Thursday, 31 December 2020

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri


Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga mempunyai sumberdaya alam yang dapat digunakan untuk memenuhi keinginan tersebut. Dengan sumber daya alam inilah Indonesia mempunyai banyak warisan leluhur, baik warisan budaya maupun warisan kulinernya yang beraneka ragam. Provinsi yang di kenal sebagai Negeri Melayu ini menyimpan banyak keunikan, salah satunya adalah minuman-minuman khas daerah. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, Riau mampu menciptakan beberapa minuman khas yang menjadi ikon untuk provinsi ini. Kuliner daerah dapat dinikmati hingga saat ini karena adanya warisan kebudayaan yang turun-temurun dari nenek moyang kemudian dilestarikan oleh masyarakat Indonesia.

Pada Provinsi Riau, terdapat beberapa minuman khas daerah yang sangat menarik untuk diketahui, seperti es Laksamana Mengamuk dan es Air Mata Pengantin. Kedua minuman khas daerah ini adalah minuman khas yang paling terkenal di bumi melayu Riau.

Minuman khas daerah biasanya memiliki sejarah terbentuknya minuman tersebut. Oleh karena itu, berikut pembahasan mengenai sejarah terbentuknya es Laksamana Mengamuk dan es Air Mata Pengantin.

PERMAINAN LOMPAT TALI MERDEKA

Alfrida Mei Derlina

   

A.    Permainan Lompat Tali Merdeka

 

1.      Asal Usul

                        Permainan Lompat Tali  Merdeka  merupakan salah satu permainan tradisional budaya Melayu Riau. Masyarakat di Provinsi Riau mengenalnya dengan sebutan permainan Tali Merdeka. Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena bisa ditemui hampir diseluruh daerah di Indonesia namun dengan nama permainan yang berbeda-beda. Umumnya permainan ini dimainkan oleh kaum perempuan terkadang  juga dimainkan oleh kaum laki-laki. Permainan ini merupakan permainan melompati tali karet yang tersimpul atau karet gelang yang dikepang hingga panjang. Penamaan permainan ini berasal dari gerakan tangan yang diacungkan tinggi dan hal ini mirip dengan yang dilakukan oleh pejuang bangsa Indonesia saat mengucapkan kata “Merdeka” sambil mengacungkan tangan yang menyerupai kepalan  kemerdekaan yang dijadikan nama dari permainan ini serta banyak orang menduga bahwa kata itu berasal dari masa penjajahan Belanda dahulu.[1]

2.      Pemain. 

Senjata Tradisional

Desi Andrianti


Di Indonesia, ada banyak sekali senjata tradisional. Hampir disetiap kota atau provinsi memiliki senjata tradisional yang berbeda-beda. Keanekaragaman senjata tradisional ini menjadi ciri khas dari setiap daerah di Indonesia dan juga menjadi kekayaan adat serta budaya dari setiap daerah tersebut.

          Riau merupakan salah satu provinsi dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Riau terletak di Pulau Sumatra. Riau termasuk wilayah kepulauan yang kaya akan sumber daya alam dan juga kebudayaan. Orang Melayu menganggap segala sesuatu yang berada di dekatnya sebagai marwah yang telah terpahat dalam diri.[1]

          Segala kekayaan yang ada haruslah terus kita lestarikan agar dapat terus dimanfaatkan. Tantangan untuk mengembangkan kebudayaan adalah menemukan  jalan agar nalar awam manusia mulai membuka matanya.[2] Salah satu kebudayaan Riau adalah senjata tradisional Riau.

Hubungan Antar Pranata Sosial

Rolin Simanjuntak


Pranata sosial berasal dari istilah bahasa Inggris (social institution). Istilah-istilah lain pranata sosial ialah lembaga sosial dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat. Pranata juga berasal dari bahasa Latin (instituere) yang berarti mendirikan. Kata bendanya adalah (institution) yang berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia institution diartikan institusi (pranata) dan institut (lembaga). Institusi adalah sistem  norma atau aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari norma-norma. Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak.[1]

Jadi, pranata sosial dapat diartikan sebagai perbuatan atau perilaku masyarakat yang diatur sesuai dengan tata cara, norma-norma serta aturan tertentu yang telah disepakati bersama, yang berpedoman kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

SIKAP TOLERANSI DAN EMPATI SOSIAL TERHADAP HUBUNGAN KEANEKARAGAMAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

frans Sebastian P.S


Toleransi merupakan sikap menghargai, mengizinkan, tidak melarang seseorang atau masyarakat dengan pendirian nya baik dalam mengemukakan pendapat, maupun hal yang dilakukannya sesuai dengan keinginan masyarakat atau seseorang itu sendiri. sikap empati adalah merasakan diri seolah olah ikut dalam keadaan orang lain, dan dapat tergerak untuk membantu orang lain [1].  toleransi tumbuh ditegah masyarakat dengan dengan melihat keberagaman serta keanekaragaman agama, suku, ras, budaya, maupun bahasa dengan tidak disadari.  toleransi berlandas pada pancasila dan UUD 1945 , yang yang terletak pada sila 1 (ketuhanan yang maha esa), sila ke 2 (kemanusiaan yang adil dan beradab), silla ke 3 (persatuan Indonesia, dan sila ke 5 (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ).

Dalam melakukan toleransi didasari oleh sikap lapang dada terhadap orang lain dan tetap memeperhatikan prinsip prinsip kita. sikap toleransi sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari seperti menghormati agama lain yang sedang beribadah, menghargai pendapat seseorang, memandang semua orang itu sama. Toleransi terjadi sebab seseorang kelompok yang ingin sependapat menghindarkan diri dari perselisihan antar belah pihak. 

MASALAH SOSIAL

AIDA IRMAYU


Pengertian Masalah Sosial

Pengertian masalah sosial menurut beberapa ahli, yaitu :

        1.      Soetomo

Pengertian masalah sosial menurut Soetomo yaitu suatu keadaan yang berbeda dengan kehidupan biasanya, artinya keadaan ini seringkali tidak diinginkan masyarakat secara umum dan mengakibatkan gejolak-gejolak sosial terjadi dalam masyarakat.

        2.      Soejono Soekanto

Sedangkan menurut salah satu ahli sosiologi Indonesia Soejono Soekanto, masalah sosial diartikan sebagai ketidaksesuaian kehidupan dalam masyarakat karena pengaruh kebudayaan atau kebiasaan yang terganggu. Akibatnya masalah sosial dianggap sebagai keadaan yang menakutkan.

        3.      Martin S. Weinberg

Wednesday, 30 December 2020

BATIK MELAYU RIAU

Bella Oktavia Aritonang


Indonesia dikenal dengan julukan heaven earth. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Mulai dari sumber daya emas, sumber daya batu bara, sumber daya gas alam, sumber daya minyak bumi, sumber daya nikel, sumber daya bauksit, sumber daya bijih besi, sumber daya tembaga, dan lain sebagainya. Begitupula dengan kebudayaan. Salah satu bentuk kebudayaan Indonesia yaitu batik. Indonesia dengan keberagamannya telah memperkaya motif dan jenis batik dari tiap daerah masing-masing.

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusian untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpiesces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak Oktober 2002. [1]

Hal ini menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Hasil keputusan dai UNESCO ini juga sebagai bukti bahwa budaya kita, batik yang bersal dari Indonesia sudah diakui secara internasional. Batik Indonesia dinilai memiliki cerita dan banyak simbol yang berkaitan erat dengan kebudayaan lokal, status sosial, alam dan sejarah. Batik juga bisa menjadi identitas dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang telah ada sejak zaman terdahulu sampai sekarang.

PERBEDAAN KONFLIK DAN KEKERASAN

MISRINA LUTHFIYAH


Sampai saat ini masih banyak orang yang bingung membedakan antara konflik dan kekerasan. Tidak sedikit yang kesulitan untuk membedakan antara keduanya sehingga kekerasan selalu dianggap memiliki arti yang sama dengan konflik. Pada dasarnya konflik dalam kehidupan bermasyarakat adalah hal yang sangat alami. Namun yang menjadi masalah utama adalah apakah konflik tersebut berakibat pada kekerasan atau tidak

Kekerasan merupakan indikasi dari perwujudan sebuah konflik yang tidak atau belum ditangani dengan baik. Sementara itu konflik yang dapat ditangani dengan baik akan diselesaikan dengan cara yang damai. Konflik  akan  terjadi secara  kolektif  dalam  masyarakat karena  adanya  kesenjangan  relatif. Kesenjangan  tersebut  berkaitan dengan adanya ketidakpuasan dalam kelompok  yang  tidak  hanya  timbul dari  kesenjangan  secara  objektif, tetapi  juga  perasaan  kurang  secara subjektif  yang  relatif  lebih  besar dibandingkan dengan kelompok atau orang  lain[1].

Kekerasan sosial cenderung lebih mengarah ke wujud nyata atau bentuk fisik dari suatu aksi yang dilakukan oleh  sekelompok massa atau sekelompok orang pada suatu tempat dan waktu tertentu. Sementara itu konflik sosial lebih mengarah ke permasalahan yang lebih mendasar dari kemunculan suatu tindakan kekerasan sosial.

Ruang Lingkup Antropologi

Bhayu Utama Putra


Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia. Dalam antropologi manusia dipandang sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi, sosial dan kebudayaan.[1]

Jadi antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian dan pemahaman tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakatnya dan kebudayaannya. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan perilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi bertujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajiannya sendiri yang dibedakan dengan ilmu sosial lain seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lain. Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humanivora karena kajiannya yang terfokus kepada manusia dan kebudayaannya. Secara umum dapat dikatakan antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi keberagaman fisiknya, masyarakatnya dan kebudayaannya. Namun demikian dibeberapa tempat, negara dan universitas antropologi sebagai ilmu memiliki penekanan-penekanan tertentu sesuai dengan karakteristik antropologi itu sendiri dan perkembangan masyarakat ditempat, negara dan universitas tersebut.[2]

Tuesday, 29 December 2020

Budaya Lokal dan Pengaruh Budaya Asing

Chairun Nisa


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk agama dan politik, adat-istiadat, bahasa, pakaian, peralatan, bangunan, dan karya seni.

Pada masa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya lokal yang mulai menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan masuknya budaya-budaya asing asing ke dalam budaya lokal kita. Contohnya saja budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian misalnya. Dahulu dalam budaya kita selalu mengutamakan adab berpakaian yang sopan dan tertutup. Namun, karena tren dan mengikuti perkembangan zaman dan tidak ingin dikatakan kuno, akhirnya mengikuti tata cara berpakaian ala barat meski cara berpakaiannya itu tidak sopan dan memperlihatkan aurat. Selain cara berpakaian, dalam hal mengkonsumsi makanan pun juga sudah mengikuti budaya asing. Seperti misalnya masyarakat kita yang cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji yang mana hal itu merupakan kebiasaan atau budaya dari orang asing. Masyarakat kita menganggap mengkonsumsi makanan tersebut diangap modern. Lambat laun tanpa kita sadari, makanan-makanan tersebut sudah menjadi makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Hal ini akan mengakibatkan makanan khas tradisional budaya kita akan hilang. Jika hal ini terjadi bukan tidak mungkin generasi kita di masa yang akan datang tidak akan merasakan makanan tradisional khas daerah mereka masing-masing.

Sunday, 27 December 2020

Kebudayaan Dan Kerangka Teori Tindakan

Yulia Nanda Vika


Cara hidup manusia dengan berbagai macam sistem tindakan dijadikan sebagai objek penelitian dan analisis oleh ilmu antropologi sehingga aspek belajar merupakan aspek pokok. Itulah sebabnya dalam memberi pembatasan terhadap konsep “kebudayaan” atau culture, ilmu antropologi berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Kalau dalam bahasa sehari-hari “kebudayaan” dibatasi hanya pada hal-hal yang indah (seperti seni tari, seni rupa, seni suara, kesusasteraan dan filsafat) saja. sedangkan dalam ilmu antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang lingkupnya. Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.[1]

Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia dalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri, beberapa refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan membabi buta. Bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa dalam gen sejak ia lahir, (seperti makan, minum, atau berjalan dengan kedua kakinya), juga dirombak olehnya menjadi tindakan berkebudayaan. Manusia makan pada waktu-waktu tertentu yang dianggapnya wajar dan pantas, ia makan dan minum dengan alat-alat, cara-cara dan sopan santun atau protokol yang sering kali sangat rumit, harus dipelajarinya dahulu dengan susah payah. Manusia berjalan tidak hanya menurut wujud biologisnya yang telah ditentukan oleh alam, tetapi merombak cara berjalannya dengan gaya seperti prajurit, berjalan dengan gaya lemah lembut, berjalan seperti peragawati dan sebagainya, yang semuanya harus dipelajarinya dahulu. Itulah kenapa kebudayaan hanya dimiliki oleh makhluk manusia yang bahwa proses evolusi manusia, yang kemudian menyebabkan bahwa manusia melepaskan diri dari alam kehidupan makhluk-makhluk primat lainnya.

Saturday, 26 December 2020

INTEGRASI SOSIAL

Iva Kusuma Wardani


Integrasi sosial atau penyesuaian sosial adalah suatu proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda, yang dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyaraka tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan “integrasi” sebagai proses pembauran sehingga menjadi satu kesatuan. Kata “kesatuan” mengisyaratkan berbagai macam elemen yang berbeda satu sama lain mengalami proses pembauran.

Defenisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka.

Terjadinya integrasi sosial menyebabkan kelangsungan hidup individu atau kelompok terjamin, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan. Integrasi sosial merupakan suatu proses untuk mempertahankan kelangsungan hidup kelompok yang tidak akan pernah selesai dan berlangsung terus menerus. Hal ini dapat dicapai menurut beberapa fase yakni akomodasi, kerjasama, koordinasi dan asimilasi.

Seperti halnya konflik, integasi dapat terjadi secara vertikal maupun horisontal. Integrasi vertikal terjadi antara kelas – kelas sosial, sedangkan integrasi horisontal terjadi antara kelompok – kelompok sosial  di masyarakat.

Stratifikasi Sosial

Intan Afriyani Aisyah


Istilah stratifikasi (stratification) berasal dari kata strata dan stratum yang  berarti  lapisan.  Karena  itu  stratifikasi  sosial  (social  stratification) sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan (stratum).

Stratifikasi sosial  adalah perbedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Menurut sosiolog Italia, Gaetano Mosca bahwa pembedaan di dalam masyarakat ini terkait dengan konsep kekuasaan, yakni ada sekelompok orang memang berkuasa atas kelompok orang yang lain. [1]

          Terdapat proses dibentuknya stratifikasi sosial :

  1. Ukuran kekayaan adalah kepemilikan harta benda seseorang dilihat dari jumlah material saja. Harta mau benda yang dianggap sebagai kekayaan akan dijadikan sebagai perbedaan masyarakat didalam sosial, sehingga masyarakat yang memiliki kekayaan yang melimpah akan diposisikan sebagai sosial tertinggi, dan seperti itu sebaliknya, jika kekayaannya rendah, maka posisi sosialnya berada pada golongan yang rendah juga. Kekayaan tersebut terlihat pada rumah, cara berpakaian yang kenakan, benda-benda yang bagus dan juga bisa dapat dilihat dari pendirian.

Tokoh Antropologi Margaret Mead

Wila Ardila

 

Margaret Mead (16 Desember 1901 – 15 November 1978) adalah seorang antroplog budaya Amerika. Mead dilahirkan di Philadelphia, Pennsylvania dan dibesarkan di kota Doylestown, Pennsylvania yang tidak jauh dari situ. Ayahnya adalah seorang profesor di sebuah universitas, sementara ibunya seorang aktivis sosial. Mead lulus dari Barnard College pada 1923 dan mendapatkan gelar Ph.D.nya dari Universitas Columbia pada 1929. Pada tahun 1925 ia berangkat untuk melakukan penelitian lapangannya di Polinesia. Pada 1926 Mead bergabung dengan American Museum of Natural History, New York City, sebagai pembantu kurator, dan akhirnya menjadi kurator etnologi museum itu dari 1946 hingga 1969. Selain itu, ia mengajar di Universitas Columbia sebagai dosen luar biasa sejak 1954. Mengikuti teladan gurunya Ruth Benedict, Mead memusatkan studinya pada masalah-masalah asuhan terhadap anak, kepribadian dan kebudayaan.1

Margaret Mead menikah tiga kali, pertama dengan Luther Cressman dan dua pernikahannya yang berikut dengan sesama antropolog, Reo Fortune dan Gregory Bateson. Dengan Bateson ia memperoleh seorang anak perempuan, yang juga seorang antropolog, Mary Catherine Bateson. Cucu perempuannya, Sevanne Margaret Kassarjian, adalah seorang aktris panggung dan televisi yang bekerja secara professional dengan nama Sevanne Martin. Mead meninggal di New York City pada 15 November 1978, dalam usia 76 tahun.

Macam-macam Lembaga Sosial

Ardelia Naisya Agustina


        A.    Pengertian lembaga sosial

Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial, hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku para anggota masyarakat.[1]  Menurut pendapat para tokoh tentang definisi lembaga sosial:

1.      Menurut Koentjaraningkrat, Lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktifitas sosial untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

2.      Menurut Leopold Von Weise dan Becker, Lembaga sosial adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan kelompoknya

3.      Menurut Robert MacIver dan C.H. Page, Lembaga sosial adalah prosedur atau tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.

Ngumbai Lawok

Ardelia Naisya Agustina


Indonesia sangat terkenal akan keanekaragamannya, hal tersebut berdasarkan fakta bahwa di Indonesia disamping terdapat kekayaan alam; hutan, lautan, serta sumber daya alam lainnya, juga terdapat kekayaan lain. Kekayaan kategori kedua ini menunjukkan pula bahwa sunnatullah betul-betul nyata dan terasa di Tanah Air. Indonesia dihuni oleh berbagai macam tipe mata pencaharian masyarakat seperti bertani atau berkebun pada masyarakat yang hidup di pegunungan, juga sebagai nelayan bagi yang hidup di daerah pantai, dimana pada masing-masing tipe tersebut memiliki upacara atau ritus. Adapun tujuan masyarakat melakukan ritus tersebut agar pada saat menjalankan pekerjaan penghasilan mereka meningkat dan dijauhkan dari mara bahaya.

Pada setiap kelompok masyarakat memiliki norma informal, dimana norma tersebut dijadikan sebagai acuan atau pandangan dalam berinteraksi meskipun memiliki berbagai macam perbedaan latar belakang. Norma informal tersebut dinamakan kearifan lokal (local wisdom) yang sesungguhnya dapat menjadi modal sosial dan tentu sangat bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri. Masyarakat Lampung (khususnya di Kabupaten Pesisir Barat) memiliki kearifan lokal yang jika dipahami, dikembangkan serta dikelola secara baik, maka dapat berkontribusi pada pembangunan daerah, khususnya sebagai dalam hal kepariwisataan. Adapun kearifan lokal yang dimaksud disini yaitu ritual Ngumbai Lawok.[1]

Friday, 25 December 2020

TOKOH SOSIOLOGI : EMILE DURKHEIM : SOSIOLOGI STRUKTURAL

Dewi Ayuni


David Emile Durkheim (lahir di Epinal, Prancis, 15 April 1858 – meninggal 15 November 1917 pada saat usia 59 tahun) adalah salah satu pencetus sosiologi modern. Durkheim berasal dari keluarga Yahudi Prancis atau keluarga rabi. Durkheim secara resmi mendirikan fakultas sosiologi pertama di sebuah Universitas Eropa pada tahun 1895 dan menerbitkan salah satu jurnal pertama yang diabdikan untuk ilmu sosial yaitu (L’Anne’Sociologique) pada tahun 1896. Perhatian Durkheim yang utama adalah cara  yang dilakukan masyarakat agar dapat mempertahankan kekuatan dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama sudah tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial dikalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial bersama Herbert Spencer.

Durkheim adalah orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat dari banyak bagian di dalam masyarakat dengan merujuk kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan di masyarakat. Posisi ini biasa disebut dengan fungsionalisme. Durkheim mendefinisikan masyarakat sebagai kenyataan objektif yang di dalamnya terdapat kumpulan individu sebagai struktur yang saling membutuhkan, karena masyarakat dianggap sebagai sesuatu yang sakral. Berbeda dengan Karl Marx yang memandang masyarakat hanya terdiri dari dua kelas yang saling bertentangan yang dapat memunculkan ketegangan dalam masyarakat sebagai akibat dari pertentangan antar kelas sosial dan pembagian nilai – nilai ekonomi yang tidak merata.

Peran dan Fungsi Lembaga/Pranata Ekonomi

Enjela Primiranda


Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Sementara tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. Dalam melakukan tindakan, maka ada motif ekonomi diantaranya motif intrinsic yang dilakukan berdasarkan kemauan sendiri dan motif ekstrinsif berdasarkan keinginan atas dorongan orang lain (Clara, 2012).[1]

Ekonomi juga dapat diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan).

Lembaga/pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi perilaku ekonomi  masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam perekonomian masyarakat. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini, sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan.[2]

DAERAH-DAERAH KEBUDAYAAN DI AMERIKA LATIN

ASRIDAWANI SUNDARI


1.      Pengertian            

          Budaya  amerika latin adalah ekspresi formal atau informal orang amerika latin dan mencakup tinggi (sastra dan seni tinggi) dan budaya populer (musik, seni rakyat dan tarian), serta agama dan praktik adat lainnya. Ini umumnya berasal dari barat, tetapi memiliki berbagai tingkat pengaruhpenduduk asli amerika, afrika, dan asia. Definisi amerika latin bermacam-macam, dari perspektif budaya, amerika latin pada  umumnya, pada bagian-bagian ameika yang warisan, agama, dan bahasanya  dapat ditelusuri hingga ke budaya latin di akhir kekaisaran romawi.[1]

2.      Suku bangsa

Konsep yang tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terkait oleh kesadaran dan identitas dari “ kesatuan kebudayaan” sedangkan identitas dan kesadaran tadi sering kali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bangsa juga. Jadi kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar (misalnya oleh seorang ahli antropologi, ahli kebudayaan atau yang lainnya, dengn metode-metode analisis ilmiah), melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan tersebut.[2]

Thursday, 24 December 2020

Sikap Toleransi Dan Empati Sosial Terhadap Keberagaman Budaya

Basa Meilinda Manalu


        1.      Sikap Toleransi dan Empati terhadap Keberagaman Budaya

Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghargai dan menghormati baik di antar individu ataupun antar kelompok seperti membiarkan orang lain berpendapat lain ,melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun intimidas.Sementara itu, djohan effendi memberikan makna yang sangat luas, sehingga mencakup definisi yang diutarakan oleh Heiler dan Dimont menurutnya,Toleransi adalah sikap atau perilaku seseorang yang menghargai berbagai macam perbedaan. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain dimana sikap empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain serta dapat membayangkan bagaimana bila posisinya berada seperti orang tersebut. Thomas dan Diane Mader berpendapat bahwa empati adalah kemampuan seseorang untuk berbagai perasaan yang dilandasi oleh rasa kepedulian, dan ada bebagai tingkatan dari kepedulian tersebut.(Thomas dan Diane Mader,1990).[1]

Tokoh Sosiologi Herbert Marcuse : One Dimensional Man

 Bhayu Utama Putra


Herbert Marcuse lahir pada tanggal 19 juli 1898 tepatnya di kota Berlin, Jerman. Herbert Marcuse merupakan seorang filsuf Jerman-Yahudi, teoretikus politik dan sosiologi serta merupakan anggota Frankfurt School. Salah satu karya terbaik yang terkenal adalah one dimensional man.[1]

Dalam hal ini Herbert Marcuse mencoba untuk menjelaskan kecenderungan dasar tertentu dalam konsep kontemporer masyarakat industri yang tampaknya menunjukkan fase baru peradaban. Kecenderungan ini melahirkan sebuah cara berpikir dan berperilaku yang melemahkan pondasi dari budaya tradisional. Ciri utama dari hal tersebut yaitu :

  1. Penindasan terhadap semua nilai
  2. Aspirasi dan gagasan yang tidak dapat didefenisikan terkait operasi dan sikap yang divalidasi oleh bentuk-bentuk rasionalitas yang berlaku.

Sistem teoritis Hebert Marcuse dikhsuskan untuk masyarakat industri modern yang menggambarkan bagaimana perubahan dalam produksi, konsumsi budaya, dan pemikiran telah menghasilkan negara maju. Kesesuaian di mana produksi kebutuhan dan aspirasi oleh aparat masyarakat yang berlaku mengintegrasikan individu ke dalam masyarakat yang mapan.

Tokoh Sosiologi : George Herbert Mead (1863-1931)

Chairun Nisa


George Herbert Mead lahir di Massachusets, US pada tanggal 27 Februari 1863. Mead belajar filsafat dan penerapan psikologi sosial, dan kemudian meraih gelar sarjana muda dari Oberline Collage pada tahun 1883, kemudian pada tahun 1887 Mead melanjutkan pendidikan pascasarjananya di Universitas Harvard, selain belajar di Universitas Harvard, Leipzig serta Berlin, Mead juga ditawari untuk mengajar di Universitas Michigan pada tahun 1891, hingga tidak dapat menyelesaikan pasca sarjana pada tahun 1894 karena diundang oleh John Dewey, hingga pindah ke Universitas Chicago dan menetap.[1]

Pemikiran Mead pada dasarnya dipengaruhi oleh John Dewey tentang teori pendidikan, meskipun demikian ada hal yang berbeda yakni teori psikologi sosial yang menyangkut tentang pikiran, diri dan masyarakat, dan menjadi referensi awal dalam studi bukunya yang berjudul Mind, Self & Society.[2]

Mead banyak terlibat sebagai penggalang dana bantuan dan dan pembuat kebijakan di Universitas Chicago Settlement House, Mead banyak melakukan penelitian karena merupakan merupakan peran kunci di rumah tinggal tersebut, yang diilhami oleh Hull House Milk Jane Addams, sehingga sebagai penyebab Mead banyak terlibat dalam reformasi sosial, Mead berkeyakinan bahwa ilmu pengetahuan dapat mengatasi masalah-masalah masyarakat.[3]

Wednesday, 23 December 2020

TARI RENTAK BULIAN

Diny Olivia


Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang kaya akan berbagai macam kebudayaan. Hal ini dikarenakan banyaknya suku asli dan pendatang yang ada diwilayah Riau. Suku-suku yang ada di Riau seperti, Suku Akit, Suku Sakai, Suku Bonai, Suku Talang Mamak, Jawa, Batak, Melayu, Minang dan lain sebagainya. Karena banyaknya suku di Riau, beragam pula kebudayaan yang ada. Salah satu daerah di Riau yang akan dibahas adalah Kabupaten Indragiri Hulu.

Kabupaten Indragiri Hulu terkenal dengan berbagai macam kesenian dan kebudayaan. Salah satu kesenian yang ada, yaitu Tari Rentak Bulian. Tari Rentak Bulian mempunyai suatu ikatan dengan salah satu suku yang ada di Riau, yaitu Suku Talang Mamak. Suku Talang Mamak merupakan suku dengan kebudayaan yang primitif dan sebagian masyarakatnya masih mendiami daerah pedalaman. Kebudayaan primitif yaitu kebudayaan yang masyarakatnya masih bergantung pada alam dan tidak mengenal dunia luar. Ini terlihat dari banyaknya ungkapan adat seperti adat berladang, adat berburu, mendirikan rumah dan bangunan serta adat pengobatan. Oleh sebab itu Suku Talang Mamak ini merupakan salah satu dari sekian banyak suku yang terasing yang tersebar di kelompok Proto Melayu. Dalam kehidupan masyarakatnya, Suku Talang Mamak mempunyai jenis upacara adat istiadat. Salah satunya adalah Tari Rentak bulian, tari ini terus berkembang dan terus dilestarikan di Kabupaten Indragiri Hulu.1

MANFAAT PENELITIAN SOSIOLOGI BAGI PEMBANGUNAN

ASRIDAWANI SUNDARI


        1.      Pengartian

Menurut Soerjono Soekanto, pengetahuan sosiologi dapat diterapkan dan berguna untuk kehidupan sehari-hari, misalnya untuk memberikan data-data sosial yang diperlukan pada tahapan perencanaan, pencaharian, penerapan dan penilaian proses pembangunan. Pada tahap perencanaan hasil penelitian sosiologi dapat digunakan sebagai bahan pada tahap evaluasi. Pada tahap penerapan, perlu diadakan identifikasi terhadap kekuatan sosial yang ada di dalam masyarakat. Dengan mengetahui kekuatan sosial tersebut dapat diketahui unsur-unsur yang dapat melancarkan pembangunan dan yang menghalangi pembangunan.[1]

Pembangunan adalah suatu proses tindakan perubahan di seluruh aspek kehidupan yang sudah terencana dan dilakukan secara sengaja. Oleh karena itu, pembangunana harus didasari pada perencanaan yang matang dan didasari oleh berbagai aspek yang ada sehingga pembangunan akan terlaksana dengan baik dan dampaknya bisa sampai ke masyarakat. Peningkatan taraf hidup masyarakat mencakup suatu perangkat cita-cita yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

Tokoh Sosiologi : Jurgen Habermas : Komunikasi Rasional

Sri Nurhayati


Jurgen Habermas lahir pada tanggal 18 Juni 1929 tepatnya di kota Dusseldorf, Jerman. Jurgen Habermas merupakan seorang Jerman filsuf dan sosiolog dalam tradisi teori kritis dan pragmatisme. Karyanya membahas rasionalitas komunikatif dan ruang publik. Rasionalitas komunikatif adalah teori atau serangkaian teori yang mendeskripsikan rasionalitas manusia sebagai hasil dari komunikasi yang berhasil.[1]

Sistem teoritis Jurgen Habermas dikhususkan untuk mengungkapkan kemungkinan akal, emansipasi, dan komunikasi kritis rasional laten dalam institusi modern dan dalam kapasitas manusia yang mana dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan mengejar kepentingan rasional. Jurgen Habermas dikenal atas karyanya yaitu tentang konsep modernitas, terutama yang berkaitan dengan pembahasan rasionalisasi yang awalnya dikemukakan oleh Max Weber .

Dalam hal ini, Jurgen Habermas mencoba untuk menjelaskannya dengan menggunakan  hubungan pragmatis-formal manusia yaitu kenyataan objektif, kenyataan sosial dan kenyataan subjektif, yang mana dapat menghasilkan tiga macam sikap, diantaranya ialah mengobjektifkan, konformatif norma atau sikap kritis, serta sikap ekspresi.[2]

Auguste Comte dan Sosiologi Positivisme

Wila Ardila


Positivisme muncul pada abad ke-19 dipromotori oleh seorang sosiolog asal prancis yaitu Auguste Comte. Paradigma ini terbukti ampuh dan digunakan banyak ilmuan untuk mengungkap kebenaran realitas dalam kurun waktu yang cukup lama (+ 400 tahun)1 walau terdapat berapa kelemahan dalam teori ini diantaranya adalah tidak dapat menjangkau kajian metafisika.

Positivisme adalah filsafat awal dan dasar munculnya ilmu pengetahuan serta hadir sebagai kritik atas pemahaman yang menjamur pada abad pertengahan yaitu metafisik. Positivisme mendasarkan pembuktian kebenaran menurut metodologi ilmiah yang dapat diamati dan diukur selanjutnya menjadi hukum-hukum yang menjadi acuan pokok dalam mencari kebenaran yang dirangkum menjadi hukum alam. Sedangkan pemahaman metafisik yaitu sesuatu yang tidak dapat diamati dan diukur karena pencarian kebenaran berdasarkan akal budi manusia. Perbedaan pengalaman manusia akan menjadi perbedaan dalam menentukan kebenaran, sehingga pada metafisik kebenaran bersifat abstrak.

Tuesday, 22 December 2020

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN STATUS DAN PERAN SOSIAL

Ella Nurdianti

 

Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang berkaitan dengan orang perorangan, kelompok perkelompok, maupun perorangan terhadap perkelompok ataupun sebaliknya.[i] Interaksi sosial juga merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. [2]

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia yang lain, baik secara individu maupun dengan kelompok.

Interaksi sosial sangat penting bagi kehidupan manusia karena manusia merupakan makhluk sosial yang berarti bahwa seluruh manusia tidak dapat hidup sendiri dan ditakdirkan untuk hidup bermasyarakat serta berinteraksi satu sama lainnya demi tercapainya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.

a. Asosiatif

Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.

Permainan Tradisional Melayu Riau

Juliyeni Frizcha Pratiwi


Apa permainan tradisional daerah Riau? Gasing merupakan salah satu permainan tradisional daerah Riau. Jika kalian adalah orang Riau apalagi orang Melayu pasti sudah tahu, atau pernah memainkannya, atau malah membuatnya. Tidak jelas kapan pertama kalinya orang-orang memainkan gasing. Memang permainan tradisional di daerah Riau tidak hanya gasing, namun nyatanya gasinglah yang paling populer.[1]

Berikut berbagai macam permainan tradisional di daerah Riau dan cara memainkannya :

  1. Permainan Guli

Guli atau kelereng termasuk permainan rakyat yang digemari oleh anak anak untuk mengisi waktu senggang pada pagi atau sore hari, biasanya di tempat tempat teduh. Pada zaman dulu, guli dibuat dari potongan-potongan kayu yang dibulatkan dengan ukuran sebesar telur ayam, atau dari kulit kima, yakni sejenis karang besar yang terdapat di dasar laut atau di tebing-tebing karang. Dengan perubahan zaman, terutama setelah Perang Dunia Pertama, guli kemudian dibuat dari bahan kapur yang diaduk dengan semen, ukurannya sebesar ibu jari kaki. Akhir-akhir ini, guli dibuat dari bahan kaca dengan ukuran yang beragam, dari ukuran jari kelingking hingga ibuk jari kaki. [2]

Sunday, 20 December 2020

Wayang Wong (Wayang Orang)

Rolin Simanjuntak


Indonesia memiliki kekayaan budaya dengan keunikan yang beragam. Khususnya seni pertunjukan Wayang. Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang masih banyak penggemarnya hingga saat ini. Pertunjukan wayang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggerakkan tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai dengan cerita yang dibawakan. Cerita-cerita yang dipilih bersumber pada kitab Mahabarata dan Ramayana yang bernafaskan kebudayaan dan filsafat Hindu, India, namun telah diserap ke dalam kebudayaan Indonesia. Dalam setiap pegelaran, sang dalang dibantu para swarawati atau sindhen dan para penabuh gamelan atau niyaga, sehingga pertunjukan wayang melibatkan banyak orang.[1]

Di Indonesia, Wayang telah menyebar hampir keseluruh bagian wilayah Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Terdapat berbagai macam jenis Wayang yang ada di Pulau Jawa, salah satunya adalah

HUBUNGAN ANTARA KARYA SENI, SENIMAN DAN MASYARAKAT

MISRINA LUTHFIYAH


      Nilai-nilai budaya merupakan konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia. Budaya mengandung pikiran, akal budi, adat istiadat, hal-hal yang berkenaan dengan peradaban dan kemajuan, serta menjadi kebiasaan dalam suatu masyarakat. Nilai ini abstrak karena nilai tidak berwujud. Wujudnya ada pada budaya itu sendiri. Namun nilai ini sangat penting dalam kehidupan manusia[1]. Kebudayaan yang ada itu terus tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat menjadi bagian kehidupan komunitas dan terus bertahan hingga kini sebagai identitas jati diri bangsa[2]. Budaya yang berkembang tidak bisa dilepaskan dari perilaku masyarakat dalam menciptakan karya seni. Hubungan tersebut terjadi secara alamiah seiring peradaban manusia. Sebelum mengetahui hubungan antara karya seni, seniman dan masyarakat ada baiknya kita memhami terebih dahulu apa itu karya seni, seniman dan masyarakat.

DEMOGRAFI

VIBIOLA ANANDA PUTRI


Demografi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran wilayah, dan komposisi penduduk. Perubahan  dan sebab perubahan itu yang biasanya timbul karena kelahiran, perpindahan penduduk, dan mobilitas sosial. Menurut Phillip M. Hauser da Dudley Duncan demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut. sedangkan menurut George W. Barclay demografi ialah sesuatu cabang ilmu yang menggambarkan penduduk di sesuatu wilayah dalam bentuk statistika. Tidak hanya itu, demografi juga mempelajari bagaimana tingkah laku penduduk secara keseluruhan.

Kependudukan sebagai studi, memberikan informasi yang lebih komperhensif  mengenai sebab-akibat dan solusi pemecahan masalah dari munculnya fenomena demografi, oleh karena itu studi kependudukan membutuhkan disiplin ilmu lain  seperti: sosiologi, psikologi, sosial-ekonomi, ekonomi,

Difusi

Alrida Miftahul Hayati


Difusi adalah suatu proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari satu kelompok ke kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), difusi diartikan sebagai proses penyebaran atau perembesan suatu unsur kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain. 

Definisi difusi dari beberapa para ahli :

·        Menurut W.A. Haviland, difusi adalah penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain yang berbentuk dalam proses meniru atau imitasi.

·        Menurut Koentjaraningrat, difusi adalah proses pembiakan dan gerak penyebaran atau migrasi yang disertai dengan proses penyesuaian atau adaptasi fisik dan sosial budaya dari makhluk manusia dalam jangka waktu beratus-ratus ribu tahun lamanya sejak zaman purba.

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...