KESIMPULAN

      Kepribadian merupakan bagian dari setiap individu yang mencerminkan atau mewakili pribadi masing-masing, bukan hanya sekedar membedakan dirinya dengan orang lain saja. Setiap orang berhak memilih hal-hal yang menurutnya baik bagi dirinya sendiri, dan ketika terjadinya kesalahan pada tingkah laku mereka, maka hanya mereka yang merasakannya, kemudian mereka sendiri yang mengoreksi atas kesalahan yang telah dilakukan tersebut.

      Hal-hal yang dialami setiap individu didalam menjalani kesehariannya, menjadi pengalaman pribadi bagi individu itu sendiri. Dan tidak jarang ada kesamaan pengalaman yang dialami bagi setiap individu. Dengan demikian maka berbeda pula hasil dari pengalaman tersebut, yang secara tidak sadar menjadikan ciri khas yang menonjol pada diri individu tersebut.

      Seperti yang kita tahu bahwa faktor pembentuk kepribadian itu berasal dari biologis orang tua, dimana pastinya secara biologis maka besar kemungkinan bahwa kepribadian seseorang akan mengikut dari orangtuanya. Tapi tidak menutup kemungkinan pula bahwa faktor terbesar dalam penentu terbentuknya kepribadian pada setiap individu ialah berasal dari lingkungan, karena individu tersebut menjalani kehidupannya dengan berbagai latar belakang lingkungan, seperti norma dalam keluarga, teman sepermainan, dan kelompok masyarakat.

 



[1] Muhimmatul, Hasanah. “Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami. Jurnal Umul Qura. Vol. XI No.1, 2015, hal.112

[2] Agus, Silahudin. “Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam”. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman. Vol. 17 No. 2, 2019, hal. 250

[3] Alwisol. Psikologi Kepribadian. (Malang. UMM Press. 2014), hlm. 2

[4] Muhammad Afifudin Alfarisi, “Konsep Kepribadian (Studi Perbandingan Ibrahim Elfiky Dan Mario Teguh)”. Tugas Akhir Fakultas Ushuluddin Dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015, hlm. 2

[5] Wikipedia Bahasa Indonesia. Ensiklopedia Bebas. 10 November 2020. Web. 24 November 2020.

  

DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi, M. A. (2015) Konsep Kepribadian, (Studi Perbandingan Ibrahim Elfiky dan         Mario Teguh ). Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang

Alwisol (2014) Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi, UMM Press. Malang

Hasanah, M. (2015) ‘Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami’, Jurnal Ummul      Qura, (Vol VI, No 2, September)

Silahudin, A. (2019) ‘Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam’, Al-   Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman, (Vol 17, No 2, September)

Wikipedia. “Indonesia.” https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian. Di akses pada tanggal 24 November 2020

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...