Thursday, 17 December 2020

GEORG SIMMEL : FILSAFAT UANG

HESTI ROHMAYANTI


A.    Biografi Georg Simmel

         Georg Simmel lebih dikenal sebagai Sosiolog dari pada seorang Filsuf. Akan tetapi ketika melihat kompleksitas hidup Georg Simmel, ternyata ia dapat digolongkan juga sebagai seorang filsuf, sejarawan, estetikawan, dan esai-is. Simmel seorang keturunan Yahudi yang lahir pada 1 Maret 1858 di persimpangan Leipzigerstrasse dan Friedrichstrasse di kota Berlin, Jerman. Persimpangan jalan ini akan mempengaruhi pemikiran Simmel. Ia bungsu dari tujuh bersaudara. Ayahnya seorang pengusaha Yahudi yang kemudian berpindah keyakinan menjadi Kristen.

         Setelah menyelesaikan pendidikannya di Gymnasium, Simmel pada tahun 1876 melanjutkan pendidikannya di Universitas Berlin. Ia mempelajari Sejarah dibawah bimbingan Theoder Mommsen. Simmel juga mempelajari PsikologiPsikologi dibawah bimbingan Moritz Lazarus (guru dari Wilhelm Dilthey dan Wilhelm Wundt). Ia juga mempelajari Etnologi dibawah bimbingan Adolf

Bastian. Ia belajar Filsafat dibawah bimbingan Eduard Zeller dan Friedrich Harms. Simmel mendapatkan gelar doktornya dalam bidang Filsafat pada tahun 1881 dengan karya tulis yang berdasarkan judul esainya yaitu “ Description and Assessment of Kant’s Various Views On The Nature of Matter”.

         Georg Simmel menikah dengan Gertrud Kinel, seorang filsuf yang sering dikenal sebagai Marie-Luise Enckendorf, pada tahun 1890. Pada tahun 1914, ia mendapatkan jabatan untuk mengajar dalam bidang Filsafat di Universitas Strassbourg. Simmel meninggal pada 28 September 1918 karena kanker hati, di Straassbourg, Jerman.

         Sepanjang hidupnya, Simmel telah mempublikasikan kurang lebih 25 buku, sekurang-kurangnya dalam tiga bidang pokok , yaitu Etika “Einleitung in die  Moralwissenschaft” (893 halaman), bidang Filsafat “Philosophie Des Geldes” (554 halaman), dan dalam bidang sosiologi; “Soziologie” (782 halaman) serta sekitar 300 artikel. Buku pertama yang ia publikasikan berjudul “On Social Differentiation” (1890).

         Karakter konsep pemikiran Simmel dalam buku “On Social  Differentiation” konsep pemikiran Simmel dalam buku “On Social  Differentiation" salah satu karyanya yang besar mulai terlihat. Melalui buku ini, pemikiran Simmel muda, terutama perkara individu muncul. Pemikirannya ini dipengaruhi oleh aliran Pragmatisme, Sosial Darwinisme, dan Evolusionisme Spencerian dan Atomisme Logis Fechner. Setelah itu Simmel mempublikasikan buku-bukunya yang berjudul “Problems of the Philosophy of History” ( 1892), “Introduction to Moral Science” (1892-1893), “The Philosophy of Money” (1900), “Sociology” (1908).         [1]

         Dalam karier akademisnya sebagai dosen, Simmel sering dikritik karena tema-tema pemikirannya yang tidak sesuai dengan gaya yang lazim. Selain itu, gaya menulis Simmel juga dipandang tidak sesuai dengan standar yang ada. Dibalik berbagai pandangan mengenai karya-karyanya, pemikiran dari Simmel memiliki dampak yang signifikan bagi perkembangan sosiologi, khususnya sosiologi di Amerika Serikat. Dibandingkan pemikiran Durkheim, Marx, dan Weber, pemikiran Simmel jauh lebih dikenal oleh sosiolog Amerika di awal abad ke-20. Topik bahasan yang unik dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, penjelasan di level mikro, serta konsep dualitas yang hadir dalam sebagian besar karyanya membuat Simmel kerap disebut sebagai pemikir post-modern di era modern.

B.     Teori Filsafat Uang

         Karya Georg Simmel yang paling terkenal salah satunya yaitu tentang “Teori The Philosophy of Money” (Hubungan Uang dan Nilai). Salah satu yang menjadi perhatian awal Simmel dalam karya ini adalah hubungan antara uang dengan nilai. Dalam karyanya, Simmel berpendapat bahwa orang menciptakan nilai dengan menciptakan objek. Semakin besar kesulitan untuk mendapatkan suatu objek, maka semakin besar pula nilainya. Namun, kesulitan untuk memperoleh nilai mempunyai “batas atas batas bawah”.

         Prinsip umumnya adalah bahwa nilai benda berasal dari kemampuan orang untuk menjarakkan dirinya secara tepat dari objek. Benda-benda yang terlalu dekat, terlalu mudah diperoleh, maka benda itupun tidak terlalu berharga. Dan sebaliknya benda-benda yang terlalu jauh, terlalu sulit, atau nyaris mustahil untuk didapatkan juga sangat tidak bernilai. Benda-benda yang paling bernilai adalah yang tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat. Faktor yang mempengaruhi suatu benda bernilai atau tidak adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kelangkaan, kesulitan untuk memperolehnya, dan keharusan nya diberikan benda lain untuk mendapatkannya. Simmel memandang uang sebagai bentuk khusus nilai. Uang merupakan fenomena yang terkait dengan berbagai komponen kehidupan seperti pertukaran, milik, kebebasan individu, gaya hidup, kebudayaan, dan nilai individu.

         Dalam konteks umum nilai inilah Simmel mendiskusikan uang. Dalam ranah ekonomi, uang berperan dalam menciptakan jarak dengan objek dan menawarkan diri menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut. Nilai uang yang melekat pada objek dalam ekonomi modern menyebabkan kita berjarak darinya, kita tidak dapat memperolehnya tanpa uang kita. Kesulitan untuk mendapatkan uang dan objek-objek tersebut menjadikannya bernilai bagi kita. Pada saat yang sama, ketika kita mendapatkan cukup banyak uang, kita mampu mengatasi jarak antara diri kita dengan objek. Dengan demikian uang memiliki fungsi yang unik, menciptakan jarak antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut.

         Ketika membahas tentang uang, Simmel menyatakan bahwa uang layaknya mode, merupakan sesuatu yang bersifat kontradiktif. Di satu sisi, uang menyimbolkan jarak antara subjek (individu) dan objek (benda), namun di sisi lain uang juga berperan sebagai alat untuk melampaui jarak tersebut.

         Sebuah kontribusi sosiologis paling penting bagi teori uang datang dari Georg Simmel. Dalam karyanya “The Philosophy of Money” (1900), Simmel mengajukan pembahasan yang sangat brilian tentang pengaruh uang di dalam masyarakat. Menurutnya, irasionalitas dari sebuah masyarakat yang didominasi oleh uang, justru direlatifkan pada metafisika universal sebagai proses psikologis yang dengannya sarana dan tujuan masyarakat itu diputarbalikkan.[2]

         Harga dari sebuah objek merupakan manifestasi dari jarak antara individu dan objek tersebut, dan untuk melampaui jarak tersebut, seorang individu harus memiliki uang. Menurut Simmel, kesulitan yang dialami oleh individu untuk mendapatkan uang merupakan pengalaman yang membuat sebuah objek memiliki nilai di mata individu.

         Dalam proses menciptakan nilai, uang juga menyediakan dasar bagi berkembangnya pasar, ekonomi modern, dan akhirnya masyarakat modern. Uang menyediakan sarana yang dapat digunakan elemen-elemen ini untuk mendapatkan kehidupan bagi dirinya sendiri yang bersifat eksternal dan memiliki daya paksa terhadap aktor. Hal ini bertentangan dengan masyarakat-masyarakat sebelumnya dimana barter atau perdagangan tidak mengarah pada uang semata. Simmel menyatakan bahwa uang memungkinkan adanya kalkulasi jangka panjang, usaha skala besar, dan kredit jangka panjang. Dan hal itu kini benar-benar terjadi dalam kehidupan ini.

         Diam-diam uang berperan penting dalam rasionalisasi dengan meningkatkan arti penting kecerdasan di dunia modern. Di satu sisi, perkembangan ekonomi uang diyakini akan menyebabkan ekspansi proses mental. Sebagai contoh, Simmel menunjukkan betapa rumitnya proses mental yang diperlukan dalam transaksi dengan uang, misalnya membayar tagihan bank dengan uang tunai. Di sisi lain uang juga berperan besar dalam perubahan norma dan nilai dalam masyarakat. Sehingga dapat diartikan bahwa uang bisa mendorong terjadinya “reorientasi fundamental kebudayaan kearah intelektualitas”. Uang dilihat sebagai salah satu bentuk spesifik nilai. Manusia menciptakan nilai dengan menghasilkan produk dengan memisahkan diri dari produk itu lalu berupaya untuk mengatasi jarak antara dirinya dan produk itu.[3]

         Simmel juga menjelaskan tentang dampak negatif dari hadirnya uang. Secara garis besar, uang mengubah hubungan antar-manusia yang tadinya bersifat personal, menjadi impersonal. Kehadiran uang membuat manusia berubah menjadi makhluk yang penuh perhitungan. Segala sesuatu dapat diukur, dan dibeli menggunakan uang, termasuk manusia.[4]

         Sebagai contoh, beberapa sistem budaya memungkinkan pelaku pembunuhan untuk bebas setelah membayar sejumlah uang. Prostitusi dalam bentuk yang spesifik juga dapat menjadi contoh dari praktik “pembelian” manusia ini. Menurut Simmel, paparan di atas merupakan bukti dari terkikisnya budaya subjektif oleh budaya objektif, bukti bahwa uang mulai mengatur jalannya hidup manusia, dan bahwa objek mulai mengatur penciptanya.

               

KESIMPULAN

               Georg Simmel adalah seorang filsuf Jerman dan salah seorang pionir dalam menjadikan sosiologi sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri. Simmel lahir pada tahun 1858 dan meninggal pada tahun 1918. Simmel lahir di Berlin dan belajar di sana juga. Ia memasuki Universitas Berlin pada tahun 1876. Ia mempelajari psikologi, sejarah, filsafat, dan bahasa Italia. Kemudian ia juga bekerja sebagai dosen di beberapa universitas.          

               Dalam “The Philosophy of Money”, Simmel membahas tentang konsep nilai, uang, dan proses transaksi. Menurut Simmel, nilai sebuah objek ditentukan dari jarak antara individu dan objek tersebut. Konsep jarak dalam pemikiran Simmel mengacu pada tingkat kesulitan untuk mendapatkan sebuah objek, yang dapat diukur melalui empat variabel utama yaitu:

a.       Waktu,

b.      Kelangkaan,

c.       Usaha yang harus dikeluarkan,

d.      Pengorbanan yang harus dilakukan.

               Selanjutnya, Simmel juga menyatakan bahwa sebuah objek akan dianggap bernilai jika objek tersebut (uang) berada di jarak yang tepat, tidak terlalu dekat, dan tidak terlalu jauh dari individu yang menilainya. Dalam karyanya yaitu “The Philosophy of Money”, Georg Simmel menekankan hubungan antara nilai dan uang, bagaimana uang bisa membuat batasan-batasan dari sebuah nilai dan uang sendiri juga bisa mengatasi batasan-batasan tersebut.

 


[1] Gerardus, Evam Dwibala, “Pemaknaan Uang dalam Dunia Modern Menurut Georg Simmel”. Universitas Katholik Parahyangan, 2017, hal. 4

[2] Nelman, Asrianus Weny. “Uang dan Keterasingan”. Indonesian Journal of Theology, 2018, Hal.206

[3] Hardiman. “Extension Course Filsafat”. Jurnal Universitas Parahyangan, 2015, hal. 17

[4] Wikipedia Bahasa Indonesia. Ensiklopedia Bebas. Web. 24 November 2020

  

DAFTAR PUSTAKA

Gerardus, Evam Dwibala. (2017). Pemaknaan Uang dalam Dunia Modern Menurut Georg Simmel. Universitas Katholik Parahyangan.

Hardiman. (2015). Extension Course Filsafat. Jurnal Universitas Parahyangan. http://journal.unpar.ac.id/index.php/ECF/article/view/1978 Diakses pada 25 November 2020

Nelman, Asrianus Weny. (2018). Uang dan Keterasingan. Indonesian Journal of Theology.

Wikipedia. “Indonesia”. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Georg_Simmel. Diakses pada 24 November 2020

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...