Showing posts with label ANTROPOLOGI. Show all posts
Showing posts with label ANTROPOLOGI. Show all posts

Wednesday, 30 December 2020

Ruang Lingkup Antropologi

Bhayu Utama Putra


Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia. Dalam antropologi manusia dipandang sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi, sosial dan kebudayaan.[1]

Jadi antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian dan pemahaman tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakatnya dan kebudayaannya. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan perilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi bertujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajiannya sendiri yang dibedakan dengan ilmu sosial lain seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lain. Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humanivora karena kajiannya yang terfokus kepada manusia dan kebudayaannya. Secara umum dapat dikatakan antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi keberagaman fisiknya, masyarakatnya dan kebudayaannya. Namun demikian dibeberapa tempat, negara dan universitas antropologi sebagai ilmu memiliki penekanan-penekanan tertentu sesuai dengan karakteristik antropologi itu sendiri dan perkembangan masyarakat ditempat, negara dan universitas tersebut.[2]

Tuesday, 29 December 2020

Budaya Lokal dan Pengaruh Budaya Asing

Chairun Nisa


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk agama dan politik, adat-istiadat, bahasa, pakaian, peralatan, bangunan, dan karya seni.

Pada masa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya lokal yang mulai menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan masuknya budaya-budaya asing asing ke dalam budaya lokal kita. Contohnya saja budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian misalnya. Dahulu dalam budaya kita selalu mengutamakan adab berpakaian yang sopan dan tertutup. Namun, karena tren dan mengikuti perkembangan zaman dan tidak ingin dikatakan kuno, akhirnya mengikuti tata cara berpakaian ala barat meski cara berpakaiannya itu tidak sopan dan memperlihatkan aurat. Selain cara berpakaian, dalam hal mengkonsumsi makanan pun juga sudah mengikuti budaya asing. Seperti misalnya masyarakat kita yang cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji yang mana hal itu merupakan kebiasaan atau budaya dari orang asing. Masyarakat kita menganggap mengkonsumsi makanan tersebut diangap modern. Lambat laun tanpa kita sadari, makanan-makanan tersebut sudah menjadi makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Hal ini akan mengakibatkan makanan khas tradisional budaya kita akan hilang. Jika hal ini terjadi bukan tidak mungkin generasi kita di masa yang akan datang tidak akan merasakan makanan tradisional khas daerah mereka masing-masing.

Sunday, 27 December 2020

Kebudayaan Dan Kerangka Teori Tindakan

Yulia Nanda Vika


Cara hidup manusia dengan berbagai macam sistem tindakan dijadikan sebagai objek penelitian dan analisis oleh ilmu antropologi sehingga aspek belajar merupakan aspek pokok. Itulah sebabnya dalam memberi pembatasan terhadap konsep “kebudayaan” atau culture, ilmu antropologi berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Kalau dalam bahasa sehari-hari “kebudayaan” dibatasi hanya pada hal-hal yang indah (seperti seni tari, seni rupa, seni suara, kesusasteraan dan filsafat) saja. sedangkan dalam ilmu antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang lingkupnya. Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.[1]

Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia dalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri, beberapa refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan membabi buta. Bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa dalam gen sejak ia lahir, (seperti makan, minum, atau berjalan dengan kedua kakinya), juga dirombak olehnya menjadi tindakan berkebudayaan. Manusia makan pada waktu-waktu tertentu yang dianggapnya wajar dan pantas, ia makan dan minum dengan alat-alat, cara-cara dan sopan santun atau protokol yang sering kali sangat rumit, harus dipelajarinya dahulu dengan susah payah. Manusia berjalan tidak hanya menurut wujud biologisnya yang telah ditentukan oleh alam, tetapi merombak cara berjalannya dengan gaya seperti prajurit, berjalan dengan gaya lemah lembut, berjalan seperti peragawati dan sebagainya, yang semuanya harus dipelajarinya dahulu. Itulah kenapa kebudayaan hanya dimiliki oleh makhluk manusia yang bahwa proses evolusi manusia, yang kemudian menyebabkan bahwa manusia melepaskan diri dari alam kehidupan makhluk-makhluk primat lainnya.

Saturday, 26 December 2020

Tokoh Antropologi Margaret Mead

Wila Ardila

 

Margaret Mead (16 Desember 1901 – 15 November 1978) adalah seorang antroplog budaya Amerika. Mead dilahirkan di Philadelphia, Pennsylvania dan dibesarkan di kota Doylestown, Pennsylvania yang tidak jauh dari situ. Ayahnya adalah seorang profesor di sebuah universitas, sementara ibunya seorang aktivis sosial. Mead lulus dari Barnard College pada 1923 dan mendapatkan gelar Ph.D.nya dari Universitas Columbia pada 1929. Pada tahun 1925 ia berangkat untuk melakukan penelitian lapangannya di Polinesia. Pada 1926 Mead bergabung dengan American Museum of Natural History, New York City, sebagai pembantu kurator, dan akhirnya menjadi kurator etnologi museum itu dari 1946 hingga 1969. Selain itu, ia mengajar di Universitas Columbia sebagai dosen luar biasa sejak 1954. Mengikuti teladan gurunya Ruth Benedict, Mead memusatkan studinya pada masalah-masalah asuhan terhadap anak, kepribadian dan kebudayaan.1

Margaret Mead menikah tiga kali, pertama dengan Luther Cressman dan dua pernikahannya yang berikut dengan sesama antropolog, Reo Fortune dan Gregory Bateson. Dengan Bateson ia memperoleh seorang anak perempuan, yang juga seorang antropolog, Mary Catherine Bateson. Cucu perempuannya, Sevanne Margaret Kassarjian, adalah seorang aktris panggung dan televisi yang bekerja secara professional dengan nama Sevanne Martin. Mead meninggal di New York City pada 15 November 1978, dalam usia 76 tahun.

Ngumbai Lawok

Ardelia Naisya Agustina


Indonesia sangat terkenal akan keanekaragamannya, hal tersebut berdasarkan fakta bahwa di Indonesia disamping terdapat kekayaan alam; hutan, lautan, serta sumber daya alam lainnya, juga terdapat kekayaan lain. Kekayaan kategori kedua ini menunjukkan pula bahwa sunnatullah betul-betul nyata dan terasa di Tanah Air. Indonesia dihuni oleh berbagai macam tipe mata pencaharian masyarakat seperti bertani atau berkebun pada masyarakat yang hidup di pegunungan, juga sebagai nelayan bagi yang hidup di daerah pantai, dimana pada masing-masing tipe tersebut memiliki upacara atau ritus. Adapun tujuan masyarakat melakukan ritus tersebut agar pada saat menjalankan pekerjaan penghasilan mereka meningkat dan dijauhkan dari mara bahaya.

Pada setiap kelompok masyarakat memiliki norma informal, dimana norma tersebut dijadikan sebagai acuan atau pandangan dalam berinteraksi meskipun memiliki berbagai macam perbedaan latar belakang. Norma informal tersebut dinamakan kearifan lokal (local wisdom) yang sesungguhnya dapat menjadi modal sosial dan tentu sangat bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri. Masyarakat Lampung (khususnya di Kabupaten Pesisir Barat) memiliki kearifan lokal yang jika dipahami, dikembangkan serta dikelola secara baik, maka dapat berkontribusi pada pembangunan daerah, khususnya sebagai dalam hal kepariwisataan. Adapun kearifan lokal yang dimaksud disini yaitu ritual Ngumbai Lawok.[1]

Friday, 25 December 2020

DAERAH-DAERAH KEBUDAYAAN DI AMERIKA LATIN

ASRIDAWANI SUNDARI


1.      Pengertian            

          Budaya  amerika latin adalah ekspresi formal atau informal orang amerika latin dan mencakup tinggi (sastra dan seni tinggi) dan budaya populer (musik, seni rakyat dan tarian), serta agama dan praktik adat lainnya. Ini umumnya berasal dari barat, tetapi memiliki berbagai tingkat pengaruhpenduduk asli amerika, afrika, dan asia. Definisi amerika latin bermacam-macam, dari perspektif budaya, amerika latin pada  umumnya, pada bagian-bagian ameika yang warisan, agama, dan bahasanya  dapat ditelusuri hingga ke budaya latin di akhir kekaisaran romawi.[1]

2.      Suku bangsa

Konsep yang tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terkait oleh kesadaran dan identitas dari “ kesatuan kebudayaan” sedangkan identitas dan kesadaran tadi sering kali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bangsa juga. Jadi kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar (misalnya oleh seorang ahli antropologi, ahli kebudayaan atau yang lainnya, dengn metode-metode analisis ilmiah), melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan tersebut.[2]

Thursday, 24 December 2020

Sikap Toleransi Dan Empati Sosial Terhadap Keberagaman Budaya

Basa Meilinda Manalu


        1.      Sikap Toleransi dan Empati terhadap Keberagaman Budaya

Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghargai dan menghormati baik di antar individu ataupun antar kelompok seperti membiarkan orang lain berpendapat lain ,melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun intimidas.Sementara itu, djohan effendi memberikan makna yang sangat luas, sehingga mencakup definisi yang diutarakan oleh Heiler dan Dimont menurutnya,Toleransi adalah sikap atau perilaku seseorang yang menghargai berbagai macam perbedaan. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain dimana sikap empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain serta dapat membayangkan bagaimana bila posisinya berada seperti orang tersebut. Thomas dan Diane Mader berpendapat bahwa empati adalah kemampuan seseorang untuk berbagai perasaan yang dilandasi oleh rasa kepedulian, dan ada bebagai tingkatan dari kepedulian tersebut.(Thomas dan Diane Mader,1990).[1]

Sunday, 20 December 2020

Wayang Wong (Wayang Orang)

Rolin Simanjuntak


Indonesia memiliki kekayaan budaya dengan keunikan yang beragam. Khususnya seni pertunjukan Wayang. Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang masih banyak penggemarnya hingga saat ini. Pertunjukan wayang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggerakkan tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai dengan cerita yang dibawakan. Cerita-cerita yang dipilih bersumber pada kitab Mahabarata dan Ramayana yang bernafaskan kebudayaan dan filsafat Hindu, India, namun telah diserap ke dalam kebudayaan Indonesia. Dalam setiap pegelaran, sang dalang dibantu para swarawati atau sindhen dan para penabuh gamelan atau niyaga, sehingga pertunjukan wayang melibatkan banyak orang.[1]

Di Indonesia, Wayang telah menyebar hampir keseluruh bagian wilayah Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Terdapat berbagai macam jenis Wayang yang ada di Pulau Jawa, salah satunya adalah

DEMOGRAFI

VIBIOLA ANANDA PUTRI


Demografi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran wilayah, dan komposisi penduduk. Perubahan  dan sebab perubahan itu yang biasanya timbul karena kelahiran, perpindahan penduduk, dan mobilitas sosial. Menurut Phillip M. Hauser da Dudley Duncan demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut. sedangkan menurut George W. Barclay demografi ialah sesuatu cabang ilmu yang menggambarkan penduduk di sesuatu wilayah dalam bentuk statistika. Tidak hanya itu, demografi juga mempelajari bagaimana tingkah laku penduduk secara keseluruhan.

Kependudukan sebagai studi, memberikan informasi yang lebih komperhensif  mengenai sebab-akibat dan solusi pemecahan masalah dari munculnya fenomena demografi, oleh karena itu studi kependudukan membutuhkan disiplin ilmu lain  seperti: sosiologi, psikologi, sosial-ekonomi, ekonomi,

Difusi

Alrida Miftahul Hayati


Difusi adalah suatu proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari satu kelompok ke kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), difusi diartikan sebagai proses penyebaran atau perembesan suatu unsur kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain. 

Definisi difusi dari beberapa para ahli :

·        Menurut W.A. Haviland, difusi adalah penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain yang berbentuk dalam proses meniru atau imitasi.

·        Menurut Koentjaraningrat, difusi adalah proses pembiakan dan gerak penyebaran atau migrasi yang disertai dengan proses penyesuaian atau adaptasi fisik dan sosial budaya dari makhluk manusia dalam jangka waktu beratus-ratus ribu tahun lamanya sejak zaman purba.

Masalah-Masalah Akibat Adanya Keberagaman Budaya

Fadhila Eka Putri


Kebudayaan terminologi adalah Cultuur (bahasa Belanda), Culture (bahasa Inggris), Colere (bahasa Latin), yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari segi artikulasi, culture berkembang sebagai daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah, dalam artian memanfaatkan potensi alam. Dilihat secara bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal dan daya yang berarti kekuatan.

Secara umum komponen kebudayaan yaitu, alam pikiran ideologis dan religius, bahasa, hubungan sosial, perekonomian, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, politik dan pemerintahan, pewarisan kebudayaan dan pendidikan. Kebudayaan mempunyai tanda atau ciri-ciri yang spesifik. Ciri khas yang melekat pada kebudayaan ialah komunikatif, dinamis, dan disfertif. Namun, walaupun

Dinamika Budaya

Nofia Firdayanti

  

Dinamika kebudayaan adalah sebuah proses perubahan – perubahan yang terjadi karena diakibatkan  oleh adanya ketidaksesuaian  antara unsur – unsur kebudayaan itu sendiri yang saling berbeda. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya suatu keadaan yang tidak selaras bagi kehidupan masyarakat.[1]

Selain itu, masih banyak sekali pengertian dinamika kebudayaan yang dikemukakan oleh para ahli Antropologi di dunia, salah satunya adalah Ralph Linton dalam Ihromi (2006:18) yang mendefinisikan bahwa kebudayaan itu keseluruhan cara kehidupan  masyarakat  yang manapun tidak hanya mengenai sebagian  dari cara hidup tetapi bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih diinginkan. Sementara itu, pengertian dari dinamika adalah  sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak atau dinamis, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap suatu keadaan yang ada.[2]

Tradisi Perkawinan Adat Muslim Suku Dani

Enjela Primiranda


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu culture dan bahasa latin cultura.[1]

Budaya adalah hasil transmisi yang berjalan dalam pola kesejarahan. Dimana di dalamnya terdapat simbol dan sekaligus adanya sebuah sistem yang turun menurun. Beberapa pengertian budaya menurut para ahli :

  1. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Friday, 18 December 2020

ASAL USUL DAN PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI

Ice Zurmiati


Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, di mana didalamnya manusia digambarkan melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu alam. Antropologi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Antropologi merupakan cabang ilmu yang usia perkembangannya relative lebih muda dari cabang ilmu lainnya. Ilmu ini sebenarnya mulai berkembang bersamaan dengan abad pelayaran dunia. Lambannya perkembangan Antropologi pada masa-masa awal disebabkan ke gagalan masyarakat Eropa melihat dan memahami kenyataan bahwa antara diri mereka dan bangsa-bangsa lain di luar mereka (daerah-daerah lain di dunia), sebenarnya memiliki sifat-sifat kemanusiaan yang sama. [[1]]

Menurut Haviland, sebelum akhir abad ke-18, masyarakat Eropa selalu menganggap orang-orang dengan kebudayaan berbeda, yang tidak memiliki nilai-nilai budaya Eropa, adalah orang

Aneka Macam Kebudayaan

Nursaulina Sibuea


Kata Kebudayaan atau Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal) yang artinya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu culture dan bahasa Latin cultura yang artinya mengolah atau mengerjakan,menunjuk pada pengelolaan tanah.[1]

Namun,banyak orang yang mengartikan kebudayaan itu dalam pemikiran yang sempit.Yakni,kebudayaan merupakan pikiran dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan.Atau dengan kata lain menyatakan kebudayaan merupakan kesenian.Namun,sebaliknya banyak orang terutama para ahli ilmu sosial yang menyatakan atau mengartikan konsep kebudayaan dengan lebih luas lagi.Yakni,seluruh total dari pikiran,karya,dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada nalurinya,dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar

Wednesday, 16 December 2020

TOKOH ANTROPOLOGI : CLAUDE LEVI-STRAUSS

Anggun Santika


Claude Lévi Strauss adalah seorang antropolog dan etnolog Prancis yang lahir di Belgia dari orang tua Prancis-Yahudi Pada 28 November 1908 dan meninggal pada 30 Oktober 2009) .Ia pernah menjabat sebagai ketua Antropologi Sosial di College de France antara tahun 1959 dan 1982, terpilih sebagai anggota akademi Prancis pada tahun 1973 dan menjadi anggota Sekolah untuk Studi Lanjutan di Ilmu Sosial di Paris. Levis juga menerima banyak penghargaan dari universitas dan institusi di seluruh dunia dan telah dikenal, sebagai"bapak antropologi modern dan telah berhasil dalam mencetuskan teori Strukturalisme".[1]

Konsep strukturalisme Levi-Staruss awalnya muncul disebabkan oleh ketidak puasan Strauss terhadap fenomenologi dan eksistensialisme.Yang mana,pada saat itu ahli  antropologi di anggap tidak pernah mempertimbangkan peranan bahasa yang sebenarnya sangat dekat dengan kebudayaan manusia

Sunday, 13 December 2020

Hubungan Antar Kebudayaan

PUTRI SALWA AMALINA


Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,kepercayaan, nilai, makna, hirarki,agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui individu dan kelompok. Budaya menampakan diri dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-bentuk kegiatan dan prilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu masyarakat disuatu lingkungan geografis tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu dan pada suatu saat tertentu. [1]

Istilah kebudayaan telah digunakan untuk merujuk pada macam-macam tingkat lingkupan dan kompleksitas dari organisasi sosial. Umumnya istilah kebudayaan mencakup beberapa pengertian sebagai berikut :[2]

  1. Kawasan-kawasan di dunia, misalnya: budaya timur, budaya barat.
  2. Subkawasan-kawasan di dunia, misalnya: budaya Amerika Utara, budaya Asia Tenggara.
  3. Nasional /negara, misalnya : budaya Indonesia, budaya Perancis, budaya Jepang.
  4. Kelompok-kelompok etnik-ras dalam negara seperti: budaya orang Amerika Hitam, Budaya Amerika Asia, Budaya Cina-Indonesia.
  5. Macam-macam subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin, kelas sosial, coundercultures (budaya Hippis, budaya orang di penjara, budaya gelandangan, budaya kemiskinan).

Salah satu alasan penting dalam melakukan hubungan antarkebudayaan, yaitu adanya kesadaran dari diri invidu untuk menonjolkan budayanya sendiri. Dalam melakukan hubungan dengan budaya satu dan budaya lainnya dapat menimbulkan kecemasan, konflik atau permasalahan nantinya. Permasalahan tersebut dapat dihindarkan atau dapat diatasi jika kita bisa beradaptasi terhadap situasi budaya tersebut.

Unsur-unsur hubungan antarkebudayaan :

1. Komunikator

Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan kepada budaya tersebut. Tentunya seorang komunikator sudah mampu dalam memilah kata dalam menyampaikan suatu pesan dan bagaimana gerak tubuh seorang komunikator. Seorang komunikator adalah orang yang berasal dari kebudayaan yang berbeda dalam menjalin hubungan dengan budaya lain.

2. Pesan

Pesan adalah suatu ide atau gagasan yang disampaikan seorang komunikator kepada komunikan. Pesan merupakan tujuan utama dalam terjalinnya hubungan dengan kebudayaan lain. Pesan yang secara baik akan menghasilkan hubungan antarkebudayaan yang terjalin dengan baik pula. Namun, jika pesan yang disampaikan tidak memperhatikan aspek-aspek dalam menyampaikan pesan maka yang akan muncul adalah konflik antarkebudayaan.

3. Komunikan

Komunikan adalah pihak yang menerima pesan, kemudian memahami makna yang disampaikan suatu persepsi seorang komunikan. Komunikan dapat berupa individu atau kelompok. Persepsi dan interpretasi seseorang berbeda-beda tergantung kualitas diri seorang komunikan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi dan interpretasi adalah pengalaman, sikap dan prilaku, kemampuan berkomunikasi, konsep diri, kebudayaan, harapan, perasaan, dan keluarga.[3]

4. Media

Media adalah tempat atau alat yang dilakukan seorang komunikator dalam mengirim pesan kepada komunikan. Media yang dapat dilakukan seperti media cetak, media elektronik, dan media tertulis. Namun, biasanya seorang komunikator dalam menyampaikan tujuan dari menjalin hubungan melalui tatap muka secara langsung tanpa melalui media tersebut.

5. Efek atau umpan balik

Umpan balik adalah tanggapan dari pesan yang disampaikan oleh komunikator. Tentunya setelah menyampaikan pesan pasti ada umpan balik dari seorang komunikan. Umpan balik tersebut yang ditunggu seorang komunikan dalam mengetahui reaksi atau tanggapan dari komunikator.

6. Suasana

Dalam menjalin hubungan antar kebudayaan tentunya memiliki suasana, sehingga suasana bisa dikatakan suatu faktor penting dalam hubungan antar kebudayaan. Suasana meliputi suasana sosial, suasana psikolog, dan suasana waktu serta ruang.

7. Gangguan

Gangguan adalah hal yang menjadi penghambat dalam terjalinnya hubungan antara kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya. Penghambat dapat terjadi karena media, pesan, komunikan, dan komunikator.

Cara melaksanakan hubungan antarkebudayaan :

  1. Mempelajari budaya daerah tersebut. Tentunya seseorang yang memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan kebudayaan lain perlu mempelajari budaya daerah itu juga.
  2. Meningkatkan keterampilan dalam mempelajari bahasa dari budaya tersebut. Budaya yang berbeda tentunya memiliki bahasa ciri khas masing-masing. Jika kita mampu dalam berinteraksi dengan budaya tersebut akan menjadi peluang baik dalam beradaptasi dengan kebudayaan itu.
  3. Negosiasi antarkebudayaan. Ketika akan melakukan negosiasi dengan negara yang memiliki perbedaan dalam hal gaya hidup, makanan, dll. Maka, harus menunjukkan sikap yang hormat, luwes, sabar, dan menghargai kebudayaan mereka.

Memahami Perbedaan Budaya

            Indonesia memiliki keberagaman macam daerah dan budaya. Tentunya keberagaman tersebut adalah hal yang harusnya mempersatukan mereka. Namun, tidak jarang pula perbedaan budaya yang dimiliki akan menjadi malapetaka bagi indonesia sendiri. Bagaimana tidak, beragam budaya dimiliki namun masing-masing individu selalu menganggap budayanya lebih benar dibanding kebudayaan lain. Berbagai macam budaya. Maka, berbagai macam pula lah gaya kehidupannya, komunikasinya, cara makannya, norma kehidupannya dan kepercayaan yang dimiliki budaya tersebut. Inti, dari memahami perbedaan budaya adalah toleransi. Toleransi adalah faktor penting dalam memahami perbedaan budaya. Budaya satu harus saling toleransi dan menghargai kebudayaan daerah lainnya pula.


Kesimpulan

Salah satu alasan penting dalam melakukan hubungan antarkebudayaan, yaitu adanya kesadaran dari diri invidu untuk menonjolkan budayanya sendiri. Dalam melakukan hubungan dengan budaya satu dan budaya lainnya dapat menimbulkan kecemasan, konflik atau permasalahan nantinya. Permasalahan tersebut dapat dihindarkan atau dapat diatasi jika kita bisa beradaptasi terhadap situasi budaya tersebut.

Cara melaksanakan hubungan antarkebudayaan :

        1.      Mempelajari budaya daerah tersebut.

        2.      Meningkatkan keterampilan dalam mempelajari bahasa dari budaya tersebut.

        3.      Negosiasi antarkebudayaan.

Inti, dari memahami perbedaan budaya adalah toleransi. Toleransi adalah faktor penting dalam memahami perbedaan budaya. Budaya satu harus saling toleransi dan menghargai kebudayaan daerah lainnya pula.



[1] Deddy Mulyanan & Jalaludin Rakhmat. 2006. Komunikas Antar Budaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Hal. 58-63.

[2] Suryandari, Nikmah. 2019. Buku Ajar Komunikasi Lintas Budaya. Surabaya : CV. Putra Media Nusantara. Hal. 16.

[3] Wahyono, Agus. 2016. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Jawa Tengah : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Hal. 18.

 

DAFTAR PUSTAKA 

Deddy Mulyanan & Jalaludin Rakhmat. 2006. Komunikas Antar Budaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Suryandari, Nikmah. 2019. Buku Ajar Komunikasi Lintas Budaya. Surabaya : CV. Putra Media Nusantara.

Wahyono, Agus. 2016. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Jawa Tengah : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

 

Friday, 11 December 2020

TOKOH ANTROPOLOGI : FRANZ BOAS

Lili Agustina


Franz Boas adalah seorang  ilmuwan sosial yang sangat berpengaruh sejak awal abad ke-20 yang  terkenal akan komitmennya untuk relativisme budaya dan sebagai penentang ideologi rasis. Boas bisa dibilang orang yang paling inovatif, aktif, dan prodigiously produktif generasi pertama antropologi di AS. Boas adalah seorang yang  melawan vokal rasisme, dan antropologi di gunakan untuk menolak rasisme ilmiah yang populer pada masa itu. Teori relativisme budaya ini menyatakan bahwa semua budaya itu sama, tetapi hanya harus dipahami dalam konteks mereka sendiri dan dengan cara mereka sendiri. Budaya tidak dapat secara objektif di golongkan lebih tinggi atau lebih rendah dan juga lebih baik atau lebih benar, tetapi semua manusia melihat dunia melalui lensa budaya mereka sendiri, dan menilainya sesuai dengan budaya mereka sendiri.

Bagi Boas, tujuan dari antropologi ini adalah agar manusia bisa  memahami cara dimana budaya  tersebut mengkoordinasikan masyarakat untuk memahami dan berinteraksi dengan dunia menggunakan cara yang berbeda tentunya dan untuk melakukan semua ini sangat diperlukan pemahaman tentang bagaimana bahasa dan praktik budaya orang-orang yang harus di pelajari, yaitu dengan cara:

        1.      Menyatukan disiplin ilmu arkeologi,

        2.      Kajian budaya dan sejarah material dan antroplogi fisik

        3.      Kajian variasi antomi manusia dengan etnologi, kajian variasi budaya adat istiadat, dan linguistik deskriptif,

        4.      Kajian bahasa pribumi tidak tertulis,

Akhirnya Boas menciptakan subdivisi empat bidang yang manjadi menonjol dalam antropologi Amerika pada abad ke-20

Boas terkenal karena karya kuratorialnya di American Museum of National History di New York dan dirinya hampir empat dekade mengajar karir antropologi di Columbia University, di mana ia membangun program antropologi pertama sekali di negara itu serta melatih generasi pertama antropologi di AS mahasiswa pascasarjananya kemudian Boas mendirikan banyak sekali program antropologi pertama, sehingga dirinya menjadi orang yang paling di hormati pada saat itu.

Pengaruhnya juga berlanjut dalam pendidikan pascasarjana antropologi dengan mempelajari empat bidang yaitu etnologi, linguistik, antropologi biologi, dan arkeologi.[1] Hal ini merupakan  pendekatan yang Boas lakukan ketika berada di Universitas Columbia, dimana Universitas ini merupakan tempat dia mengajar selama hampir empat dekade. 

Boas lahir pada tanggal 9 Juli 1858 di Minden, Jerman. Ia berasal dari keturunan  keluarga Yahudi kelas menengah di Minden, Westfalen (kemudian bagian dari Prusia), namun diidentifikasi dengan ideologi liberal dan pemikiran mandiri didorong. Boas di besarkan oleh seorang ayah yang bernama Meier Boas dan seorang Ibu yang bernama Sophie Meyer. Boas Menikah dengan Marie Krackowizer Boas dan memilki 6 orang anak yaitu Franziska Boas, Ernst Philip Boas, Helene, Hedwig, Henry dan Gertrud.

Dari usia muda, Boas diajarkan untuk buku nilai dan menjadi tertarik pada ilmu alam dan budaya. Dia mengikuti kepentingan dalam studi perguruan tinggi dan pascasarjana, dengan fokus utama pada ilmu alam dan geografi saat menghadiri University of Heidelberg, Universitas Bonn, dan University of Kiel, di mana ia lulus dengan gelar Ph.D. dalam fisika.[2] Selain itu Boas dilatih sebagai ahli geografi di Universitas uf Kiel.

Boas melakukan sebuah penelitian pada tahun 1883, dimana setelah satu tahun layanan di militer, dia pertama kali meninggalkan Jerman dalam ekspadisi Arktik, Boas mulai penelitian lapangan di masyarakat Inuit di Pulau Baffin, penelitian ini meneliti tentang  dampak lingkungan fisik pada imigrasi inuit asli. Penelitian ini merupakan awal dari pergeseran ke arah mempelajari orang-orang dan budaya, daripada dunia eksternal dan hal ini juga yang akan mengubah perjalanan karirnya.

Pada tahun 1886, Boas mulai melakukan perjalanan lapangan ke Pacific Northwest. Perjalanan ini bertentangan dengan pandangan dominan selama masa itu, Boas datang untuk percaya bahwa melalui penelitian lapangannya ini semua masyarakat yang fundamental di anggap sama. Dia membantah klaim bahwa perbedaan mendasar ada antara masyarakat yang dianggap beradab versus “buas” atau “primitive,” menurut bahasa waktu. Untuk Boas, semua kelompok manusia yang fundamental sama. Mereka hanya perlu dipahami dalam konteks budaya mereka sendiri.[3]

Pada tahun 1888, Buredu of American Ethnology menerbitkan Boar's The Central Eskimo[4]. Kemudian Boas mengambil sebuah pekerjaan untuk mempersiapkan tampilan "budaya hidup" untuk Pameran Kolumbia Dunia pada tahun 1893 tepatnya di Chicago, yang merayakan ulang tahun ke 400 kedatangan Christopher Columbus di Amerika. Boas memiliki kesempatan untuk menerapkan penekatannya pada pameran. Boas memberikan arahan kepada tim untuk membuat pameran antropologi dan etnologi tentang orang India yang berada di Amerika Utara dan Amerika Selatan yang hidup ketika Christoper Columbus tiba di Amerika sambil mencari keberadaan India. Putnam bermaksud Pameran Kolumbia Dunia menjadi perayaan perjalanan Columbus. Putnam beragumen bahwa menampilkan inuit dan bangsa pertama pada akhir abad kesembilan belas (kemudian Eskimo dan India ) “dalam kondisi alami kehidupan mereka” akan memberikan kontras dan merayakan empat abad pencapaian barat sejak 1493.[5]

Hal ini merupakan suatu usaha besar dan banyak sekali bahan yang dikumpulkan oleh tim penelitiannya untuk melanjutkan pembentukan  dasar dari koleksi untuk Field Museum Chicago, di mana Boas bekerja sebentar mengikuti Pameran Columbus. Boas pindah ke New York, di mana ia menjadi seorang asisten kurator kemudian menjadi kurator di American Museum of Natural History . Prinsip yang dia gunakan untuk mengatur item-item pengelompokan dalam konteks budaya adalah inovatif untuk mengatur semua karyanya.[6] Selama perjalanan di sana, Boas berjuang untuk melakukan praktek menyajikan artefak budaya dalam konteks mereka, daripada mencoba untuk mengatur mereka sesuai dengan kemajuan evolusioner dibayangkan. Boas merupakan pendukung awal menggunakan diorama, atau replika dari adegan-adegan kehidupan sehari-hari, dalam pengaturan museum.

Prestasinya tidak cukup di situ saja, dia juga merupakan seorang tokoh terkemuka dalam penelitian, pengembangan, dan peluncuran Museum Northwest Coast Balai pada tahun 1890, yang mana merupakan salah satu pameran museum pertama pada kehidupan dan budaya penduduk asli Amerika Utara. Boas terus bekerja di Museum sampai tahun 1905, ketika ia berbalik dari energi profesional ke arah akademisi.

Pada tahun 1899, Boas menjadi seorang profesor pertama antropologi di Columbia University, setelah tiga tahun menjalani sebagai dosen di lapangan. Dia berperan penting dalam membangun departemen antropologi universitas, yang menjadi Ph.D. pertama Program dalam disiplin di AS. Melalui mahasiswanya, banyak di antaranya kemudian mendirikan departemen antropologi dan program penelitian yang terinspirasi oleh mentor mereka, Boas dangat mempengaruhi perkembangan antropologi Amerika. Di antara murid-muridnya yang paling signifikan adalah A.L. Kroeber, Ruth Benedict, Edward Sapir, Margaret Mead, Zora Neale Hurston, Gilberto Freyre, dan banyak lagi

Boas di kenal  sebagai “Bapak Amerika Antropologi” karena dalam perannya di Columbia, ia melatih generasi pertama ulama AS di lapangan. Antropolog terkenal Margaret Mead dan Ruth Benedict berdua murid-muridnya, seperti penulis Zora Neale Hurston.[7] Selain itu, ada juga beberapa mahasiswa pascasarjananya kemudian Boas mendirikan beberapa departemen antropologi pertama di universitas-universitas yang terdapat di seluruh negeri, termasuk universitas itu adalah program-program di University of California di Berkeley, University of Chicago, Northwestern University, dan seterusnya.

Munculnya antropologi sebagai disiplin akademis di AS yang  berhubungan erat dengan pekerjaan Boas dan khususnya warisan abadi melalui mantan siswa. Boas juga merupakan seorang tokoh kunci dalam pendirian dan pengembangan Asosiasi Antropologi di Amerika, yang di mana tetap organisasi profesional utamanya  untuk antropologi di AS.

Sepanjang garis yang sama, Boas sangat menentang keyakinan bahwa kelompok ras atau etnis yang berbeda yang lebih maju daripada yang lain. Ia menentang rasisme ilmiah, sebuah sekolah yang dominan pemikiran pada waktu itu. rasisme ilmiah yang diselenggarakan bahwa ras adalah biologis, bukan budaya, konsep dan bahwa perbedaan ras demikian dapat dikaitkan dengan biologi yang mendasari. Sementara ide-ide tersebut telah sejak membantah, mereka sangat populer pada awal abad kedua puluh.

Dalam hal antropologi sebagai disiplin, Boas didukung apa yang kemudian dikenal sebagai pendekatan empat lapangan. Antropologi, baginya, merupakan studi holistik budaya dan pengalaman, menyatukan antropologi budaya, arkeologi, antropologi linguistik, dan antropologi fisik.[8]

Franz Boas meninggal pada tahun 1942 yang di sebabkan oleh stroke. Boas meninggal di kampus Columbia University. Sebuah koleksi esainya, artikel, dan kuliah, yang telah dipilih secara pribadi, diterbitkan secara anumerta dengan judul “Race dan Masyarakat Demokratis.” Buku ini membidik diskriminasi ras, yang Boas dianggap sebagai “yang paling tak tertahankan dari semua” bentuk.


KESIMPULAN

Franz Boas lahir di Minden, Jerman yaitu pada tanggal 9 Juli 1858. Kedua orang tuanya adalah orang Yahudi kelas menengah di Minden, Westfalen (kemudian bagian dari Prusia), namun Boas diidentifikasi dengan ideologi liberal dan pemikiran yang mandiri. Franz Boas merupakan seorang  ilmuwan sosial yang sangat berpengaruh sejak awal abad ke-20 yang  terkenal akan komitmennya untuk relativisme budaya dan sebagai penentang ideologi rasis Boas sehingga di kenal  sebagai “Bapak Amerika Antropologi” karena dalam perannya di Columbia, ia melatih generasi pertama ulama AS di lapangan

                Peran Boas sangatlah penting dalam mengembangkan ilmu antropologi, dengan mendidik beberapa muridnya dan banyak melakukan penelitian. Boas di kenal sebagai orang yang paling inovatif, aktif, dan prodigiously produktif generasi pertama antropologi di AS. Boas adalah seorang yang  melawan vokal rasisme, dan antropologi di gunakan untuk menolak rasisme ilmiah yang populer pada masa itu.

 


[1] I Stocking, George W..A Franz Boas Reader The Shaping of American Antropology 1883-1991. The University of Chicago Press. London. Hal 1

[5] Moore, Jerry D. Franz Boas: Budaya dalam konteks. Visi  Budaya: Pengantar Teori dan Teori Antropologi. Altamira. California.Hlm :33-34 

[6] Lorini,Alessandra. Alice Fleatcher and the Search for Women’s Public Recognition in Professionalizing American Antropology. Chromohs. Italy  Hal 1-25.

[8] Greelane http://www.greelane.com/id/sains-teknologi-matematika/ilmu-sosial/franz-boas-4582034 Diakses 5 November 2019.

 

DAFTAR PUSTAKA

Greelane. Franz Boas, Bapak Antriopologi Amerika. http://www.greelane.com/id/sains-teknologi-matematika/ilmu-sosial/franz-boas-4582034 Diakses 5 Maret 2019

Lorini,Alessandra. 2003. Alice Fleatcher and the Search for Women’s Public Recognition in Professionalizing American Antropology. Italy: Chromohs

Moore, Jerry D. 2009. Franz Boas: Budaya dalam konteks. Visi  Budaya: Pengantar Teori dan Teori Antropologi. Walnut creek, California: Altamira.

Stocking, I., George W. 1928. A Franz Boas Reader The Shaping of American Antropology 1883-1991. The University of Chicago Press. London.

 

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...