Showing posts with label BUDAYA MELAYU. Show all posts
Showing posts with label BUDAYA MELAYU. Show all posts

Thursday, 31 December 2020

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri


Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga mempunyai sumberdaya alam yang dapat digunakan untuk memenuhi keinginan tersebut. Dengan sumber daya alam inilah Indonesia mempunyai banyak warisan leluhur, baik warisan budaya maupun warisan kulinernya yang beraneka ragam. Provinsi yang di kenal sebagai Negeri Melayu ini menyimpan banyak keunikan, salah satunya adalah minuman-minuman khas daerah. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, Riau mampu menciptakan beberapa minuman khas yang menjadi ikon untuk provinsi ini. Kuliner daerah dapat dinikmati hingga saat ini karena adanya warisan kebudayaan yang turun-temurun dari nenek moyang kemudian dilestarikan oleh masyarakat Indonesia.

Pada Provinsi Riau, terdapat beberapa minuman khas daerah yang sangat menarik untuk diketahui, seperti es Laksamana Mengamuk dan es Air Mata Pengantin. Kedua minuman khas daerah ini adalah minuman khas yang paling terkenal di bumi melayu Riau.

Minuman khas daerah biasanya memiliki sejarah terbentuknya minuman tersebut. Oleh karena itu, berikut pembahasan mengenai sejarah terbentuknya es Laksamana Mengamuk dan es Air Mata Pengantin.

PERMAINAN LOMPAT TALI MERDEKA

Alfrida Mei Derlina

   

A.    Permainan Lompat Tali Merdeka

 

1.      Asal Usul

                        Permainan Lompat Tali  Merdeka  merupakan salah satu permainan tradisional budaya Melayu Riau. Masyarakat di Provinsi Riau mengenalnya dengan sebutan permainan Tali Merdeka. Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena bisa ditemui hampir diseluruh daerah di Indonesia namun dengan nama permainan yang berbeda-beda. Umumnya permainan ini dimainkan oleh kaum perempuan terkadang  juga dimainkan oleh kaum laki-laki. Permainan ini merupakan permainan melompati tali karet yang tersimpul atau karet gelang yang dikepang hingga panjang. Penamaan permainan ini berasal dari gerakan tangan yang diacungkan tinggi dan hal ini mirip dengan yang dilakukan oleh pejuang bangsa Indonesia saat mengucapkan kata “Merdeka” sambil mengacungkan tangan yang menyerupai kepalan  kemerdekaan yang dijadikan nama dari permainan ini serta banyak orang menduga bahwa kata itu berasal dari masa penjajahan Belanda dahulu.[1]

2.      Pemain. 

Senjata Tradisional

Desi Andrianti


Di Indonesia, ada banyak sekali senjata tradisional. Hampir disetiap kota atau provinsi memiliki senjata tradisional yang berbeda-beda. Keanekaragaman senjata tradisional ini menjadi ciri khas dari setiap daerah di Indonesia dan juga menjadi kekayaan adat serta budaya dari setiap daerah tersebut.

          Riau merupakan salah satu provinsi dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Riau terletak di Pulau Sumatra. Riau termasuk wilayah kepulauan yang kaya akan sumber daya alam dan juga kebudayaan. Orang Melayu menganggap segala sesuatu yang berada di dekatnya sebagai marwah yang telah terpahat dalam diri.[1]

          Segala kekayaan yang ada haruslah terus kita lestarikan agar dapat terus dimanfaatkan. Tantangan untuk mengembangkan kebudayaan adalah menemukan  jalan agar nalar awam manusia mulai membuka matanya.[2] Salah satu kebudayaan Riau adalah senjata tradisional Riau.

Wednesday, 30 December 2020

BATIK MELAYU RIAU

Bella Oktavia Aritonang


Indonesia dikenal dengan julukan heaven earth. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Mulai dari sumber daya emas, sumber daya batu bara, sumber daya gas alam, sumber daya minyak bumi, sumber daya nikel, sumber daya bauksit, sumber daya bijih besi, sumber daya tembaga, dan lain sebagainya. Begitupula dengan kebudayaan. Salah satu bentuk kebudayaan Indonesia yaitu batik. Indonesia dengan keberagamannya telah memperkaya motif dan jenis batik dari tiap daerah masing-masing.

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusian untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpiesces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak Oktober 2002. [1]

Hal ini menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Hasil keputusan dai UNESCO ini juga sebagai bukti bahwa budaya kita, batik yang bersal dari Indonesia sudah diakui secara internasional. Batik Indonesia dinilai memiliki cerita dan banyak simbol yang berkaitan erat dengan kebudayaan lokal, status sosial, alam dan sejarah. Batik juga bisa menjadi identitas dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang telah ada sejak zaman terdahulu sampai sekarang.

Wednesday, 23 December 2020

TARI RENTAK BULIAN

Diny Olivia


Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang kaya akan berbagai macam kebudayaan. Hal ini dikarenakan banyaknya suku asli dan pendatang yang ada diwilayah Riau. Suku-suku yang ada di Riau seperti, Suku Akit, Suku Sakai, Suku Bonai, Suku Talang Mamak, Jawa, Batak, Melayu, Minang dan lain sebagainya. Karena banyaknya suku di Riau, beragam pula kebudayaan yang ada. Salah satu daerah di Riau yang akan dibahas adalah Kabupaten Indragiri Hulu.

Kabupaten Indragiri Hulu terkenal dengan berbagai macam kesenian dan kebudayaan. Salah satu kesenian yang ada, yaitu Tari Rentak Bulian. Tari Rentak Bulian mempunyai suatu ikatan dengan salah satu suku yang ada di Riau, yaitu Suku Talang Mamak. Suku Talang Mamak merupakan suku dengan kebudayaan yang primitif dan sebagian masyarakatnya masih mendiami daerah pedalaman. Kebudayaan primitif yaitu kebudayaan yang masyarakatnya masih bergantung pada alam dan tidak mengenal dunia luar. Ini terlihat dari banyaknya ungkapan adat seperti adat berladang, adat berburu, mendirikan rumah dan bangunan serta adat pengobatan. Oleh sebab itu Suku Talang Mamak ini merupakan salah satu dari sekian banyak suku yang terasing yang tersebar di kelompok Proto Melayu. Dalam kehidupan masyarakatnya, Suku Talang Mamak mempunyai jenis upacara adat istiadat. Salah satunya adalah Tari Rentak bulian, tari ini terus berkembang dan terus dilestarikan di Kabupaten Indragiri Hulu.1

Tuesday, 22 December 2020

Permainan Tradisional Melayu Riau

Juliyeni Frizcha Pratiwi


Apa permainan tradisional daerah Riau? Gasing merupakan salah satu permainan tradisional daerah Riau. Jika kalian adalah orang Riau apalagi orang Melayu pasti sudah tahu, atau pernah memainkannya, atau malah membuatnya. Tidak jelas kapan pertama kalinya orang-orang memainkan gasing. Memang permainan tradisional di daerah Riau tidak hanya gasing, namun nyatanya gasinglah yang paling populer.[1]

Berikut berbagai macam permainan tradisional di daerah Riau dan cara memainkannya :

  1. Permainan Guli

Guli atau kelereng termasuk permainan rakyat yang digemari oleh anak anak untuk mengisi waktu senggang pada pagi atau sore hari, biasanya di tempat tempat teduh. Pada zaman dulu, guli dibuat dari potongan-potongan kayu yang dibulatkan dengan ukuran sebesar telur ayam, atau dari kulit kima, yakni sejenis karang besar yang terdapat di dasar laut atau di tebing-tebing karang. Dengan perubahan zaman, terutama setelah Perang Dunia Pertama, guli kemudian dibuat dari bahan kapur yang diaduk dengan semen, ukurannya sebesar ibu jari kaki. Akhir-akhir ini, guli dibuat dari bahan kaca dengan ukuran yang beragam, dari ukuran jari kelingking hingga ibuk jari kaki. [2]

Thursday, 17 December 2020

PERMAINAN GALAH

Nikmatul Azmi


Riau memiliki berbagai macam corak, ragam dan hasil budaya yang lahir dari cipta, rasa, dan kearifan masyarakatnya. Salah satu dari hasil cipta, rasa, karya, dan kearifan masyarakat itu adalah permainan rakyat. Permainan rakyat Melayu Riau merupakan kreasi masyarakat setempat, yang pada umumnya dimainkan oleh anak-anak.[1]

Salah satu contoh permainan rakyat melayu Riau adalah permainan galah. Permainan galah ini lebih dikenal di Kepulauan Natuna. Di daerah Riau permainan galah ini biasa disebut dengan main cak bur. Di daerah Jawa Tengah permainan galah dikenal dengan nama gobag sodor. Kata gobag artinya bergerak dengan bebas, sedangkan sodor artinya tombak. Dan di Jawa Barat dikenal dengan nama galah asin atau galasin.

Main galah adalah suatu permainan hiburan untuk mengisi waktu senggang. Dan dimainkan pada waktu

Wednesday, 16 December 2020

TRADISI MENYAMBUT BULAN PUASA

Shofa Tasya Auliyah


Provinsi Riau merupakan salah satu Provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Seperti halnya masyarakat Provinsi Riau yang didominasi oleh suku melayu. Oleh karena itu, tradisi yang ada di Provinsi Riau tidak terlepas dari  pengaruh nilai-nilai budaya melayu yang dimiliki oleh masyarakat. Menurut Soerjanto Poespowardoyo (1989:218-219) kebudayaan ialah keseluruhan proses dan hasil perkembangan yang disalurkan dari generasi ke generasi untuk kehidupan manusiawi yang lebih baik[1]. Maka dari itu, kebudayaan yang ada di Riau hingga saat ini merupakan warisan dari generasi pendahulu yang masih bisa dilestarikan.

Di Provinsi Riau, terdapat berbagai tradisi budaya Melayu dan peninggalan sejarah dapat kita ketahui, seperti peninggalan candi, artefak dan peninggalan sejarah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa peninggalan sejarah dan kebudayaan kuno sangat banyak di wilayah Provinsi Riau. Berbagai

Tuesday, 15 December 2020

Tari Inai

Fadhil Ibrahim


Menentukan sejarah atau  persebaran taritradisonal adalah hal yang sulit dalam wilayah nusantara yang begitu luas. Masyarakat terdiri dari banyak sekali kelompok budaya suku yang menjadikan Indonesia sangat heterogen. Pengelompokan budaya atau suku adalah cara paling tepat untuk mengikuti persebaran seni tari tradisional.[1]

Kebudayaan lahir dari persamaan identitas yang dimiliki sekelompok orang dalam satu wilayah. Persamaan secara geografis, Interaksi dan kedekatan emosional masyarakat memberikan efek yang sangat signifiikan terhadap perkembangan kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan tersebut melekat dengan kehidupat masyarakat sehari-hari dan membentuk suatu kebiasaan. Berjalannya waktu membawa budaya tersebut semakin berkembang secara dinamis, kemudian mengikuti persebaran.

Dalam kebudayaan Melayu, tari merupakan salah satu bidang seni yang sangat menonjol. Seni tari lahir

Sunday, 13 December 2020

Tradisi Meminang

Suci Cantika


Meminang berasal dari kata pinang atau meminang yang secara etimologi adalah sama dengan melamar. Tradisi meminang atau peminangan merupakan pendahuluan dari sebuah perkawinan, sebuah tindakan yang telah di syariatkan oleh Allah SWT sebelum adanya ikatan suami istri , dengan tujuan agar pada waktu memasuki perkawinan didasarkan pada penelitian dan pengetahun serta kesadaran masing-masing. Alasan dasar tradisi meminang di setiap daerah tidaklah sama, akan tetapi alasan lazimnya yaitu :

  1. Karena ingin menjamin perkawinan yang dikehendaki dapat dilangsungkan dalam waktu dekat.
  2. Untuk membatasi pergaulan antara kedua belah pihak yang telah diikat oleh janji dalam peminangan
  3. Memberi kesempatn kepada kedua belah pihak untuk lebih saling mengenal, sehingga mereka kelak sebagai suami istri dapat diharapakan menjadi suatu pasangan yang harmonis.[1]

Tradisi meminang adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak laki-laki dengan cara mengirimkan utusan dua atau tiga orang atau boleh lebih. Utusan ini terdiri dari laki-laki dan perempuan,yang ditunjuk oleh pihak laki-laki ia adalah orang pilihan yang bijak, alim, serta amanah dalam menyampaikan hajat dari pihak laki-laki untuk mempersunting gadis yang diinginkan dengan cara tertentu. Tujuan yang terkandung dalam kegiatan ini membuat perjanjian antara pihak laki-laki dan perempuan. Perjanjian antara kedua belah pihak dibuat secara lisan.perjanjian yang disepakati sekaligus sebagai patokan waktu bagi pihak laki-laki dan perempuan untuk memberi kabar sanak famili. Demikian juga untuk mengetahui anak gadisnya sudah dipinang orang.

Ada beberapa syarat untuk perempuan yang dipinang, yaitu sebagai berikut :

  1. Wanita yang dipinang bukan istri orang.
  2. Wanita yang dipinang tidak dalam keadaan dipinang oleh laki-laki lain.
  3. Wanita yang dipinang tidak dalam masa iddah raj’i, karena masih ada hak bekas suaminya untuk merujukinya.

Tradisi meminang biasanya dilakukan setelah sholat isya dikarenakan waktunya agak panjang. Setelah semuanya sudah dipersiapkan maka berangkatlah utusan pihak laki-laki menuju rumah si anak dara untuk meminang tetapi kedua orang tua laki laki tidak menyertai utusan ini. Dikarenakan kepercayaan telah diberikan sepenuhnya kepada pihak yang mewakili keluarga. Hal lain yang menyebabkan kedua orang tua pihak laki-laki tidak ikut meminang adalah untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kekuatiran pinangan ditolak.itulah sebabnya kedua orang tua pihak laki-laki tidak ikut serta.

Saat menanti kehadiran pihak laki-laki,pihak perempuan pula mempersiapkan segala sesuatunya. Rumah ditata rapi supaya kelihatan molek dan berseri. Kemudian rumah pihak perempuan pintunya dibuka. Hal ini pertanda kehadiran dari pihak laki-laki dinantikan dengan senang hati. Sementara itu, dari pihak perempuan pun telah mewakilkan kepada orang tua yang dipercayai menjadi wakil tuan rumah. Dalam acara peminangan ini, kedua orang tua pihak perempuan biasanya tidak tampil di hadapan wakil pihak laki-laki.

Upacara meminang membutuhkan beberapa peralatan atau kelengkapan meminang. Peralatan utama dalam upacara meminang adalah sirih beserta perlengkapan-perlengkapan lainnya. Menurut ketentuan adat, tepak sirih tersebut terdiri dari tiga jenis yaitu : tepak, perisik, tepak sirih, peminang, dan tepak sirih pengikat janji. Isi tepak sirih adalah sirih,gambir, kapur, tembakau,pinang dikupas dengan ukirannya serta kacip berkepala naga. Tepak ditutup dengan kain beludru hijau bertata sulam kelingkan bunga cina bertabur bunga cengkeh, pertanda hati ikhlas menanti dan mengharapkan perundingan berjalan lancar.

Tepak sirih lengkap dengan isinya, kemudian buah-buahan dan kue-mue. Setelah semua pihak datang berkumpul maka upacara peminangan itupun dimulai dengan elu-eluan dari pihak keluarga laki-laki sambil menyerahkan tepak sirih lengkap dengan isinya yaitu sesusun daun sirih yang diatur telungkup, kapur,gambir, dan pinang sebagai tanda permulaan pertemuan. Sirih yang dibawa disuguhkan pada tertua dan pihak yang mewakili pihak perempuan. Sedangkan bawaan berupa buah-buahan dan kue-mue dipersembahkan kepada pihak perempuan. Pemberian dilakukan sebagai tanda terjalinnya hubungan persaudaraan di kedua belah pihak.[2]

Pada saat upacara meminang, penyampain niat dan maksud kedatangan pihak laki-laki disampaikan dengan mengucap pantun, demikian juga dengan pihak perempuan atau tuan rumah juga menjawab dengan pantun sehingga terjadi balas-balasan pantun.

Sebelum acara diakhiri, wakil orang tua pihak laki-laki menunjukan maksud mendesak , bertanya kepada pihak keluarga perempuan, pakah acara selanjutnya menjelang hari pernikahan dikehendaki dalam waktu yang cepat atau waktu yang lama. Biasanya jawaban dari pihak keluarga perempuan tidaklah spontan, tetapi secara diplomasi,dijelaskan akan mufakat anatar keluarga terlebih dahulu. Kemudian jawabannya akan diberitahukannya. Biasanya sebagai orang tua kandung dalam acara meminang ini tidak berperan aktif, mereka menunjuk salah satu keluarganya yang berpengaruh sebagai wakilnya.[3]

Suasana Meminang di Melayu

Dalam kebudayaan melayu, biasanya masing-masing pihak menyediakan seorang ahli dalam bersilat lidah dalam konteks merisik. Bersilat lidah kadang-kadang memerlukan masa yang berjam-jam lamanya. Ada pula pihak laki-laki terpaksa kembali untuk lain kali (diulangi kembali) karena tidak bisa menyampaikan kehendak secara teratur. Apabila hal ini terjadi sangat memalukan bagi pihak laki-laki.

Pada waktu meminang, pihak perempuan dan pihak laki-laki masing masing diapit oleh ahli-ahli bersilat lidah dan duduk berdekatan dan berhadapan. Apabila pihak laki-laki dan pihak perempuan tidak mau untuk bersilat lidah (berpantun) maka akan diserahkan kepada para ahli tersebut, pihak laki-laki dan perempuan hanya memberikan sepatah dua kata sebagai kata pembukaan. Biasanya segala sesuatu telah diketahui oleh kedua belah pihak seperti berapa emas kawinnya, kapan tanggal untuk acara pernikahannya, dan lain-lainnya. Namur agar permasalahan diselesaikan dengan kata mufakat, maka dalam peminangan inilah waktu yang tepat untuk mempastikan permasalahan tersebut.

Apabila kedua belah pihak telah bertemu dalam konteks komunikasi peminangan, maka pihak perempuan menyorongkan sebuah tepak sirih kepada pihak laki-laki sebagai penyabut tamu. Sebelum menyorongkan sirih kepada tamu pihak perempuan terlebih dahulu memberikan beberapa kalimat demi kalimat dan dua kerat pantun untuk mengekspresikan kegembiraan pihak perempuan sebagai tuan rumah, kedatangan para tamu yang bukan sembaran tamu. Pesan kalimat atau pantun yang disampaikan dengan kata-kata rendah hati. Setelah itu salah satu juru bicara yang mewakili pihak perempuan menyorongkan tepak sirih untuk dimakan dan resmilah pembukaan acara dari tuan rumah. Sedangkan pihak utusan laki-laki memakan sirih tersebut dan menyorongkan sebuah tepak pembuka kata yang telah terbuka. Di beberapa daerah di kawasan budaya melayu norma adatnya adalah gagang atau hulu sirih tersebut menuju kearah pihak perempuan,arah yang sedemikian rupa selalu diibaratkan dengan sebilah keris. Jadi gagang keris yang menghadap pihak perempuan, kalau sebaliknya dapat diartikan sebagai “menghunus” keris. Namun di beberapa tempat ada juga yang sebaliknya. Juru bicara dari pihak laki-laki kemudian berkomunikasi dengan menggunkan beberapa bait pantun.

Secara umum kebudayaan melayu pihak laki-laki harus lebih banyak menerima sindiran dan bersifat mengalah. Ini merupakan prinsip dari kalah untuk menang, biarlah mengalah asal saja maksudnya meminang tercapai. Setelah itu tepak sirih bagi pihak laki-laki tersebut di edarkan oleh pihak perempuan sambil masing-masing mengambil sirih sekapur lalu dimakan. Setelah tepak pertama selesai, dilanjutkan dengan menyorong sirih oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan, sambil berkomunikasi secara verbal (pantun). Kata-kata atau pantun merupakan cara tetamu pihak lakil-laki menyatakan maksud untuk menghormati tuan rumah (pihak perempuan). Selepas pihak laki-laki berkata atau berbicara menggunakan pantun maka pihak perempuan menjawab atau membalasnya dengan berpantun pula. Seterusnya pihak laki-laki memulai kalimat demi kalimat dengan berhati-hati dan penuh dengan makna-makna kultural, untuk mengkomunikasikan maksud mereka datang kerumah pihak perempuan. Selanjutnya juru bicara pihak perempuan pun menjawab pertanyaan maksud dari pihak laki-laki. Pihak laki-laki tampak gembira karena pihak perempuan memberikan harapan-harapan baik.

Sebenarnya tuan rumah yaitu pihak perempuan telah berjanji akan menerima. Namun dalam konteks adat tuan rumah harus bertindak seolah-olah dia bertahan dan tidak mudah untuk menerima hajat dari pihak laki-laki yang datang. Biasanya pihak perempuan memberikan beberapa pertanyaan kepada pihak laki-laki seperti :

        a.       Siapa yang hendak meminang?

        b.      Siapa yang hendak dipinang?

        c.       Apakah yang meminang itu dalam keadaan sehat?

        d.      Apakah yang meminang tersebut tidak cacat atau cedera?

Setelah mendapatkan pertanyaan itu pihak laki-laki berembuk dan bermusyawarah untuk memberi jawaban tentang segala pertanyaan dari pihak perempuan tersebut.pertanyaan seperti itu lazim dikemukakan untuk menghindarkan perselisihan yang mungkin timbul. Setealh laki-laki berembuk maka mereka pun berkomunikasi secara verbal yang ditunjukan kepada pihak perempuan.setelah menjawab maka pihak perempuan pun mulai memakan sirih risik yang tadi hanya dihadap saja, kemudia proses beriktnya sirih ini di sorongkan ke ruang dalan untuk dimakan oleh wanita-wanita yang ada disana.

Acara selanjutnya yaitu menyorongkan tepak janji sekaligus meminang, pada saat menyorongkan tepak janji ini tidak sesulit acara sebelumnya. Ini dilakukan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan sambil berkomunikasi secara verbal. Sesudah itu pihak perempuan akan menjawab apa yang ditanyakan oleh pihak laki-laki tadi. Pihak perempuan menerima sirih pinangan dari pihak laki-laki lalu dimakan dan dibagikan oleh kaum wanita yang ada didalam ruangan dalam. Dengan demikian selesai acara peminangan ini, dan kemudia dilanjutkan dengan acara menyorong tanda (bertunangan). [4]


KESIMPULAN

Tradisi meminang adalah kegiatan yang dilakukan pihak laki-laki dengan cara mengirimkan utusan dua atau tiga orang atau boleh. Uttusan ini terdiri dari laki-laki dan perempuan yang ditunjuk oleh pihak laki-laki ia adalah orang yang bijak,alim,serta amanah dalam menyapaikan hajat dari pihak laki-laki untuk mempersunting gadis yang diinginkan. Perjanjian dalam meminang ini di buat secara lisan oleh kedua belah pihak yang disepakati sekaligus sebagai patokan waktu bagi pihak laki-laki dan perempuan memberi kabar sanak family.

Tradisi meminang dilakukan setelah sholat isya dikarenakan waktunya agak panjang. Biasanya pihak perempuan menyiapkan segala sesuatunya mulai dari menata rumah supaya molek dan berseri.kemudian pintu rumah perempuan dibuka untuk pertanda kehadiran pihak laki-laki diterima dengan senang hati.

Upacara peminangan membutuhkan beberapa peraltan atau kelengkapan meminang. Peralatan utama dalam acara meminang ini adalah sirih beserta kelengkapan lainnya. Tepak sirih terbagi tiga yaitu: tepak perisik , tepak sirih peminang, dn tepak sirih pengikat janji . isi tepak sirih adalh sirih, gambir, kapur,tembakau, pinang dikupas dengan ukirannya serta lancip berkepala naga. Tepak ditutup menggunakan kain beludru hijau bertata sulam kelingkan bunga cina bertabur bunga cengkeh petanda hati ikhlas menanti dan mengharapkan peminangan berjalan lancar.



[1] Amalia. Tradisi Ghabay dalam Peminangan Perspektif al mashlahah.Jom syariah - UIN Malang - Oktober 2020 Hal. 29

[2] Melayu, R. L. 2018. adat dan adab melayu Riau. diakses november, 2020, dari https://lamriau.id/budaya-melayu-riau-bab-4/

[3] Assomady.  tradisi pinang sirih dalam adat peminangan melayu jambi. Jom hukum- UIN Jakarta- Juli 2019

[4] Muhammad Takari, Z. F. (2014, Oktober). Diakses November 25, 2020, dari Adat Perkawinan Melayu: https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/publication/318711339_ADAT_PERKAWINAN_MELAYU_GAGASAN_TERAPAN_FUNGSI_DAN_KEARIFANNYA/links/59792f2145851570a1bb6a4b/ADAT-PERKAWINAN-MELAYU-GAGASAN-TERAPAN-FUNGSI-DAN-KEARIFANNYA.pdf

  

DAFTAR PUSTAKA

Amalia. Tradisi Ghabay dalam Peminangan Perspektif al mashlahah.Jom syariah - UIN Malang - Oktober 2020 Hal. 29

Assomady.  tradisi pinang sirih dalam adat peminangan melayu jambi. Jom hukum- UIN Jakarta- Juli 2019

Melayu, R. L. 2018. adat dan adab melayu Riau. diakses november, 2020, dari https://lamriau.id/budaya-melayu-riau-bab-4/

Muhammad Takari, Z. F. (2014, Oktober). Diakses November 25, 2020, dari Adat Perkawinan Melayu: https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/publication/318711339_ADAT_PERKAWINAN_MELAYU_GAGASAN_TERAPAN_FUNGSI_DAN_KEARIFANNYA/links/59792f2145851570a1bb6a4b/ADAT-PERKAWINAN-MELAYU-GAGASAN-TERAPAN-FUNGSI-DAN-KEARIFANNYA.pdf

  

Permainan Kaki Anggau

Santa Brigita Erawati Silaban


Permainan kaki anggau merupakan permainan tradisional yang ada dan tersebar di seluruh Indonesia namun memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah. Umumnya, kita menyebutnya dengan engrang atau egrang. Orang Minangkabau menyebutnya tengkak-tengkak, orang Jawa Tengah menyebutnya jangkungan, dan dalam Bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau. Permainan ini mulai dimainkan sejak dulu di berbagai tempat pedesaan dan perkotaan oleh anak laki-laki yang berusia 7-13 tahun, tetapi seiring berjalannya waktu, anggau juga dimainkan oleh perempuan. Permainan anggau ini dimainkan dengan menggunakan dua batang bambu atau kayu yang digunakan sebagai pengganti kaki tetapi masyarakat lebih sering menggunakan bambu. Jenis bambu yang biasa dipakai adalah bambu apus atau wulung dibanding bambu petung yang ukurannya besar dan mudah patah.

Umumnya, panjang masing-masing bambu yang digunakan sekitar dua setengah meter, tergantung panjang kaki pemain. Bambu yang digunakan pun harus sama panjang. Untuk membuatnya, lubangi bambu tersebut di bagian bawah atau kurang lebih 30 cm dari permukaan tanah. Selanjutnya, potong dua buah bambu lain berukuran 30 cm dan dimasukkan ke dalam lubang yang tadi. Bambu yang kecil berguna sebagai pijakan kaki. Adapun bambu yang panjang sebagai tempat berpegangan.

Permainan ini bisa dimainkan di tanah, di lapangan, di pinggir pantai, atau di jalanan Luas arena permainannya kurang lebih tujuh sampai lima belas meter dan lebar empat sampai lima meter. Anggau biasa dimainkan di atas tanah untuk menjaga keamanan pemain anggau agar tidak terluka saat terjatuh karena permainan anggau membutuhkan bidang datar dan kokoh agar memudahkan berjalan di anggau. Selain untuk bersenang-senang, permainan anggau juga biasa dijadikan kompetisi baik di lingkungan pedesaan, perkotaan maupun lingkungan sekolah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tantangan yang akan dihadapi dalam permainan kaki anggau adalah menjaga keseimbangan tubuh saat berdiri. Langkah pertama yang kita lakukan saat menggunakan kaki anggau adalah menaikkan kaki ke pijakan pada anggau sambil berpegangan pada gagang anggau. Setelah itu kita berjalan menggunakan anggau. Saat pertama kali bermain anggau, sebaiknya kita mulai secara perlahan dan langkah demi langkah untuk menghindari cedera saat bermain. Kemudian bersikaplah tenang agar tubuh bisa berdiri tegak dan anggau tidak goyang.

Kompetisi yang dilakukan adalah berlomba lari menggunakan anggau dan perlombaan menjatuhkan lawan dengan saling memukul anggau lawan. Perlombaan ini biasa dilakukan oleh 2-5 orang, baik secara individu maupun berkelompok. Untuk kompetisi lomba lari dengan anggau, dibutuhkan 2-5 pemain dalam satu ronde. Para pemain berdiri di kaki anggau di garis start. Perlombaan ini membutuhkan seorang wasit untuk memberi aba-aba perlombaan dimulai ataupun selesai. Aba-aba lomba lari di garis start permainan anggau berbeda dengan lomba lari biasanya. Pemain tidak perlu menggunakan start jongkok maupun start berdiri. Wasit hanya perlu menghitung satu sampai tiga, setelah itu para pemain berlari. Jika tidak ada wasit, pemberian aba-aba bisa dilakukan oleh penonton maupun pemain lain yang sedang tidak berlomba. Aturan perlombaan anggau cukup sederhana. Siapa yang sampai di garis finish, dialah pemenangnya.

Sementara, untuk perlombaan saling menjatuhkan lawan, dibutuhkan paling sedikit 2 orang. Aturan bermainnya cukup mudah. Kedua peserta hanya perlu berdiri di atas kaki anggau secara berhadapan sambil menunggu aba-aba. Saat perlombaan dimulai, kedua pemain boleh saling mengadu bambu atau kayu anggau hingga lawan terjatuh. Siapa yang bisa tetap berdiri di akhir permainan, maka dialah pemenangnya. Sedangkan pemain yang terjatuh maka akan dianggap gugur atau kalah.

Selain untuk melatih kita menjaga keseimbangan tubuh, permainan kaki anggau juga dapat melatih fokus dan konsentrasi. Saat berdiri di anggau, kita harus tetap fokus untuk menjaga keseimbangan tubuh. Melatih fokus dan konsentrasi sangat penting bagi pelajar agar tidak mudah terpengaruh sekitar saat sedang belajar sehingga mudah menangkap dan mengerti ilmu yang diberikan guru. Permainan kaki anggau dilakukan diluar rumah dan membutuhkan tenaga dapat dijadikan sebagai olahraga sehingga badan lebih sehat dan bugar. Bermain anggau bersama teman-teman juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menghindari stress karena tekanan saat belajar yang dialami anak-anak dan remaja.

Permainan kaki anggau dapat menumbuhkan sifat kompetitif bagi anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa. Sifat kompetitif sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini supaya kita mau terus berkembang dan tidak tertinggal dari orang lain. Bagi anak-anak dan remaja, sifat kompetitif sangat dibutuhkan saat belajar di sekolah untuk terus belajar dan meningkatkan prestasi supaya berguna bagi diri sendiri bahkan nusa dan bangsa. Bagi orang dewasa, sifat kompetitif dibutuhkan dalam dunia kerja. Saat mencari kerja, kita bersaing dengan ribuan bahkan jutaan pencari kerja lainnya. Bahkan saat sudah memiliki pekerjaan pun kita tetap terus bersaing untuk mendapatkan posisi yang kita inginkan.

Bermain anggau bersama teman-teman juga bermanfaat untuk melatih sosialisasi kita. Anak yang jarang keluar rumah dan bermain dengan teman sebayanya cenderung menjadi pendiam dan sulit bergaul. Manfaat bermain anggau yang lainnya adalah melatih ketangkasan dan kelincahan tubuh dan pikiran. Saat bermain anggau, kita membutuhkan tangan dan kaki yang lincah dan cepat saat anggau mulai goyang dan tubuh mulai tidak seimbang. Melatih ketangkasan pikiran dapat dilihat dari cara kita memikirkan taktik yang harus dilakukan saat mulai tertinggal lawan saat sedang berlomba lari dan taktik menjatuhkan lawan saat tubuh lawan lebih besar dari kita.

Sayangnya, di zaman sekarang permainan kaki anggau atau engrang mulai jarang dimainkan. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, yaitu, pertama karena bermain anggau cukup sulit. Menjaga keseimbangan tubuh dan menjaga konsentrasi saat berdiri di anggau bukanlah hal yang mudah karena saat kita takut dan tidak yakin, maka kaki kita akan sulit berdiri dengan kokoh. Kedua, latihan permainan kaki anggau membutuhkan waktu yang lama. Sementara, anak-anak di zaman sekarang lebih menyukai sesuatu yang dapat dilakukan dengan mudah dan singkat.

Sulitnya mendapatkan jenis bambu yang kuat dan kokoh di kota besar juga merupakan faktor penyebab anggau mulai jarang dimainkan. Faktor keempat adalah orangtua yang tidak memperkenalkan adanya permainan tradisional ini. Faktor yang terakhir adalah karena perkembangan game online yang sangat cepat dan memiliki pengaruh yang besar. Game online pun mudah dilakukan dimana saja saat kita memiliki waktu luang. Sayangnya, permainan kaki anggau di masa kini sudah berada di museum dan lembaga penelitian tentang ilmu sejarah dan budaya.

Setiap permainan tentunya memiliki nilai-nilai dan pesan yang terkandung didalamnya, termasuk permainan tradisional. Nilai tersebut bisa nilai sosial maupun nilai budaya. Nilai yang pertama adalah nilai kerja keras dan pantang menyerah. Kerja keras tampak dari perjuangan para peserta perlombaan yang berusaha untuk menang dan terus berlari hingga sampai ke garis finish. Nilai yang kedua adalah nilai keuletan. Agar bisa berdiri, berjalan, bahkan berlari menggunakan anggau dibutuhkan latihan yang giat dan rutin. Waktu latihan yang tidak sebentar dan tenaga yang dibutuhkan juga tidak sedikit, akan mendorong kita untuk terus latihan.

Nilai yang ketiga adalah nilai kreativitas dan ketelitian. Membuat anggau yang kuat, sama panjang dan nyaman digunakan juga membutuhkan kreativitas dan ketelitian. Jika panjang bambu dan letak pijakan tidak sejajar, maka sulit bagi kita untuk menyeimbangkan tubuh. Ketiga adalah nilai sportivitas. Dalam sebuah permainan pasti ada yang menang dan kalah. Cara kita menerima kekalahan saat kalah dan tetap menghargai yang kalah saat menang adalah yang terpenting. Sebaiknya kita menghindari rasa iri hati yang timbul saat mengalami kekalahan.

 

Kesimpulan

Jadi, permainan kaki anggau atau engrang merupakan permainan tradisional yang terbuat dari 2 buah bambu atau kayu yang ukurannya sama panjang dan memiliki pijakan. Untuk bisa bermain kaki anggau, dibutuhkan konsentrasi dan keseimbangan tubuh dari pemain. Permainan kaki anggau mulai jarang dimainkan adalah karena masyarakat yang menyukai melakukan kegiatan yang mudah, latihan menggunakan anggau yang tidak sebentar, sulitnya mendapat bambu dengan kualitas yang baik di kota besar, dan game online yang berkembang pesat.

Oleh sebab itu, kita harus melestarikan permainan tradisional ini. Alasan permainan tradisional harus dilestarikan adalah karena permainan tradisional adalah ciri khas budaya dari suku bahkan bangsa itu sendiri. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan permainan ini seperti mengadakan perlombaan kaki anggau saat hari kemerdekaan, para orang tua mengajarkan dan memperkenalkan permainan kaki anggau kepada anak sejak usia 7 tahun, sebagai bahan ajar pelajaran olahraga di sekolah, bahkan ditambahkan dalam pilihan ekstrakurikuler. Nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam permainan anggau adalah nilai kerja keras dan pantang menyerah, nilai keuletan, nilai kreativitas, dan nilai sportivitas.



1 H. Taufik Ikram Jamil dkk.  Pendidikan Budaya Melayu Riau Buku Sumber Pegangan Guru. Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). Pekanbaru. 2018. Hal. 416

2 Andreas Supriyono. Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Timur. 2018. Hal. 12

3 Rizky Yulita. Permainan Tradisional Anak Nusantara. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Timur. 2017. Hal. 55


DAFTAR PUSTAKA

Jamil, H. Taufik Ikram,dkk. 2018. Pendidikan Budaya Melayu Riau Buku Sumber Pegangan Guru. Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). Pekanbaru.

Supriyono, A. 2018. Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Timur.

Yulita, R. 2017. Permainan Tradisional Anak Nusantara. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Timur.


PENGOBATAN TRADISIONAL TOGAK BELIAN PADA MASYARAKAT KENEGERIAN KOTORAJO KECAMATAN KUANTAN HILIR SEBERANG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

IHSANUL KHAIRI 


Setiap masyarakat baik yang sederhana maupun yang sudah maju mempunyai sistem sosial dan sistem budaya tersendiri dalam menata kehidupan dan membuat masyarakat itu bertahan. Berbagai aspek yang terdapat dalam sistem sosial dan budaya diwariskan oleh masyarakat kepada generasi selanjutnya dengan cara turun temurun. Menurut Koentjaraningrat (1984), kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”.  Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”.  Ada pendirian lain mengenai asal kata “kebudayaan” bahwa kata itu adalah suatu perkembangan dari majemuk budidaya, artinya daya dari budi, kekuatan dari akal.[1]

Di desa Kenegerian Kotorajo khususnya kabupaten Kuatan Singinggi menyakini bahwah pengobatan Togak Belian merupakan salah satu jalan untuk memperoleh kesembuhan bagi orang yang sakit, karena mereka mempercayai berobat dengan cara Togak Belian mendatangkan kesembuhan, selain itu pengobatan Togak Belian juga dipandang ekonomis disegi biaya bila dibandingkan dengan berobat kerumah sakit, karena sang dukun tidak memasang tarif atau harga khusus bagi orang yang ingin berobat kepadannya.

Masyarakat Kenegerian Kotorajo melakukan aktifitas melibatkan seni, tari, dan musik. Dalam salah satu upacara mereka menampilkan Togak Belian yang berfungsi sebagai pengobatan dan penolak balak . Tari dan musik pada upacara ini merupakan satu kesatuan yang bertujuan untuk memanggil leluhur atau roh untuk dimintak tolong dalam penyembuhan penyakit. Iringan music yang mengiringi upacara togak belian adalah gendang ketobung, sedangkan nama musiknya atau nyanyiannya disebut dengan anak inyang. Bunyi rebab dianggap sebagai jalan kemantan untuk mencari obat anak inang asuhan (si sakit). Melalui musik rebab manusia dapat berinteraksi dengan alam gaib.

Togak Belian sebagai upacara pengobatan yang digunakan apabila sisakit memerlukan pengobatan, yaitu semacam penyakit yang timbul oleh ilmu kedukunan misalnya pelampiasan rasa iri, dengki, pemusuhan serangan yang datang dari roh gaib serta serangan dari binatang buas. Pelaksanaan upacara pengobatan Togak Berlian terdiri dari beberapa orang diantaranya : Satu orang kumantan atau dukun, pebayu yaitu orang yang ilmu kedudukannya sederajat dibawah kemantan, penari ( satu, dua, atau empat orang) yang tidak ada kententuanya yang mana kemantan termasuk didalamnya , dan tiga orang pemusik diantaranya satu orang pemain gendang ketubung , satu orang pemain rebab dan dan satu orang lagi penyanyi, peyanyi dalam Togak belian dilakukan oleh kemantan.

            Pengobatan Togak Belian dinyanyikan dengan menggunakan bahasa asli Kegerian Kotorajo. Upacara pengobatan langsung dinyanyikan oleh kemantan. Upaca Togak Belian hanya dilakukan oleh desa Kenegerian Kotorajo atau masyarakat adat dari dusun asal desa desa yang memiliki sejarah tertua ada ninik mamak dan juga memiliki benda benda pusaka. Sebelum acara ini selesai, maka masyarakat dilarang untuk keluar desa dengan tujuan agar semua elemen masyarakat setempat terlibat dalam acara tersebut.[2]

Asal Usul Pengobatan Togak Belian

Salah satu adat di desa Kengerian Kotorajo memiliki upacara Pengobatan Togak Belian. Upacara ini memiliki banyak tujuan seperti menolak balak, menyembuhkan penyakit. Beberapa desa Kenegerian Kotorajo yang dituakan masih menjalankan upacara ini, meskipun sudah ada sistem penyembuhan modern. Ini merupakan salah satu bukti kesetian mereka pada tradisi leluhur. Upacara ini merupakan ajaran leluhur agar manusia menjaga keseimbagan hidup dengan alam dan makhluk yang terlihat maupun yang tidak. Upacara ini bertujuaan agar manusia bersyukur kepada Tuhan atas kesehatan mereka. Kata Togak Belian dipercaya berasal dari kata bolien yang berarti persembahan. Secara umum, upacara Togak Belian di artikan sebagai upacara persembahan kepada Tuhan agar diselamatkan dari marabahaya dan mengharapkan kesembuhan serta pelindunganberagam penyakit dan gangguan makhluk gaib yang jahat. Upacara Pengobatan Togak Belian ditujukan untuk lima hal, yaitu mengobati orang sakit, membantu orang hamil yang dikhawatirkan sulit melahirkan, mengobati kemantan, untuk menolak wabah penyakit, mengobati serangan binatang buas.

Waktu dan Tujuan Pelaksanaan

Upacara pengobatan ‘Togak Belian” ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan tahapan sebagai berikut:

  1. Pengobatan pertama, dukun mencari asal penyakit itu datang dan apa penyebabnya.
  2. Pengobatan kedua, setelah tahu asal penyakit dan penyebabnya, dukun akan lansung          mengobati penyakit yang diderita oleh pasien tersebut
  3. Pengobatan ketiga atau tahap terakhir, dukun menghilangkan atau membersihkan semua penyakit yang ada pada tubuh pasien, dengan mengkunci rapat penyakit tersebut agar tidak masuk lagi ke tubuh pasien, sampai pasien telah merasa betul-betul merasa sembuh.

 Mati ubat merupakan tahapan yang penting dalam pengobatan “ Togak Belian”. Jika setelah sembuh dan tidak melakukan mati ubat, maka akibatnya diterima oleh dukun, seperti dukun akan menderita penyakit atau para guru tidak mau hadir jika dipanggil oleh dukun, sehingga pengobatan yang dilakukan dukun tidak manjur lagi. [3]

Pemimpin dan Peserta Upacara

Upacara adat pengobatan Togak Belian di pimpin oleh dukun ( orang yang ahli mengobati penyakit). Selain ahli, seorang dukun dipilih karena dianggap makhluk gaib. Selama upacara berlansung dukun akan berhubungan dengan makhluk gaib yang baik dan meminta mereka ikut hadir untuk membantu menyembuhkan penyakit pasit.

Peralatan dan Bahan

Seluruh perlengkapan dah bahan di atas disiapkan oleh dua orang khususnya yang disebut tuo longkok dan pehayu.Selain bertugas untuk hal itu, pebahayu juga bertugas memeriksa semua perlengkapan dan bahan-bahan.Jika belum lengkap, maka pebahayu harus mencari perlengkapannya sebelum upacara di mulai. Penyiapan segalah perlengkapan dan bahan-bahan upacara juga akan dibantu oleh keluarga pasien tersebut.

Peralatan dan Bahan

Seluruh perlengkapan dan bahan disiapkan oleh dua orang khususnya yang disebut tuo longkok dan pehayu. Selain bertugas untuk hal itu, pebahayu juga bertugas memeriksa semua perlengkapan dan bahan-bahan. Jika belum lengkap, maka pebahayu harus mencari perlengkapannya sebelum upacara di mulai. Penyiapan segalah perlengkapan dan bahan-bahan upacara juga akan dibantu oleh keluarga pasien tersebut.[4]

Proses Pelaksanaan

Proses pelaksanaan upacara Togak Belian terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutup.

        1.      Persiapan

Persiapan upacara dimulai degan musyawarah dukun dengan keluarga persukuaan orang yang akan di obati. Musyawarah dilakukan untuk mencari kesepakatan apakah orang sakit tesebut akan di obati menggunakan upacara Togak Belian besar atau kecil. Persiapan selanjutnya adalah membersikan rumah yang akan dijadikan tempat upacara dan memasak hidangan untuk para peserta upacara, namun agar tidak membebankan tuan rumah, biasanya para kerabat yang akan hadir sudah membawan makanan, seperti beras, gula, kopi, ayam, hidup, sayur mayor dan sebagainya.

        2.      Pelaksanaan

Pelaksanaan pengobatan Togak Beliaan dilaksan pada malam hari, dapat dikelompokkkan dalam beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap memasuki alam gaib

b. Meminta Obat

c. Kembali ke Alam Sadar

Pengobatan selesai dilakukan proses selanjutnya mengantarkan persembahan kepada akuan yang telah memberikan obat. Persembahan diberikan dengan dibawah sambil menari, lalu kumantan dan pebayu saling berdialog seakan berdialog dengan akuan, salah satunya menanyakan kepada akuan apabila dirinya menerima persembahan tersebut. Dialog ini penting, karena jika tidak diterima akan berakibat pada obat yang diberikan, di mana obat tidak akan bermanfaat.

        3.      Penutup

Tahap terakhir adalah kemantan mengambil persiapan dengan mengusapkan kemenyan kewajahnya dan mengelilingi asapnya. Ritual untuk mengembalikan kesadaran kemantan.

Doa-doa

Dalam upacara adat pengobatan Togak Belian terdapat beberapa doa yang dibaca, antara lain doa mohon izin menebang kayu, doa memintak obat, dan doa persembahan. Doa-doa tersebut dibaca menggunakan bahasa asli dari desa Kenegerian Kotorajo.

Pantangan atau Larangan Togak Belian

Upacara ini memiliki pantagan dan larangan yang harus di hindari, antara lain:

  1. Upacara tidak boleh di gelar dalam bulan puasa, kecuali untuk menolak wabah penyakit ganas atau binatang buas yang tiba-tiba mengamuk
  2. Upacara tidak boleh digelar pada siang hari
  3. Upacara tidak boleh di gelar pada malam Hari Raya Idul Fitri atau Adha
  4. Dalam upacara pengobata togak Belian berlansung pintu rumah tempat upacara tersebut tidak boleh di bukak.
  5. Dalam upacara tidak boleh adanya anak-anak kecil

Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Upacara Togak Belian

Upacara adat pengobatan Togak Belian memuat nilai-nilai yang positif antara lain sebagai berikut:

        1)      Kebersamaan

 Nilai ini tercermin dari perayaan upacara yang dipersiapkan dan digelar secara kolektif. Nilai ini juga tercerminketika selalu masyarakat hadir bersama-sama menuju tempat ritual.

        2)      Pelestarian tradisi leluhur

 Upacara adat Togak Belian yang digelar merupakan ajaran peninggalan leluhur.

        3)      Peduli terhadap Lingkungan

 Orang Kenegerian Kotorajo menyadari bahwa alam perlu dijaga keseimbangannya. Penyakit yang mereka alami dapat dipercaya sebagai indikasi meyeimbangkan kembali hubungan dengan alam sekitar dan makhluk yang ada di dalamnya.

        4)      Sakralitas

Nilai ini tercermin dalam berbagai ritual dan bacaan doa yang membutuhkan kosentrasi, ketenangan jiwa, dan keikhlasan seluruh upacaraKonsep Pengobatan Modern

Alasan Masyarakat Berobat Tradisional Togak Belian

Terdapat beberapa faktor seseorang memilih pengobatan tradisional Togak Belian. Secara garis besar alasan –alasan yang dikemukakan dapat dikategorikan sebagai berikut:

  1. Adanya rasa takut pada diri seseorang pada pengobatan medis dengan cara operasi, karena dalam pemikirannya operasi mempunyai resiko kematian yang tinggi, sehingga lebih tertarik pada pengobatan tradisional yang pengalaman dari orang-orang terdahulu menunjukkan bahwa pengobatan tradisional Togak Belian terbukti berkali-kali menyembuhkan sehingga banyak masyarakat yang percaya terhadap kempuan pengobatan tradisional.
  2. Adanya kepercayaan masyarakat tentang setiap penyakit yang sulit di sembuhkan dengan obat biasa secara medis di anggap penyakit luar biasa. Karena kecenderungan untuk menganggap bahwa setiap penyakit yang tidak dapat di obati atau di sembuhkan berasal dari setan atau karena guna-guna.[5]

 

Kesimpulan

Hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengobatan togak pelianmaka dapat diambil kesimpulan bahwa:

Masyarakat disana sudah menjadi kebiasaan untuk melakukan pengobatan tradisional, bahkan sekarang orang sudah melakukan dua pengobatan tradisional, karena masyarakat disana tahu sudah dari nenek moyang mereka yang terdahulu, da nada juga orang yang baru tahu tentang pengobatan tradisional yaitu orang perantauan dari luar daerah Kenegerian Kotorajo dan masuk daerah Kenegerian Kotorajo, banyak orang luar masuk sudah tahu bagaimana pengobatan tradisional.

Jenis penyakit masyarakat yang berobat kedukun yaitu ada beberapa macam jenis penyakit yaitu penyakit demam, sakit kepala, bisul, sakit gigi, gangguan dari makhluk halus, sakit lambung perut sakit mata dan lain sebagainya.

Dalam acara Togak Belian terdapat banyak nilai-nilai postif yang dapat kita ambil seperti, nilai kebersamaan antara sesame masyarakat kampung, pelestarian tradisi leluhur kita, menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan, dan nilai sakralitas yang melatih kita untuk berkonsentrasi, memperoleh ketenangan jiwa, dan melatih keikhlasan dalam diri kita .

 


[1]  Abdul Syani. “ kebudayaan. “,15 Agustus 2017, http://abdulsyani.blogspot.com/2017/08/kebudayaan.html?m=1. Diakses 26 November 2020

[3] Agus Mandar. Sistem Persekutuan Adat Kuantan Singingi. Kuantan Singingi. Teluk Kuantan. 2003. Hal 12

[4] Tenas Effendy. Peranan Dukun, Pawang bomo dan Kumantan. Pekanbaru. 1986. Hal 12

[5] Fitri Anggela. Pengobatan Togak Belian. Jom Fisip – Ur Volume 7 Edisi 1 Januari – juni 2020. Hal 3

  

DAFTAR PUSTAKA 

Abdul Syani.  “ kebudayaan” http://abdulsyani.blogspot.com/2017/08/kebudayaan.html?m=1.

Agus Mandar. 2003. Sistem Persekutuan Adat Kuantan Singingi. Kuantan Singingi. Teluk Kuantan.

Budisantoso. 1986. Masyarakat Melayu Rantau Riau dan Kebudayaan Riau Pemerintah daerah. Pekanbaru

Fitri Anggela. Pengobatan Togak Belian. Jom Fisip – Ur Volume 7 Edisi 1 Januari – juni 2020.

Tenas Effendy. 1986. Peranan Dukun, Pawang bomo dan Kumantan. Pekanbaru.

 

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...