HESTI ROHMAYANTI
A. Biografi Georg Simmel
Georg
Simmel lebih dikenal sebagai Sosiolog dari pada seorang Filsuf. Akan tetapi
ketika melihat kompleksitas hidup Georg Simmel, ternyata ia dapat digolongkan
juga sebagai seorang filsuf, sejarawan, estetikawan, dan esai-is. Simmel
seorang keturunan Yahudi yang lahir pada 1 Maret 1858 di persimpangan
Leipzigerstrasse dan Friedrichstrasse di kota Berlin, Jerman. Persimpangan
jalan ini akan mempengaruhi pemikiran Simmel. Ia bungsu dari tujuh bersaudara.
Ayahnya seorang pengusaha Yahudi yang kemudian berpindah keyakinan menjadi
Kristen.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Gymnasium, Simmel pada tahun 1876 melanjutkan pendidikannya di Universitas Berlin. Ia mempelajari Sejarah dibawah bimbingan Theoder Mommsen. Simmel juga mempelajari PsikologiPsikologi dibawah bimbingan Moritz Lazarus (guru dari Wilhelm Dilthey dan Wilhelm Wundt). Ia juga mempelajari Etnologi dibawah bimbingan Adolf
Bastian. Ia belajar Filsafat dibawah bimbingan Eduard Zeller dan Friedrich Harms. Simmel mendapatkan gelar doktornya dalam bidang Filsafat pada tahun 1881 dengan karya tulis yang berdasarkan judul esainya yaitu “ Description and Assessment of Kant’s Various Views On The Nature of Matter”. Georg
Simmel menikah dengan Gertrud Kinel, seorang filsuf yang sering dikenal sebagai
Marie-Luise Enckendorf, pada tahun 1890. Pada tahun 1914, ia mendapatkan jabatan
untuk mengajar dalam bidang Filsafat di Universitas Strassbourg. Simmel
meninggal pada 28 September 1918 karena kanker hati, di Straassbourg, Jerman.
Sepanjang
hidupnya, Simmel telah mempublikasikan kurang lebih 25 buku, sekurang-kurangnya
dalam tiga bidang pokok , yaitu Etika “Einleitung in die Moralwissenschaft” (893 halaman), bidang
Filsafat “Philosophie Des Geldes” (554 halaman), dan dalam bidang sosiologi;
“Soziologie” (782 halaman) serta sekitar 300 artikel. Buku pertama yang ia
publikasikan berjudul “On Social Differentiation” (1890).
Karakter
konsep pemikiran Simmel dalam buku “On Social
Differentiation” konsep pemikiran Simmel dalam buku “On Social Differentiation" salah satu karyanya
yang besar mulai terlihat. Melalui buku ini, pemikiran Simmel muda, terutama
perkara individu muncul. Pemikirannya ini dipengaruhi oleh aliran Pragmatisme,
Sosial Darwinisme, dan Evolusionisme Spencerian dan Atomisme Logis Fechner.
Setelah itu Simmel mempublikasikan buku-bukunya yang berjudul “Problems of the
Philosophy of History” ( 1892), “Introduction to Moral Science” (1892-1893),
“The Philosophy of Money” (1900), “Sociology” (1908). [1]
Dalam karier akademisnya sebagai dosen, Simmel sering dikritik karena tema-tema pemikirannya yang tidak sesuai dengan gaya yang lazim. Selain itu, gaya menulis Simmel juga dipandang tidak sesuai dengan standar yang ada. Dibalik berbagai pandangan mengenai karya-karyanya, pemikiran dari Simmel memiliki dampak yang signifikan bagi perkembangan sosiologi, khususnya sosiologi di Amerika Serikat. Dibandingkan pemikiran Durkheim, Marx, dan Weber, pemikiran Simmel jauh lebih dikenal oleh sosiolog Amerika di awal abad ke-20. Topik bahasan yang unik dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, penjelasan di level mikro, serta konsep dualitas yang hadir dalam sebagian besar karyanya membuat Simmel kerap disebut sebagai pemikir post-modern di era modern.
B. Teori Filsafat Uang
Karya
Georg Simmel yang paling terkenal salah satunya yaitu tentang “Teori The
Philosophy of Money” (Hubungan Uang dan Nilai). Salah satu yang menjadi
perhatian awal Simmel dalam karya ini adalah hubungan antara uang dengan nilai.
Dalam karyanya, Simmel berpendapat bahwa orang menciptakan nilai dengan
menciptakan objek. Semakin besar kesulitan untuk mendapatkan suatu objek, maka semakin
besar pula nilainya. Namun, kesulitan untuk memperoleh nilai mempunyai “batas
atas batas bawah”.
Prinsip
umumnya adalah bahwa nilai benda berasal dari kemampuan orang untuk menjarakkan
dirinya secara tepat dari objek. Benda-benda yang terlalu dekat, terlalu mudah
diperoleh, maka benda itupun tidak terlalu berharga. Dan sebaliknya benda-benda
yang terlalu jauh, terlalu sulit, atau nyaris mustahil untuk didapatkan juga
sangat tidak bernilai. Benda-benda yang paling bernilai adalah yang tidak
terlalu jauh ataupun terlalu dekat. Faktor yang mempengaruhi suatu benda
bernilai atau tidak adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya,
kelangkaan, kesulitan untuk memperolehnya, dan keharusan nya diberikan benda
lain untuk mendapatkannya. Simmel memandang uang sebagai bentuk khusus nilai.
Uang merupakan fenomena yang terkait dengan berbagai komponen kehidupan seperti
pertukaran, milik, kebebasan individu, gaya hidup, kebudayaan, dan nilai
individu.
Dalam
konteks umum nilai inilah Simmel mendiskusikan uang. Dalam ranah ekonomi, uang
berperan dalam menciptakan jarak dengan objek dan menawarkan diri menjadi
sarana untuk mengatasi jarak tersebut. Nilai uang yang melekat pada objek dalam
ekonomi modern menyebabkan kita berjarak darinya, kita tidak dapat
memperolehnya tanpa uang kita. Kesulitan untuk mendapatkan uang dan objek-objek
tersebut menjadikannya bernilai bagi kita. Pada saat yang sama, ketika kita
mendapatkan cukup banyak uang, kita mampu mengatasi jarak antara diri kita
dengan objek. Dengan demikian uang memiliki fungsi yang unik, menciptakan jarak
antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk mengatasi jarak
tersebut.
Ketika
membahas tentang uang, Simmel menyatakan bahwa uang layaknya mode, merupakan
sesuatu yang bersifat kontradiktif. Di satu sisi, uang menyimbolkan jarak
antara subjek (individu) dan objek (benda), namun di sisi lain uang juga
berperan sebagai alat untuk melampaui jarak tersebut.
Sebuah
kontribusi sosiologis paling penting bagi teori uang datang dari Georg Simmel.
Dalam karyanya “The Philosophy of Money” (1900), Simmel mengajukan pembahasan
yang sangat brilian tentang pengaruh uang di dalam masyarakat. Menurutnya,
irasionalitas dari sebuah masyarakat yang didominasi oleh uang, justru
direlatifkan pada metafisika universal sebagai proses psikologis yang dengannya
sarana dan tujuan masyarakat itu diputarbalikkan.[2]
Harga
dari sebuah objek merupakan manifestasi dari jarak antara individu dan objek
tersebut, dan untuk melampaui jarak tersebut, seorang individu harus memiliki
uang. Menurut Simmel, kesulitan yang dialami oleh individu untuk mendapatkan
uang merupakan pengalaman yang membuat sebuah objek memiliki nilai di mata
individu.
Dalam
proses menciptakan nilai, uang juga menyediakan dasar bagi berkembangnya pasar,
ekonomi modern, dan akhirnya masyarakat modern. Uang menyediakan sarana yang
dapat digunakan elemen-elemen ini untuk mendapatkan kehidupan bagi dirinya
sendiri yang bersifat eksternal dan memiliki daya paksa terhadap aktor. Hal ini
bertentangan dengan masyarakat-masyarakat sebelumnya dimana barter atau
perdagangan tidak mengarah pada uang semata. Simmel menyatakan bahwa uang
memungkinkan adanya kalkulasi jangka panjang, usaha skala besar, dan kredit
jangka panjang. Dan hal itu kini benar-benar terjadi dalam kehidupan ini.
Diam-diam
uang berperan penting dalam rasionalisasi dengan meningkatkan arti penting
kecerdasan di dunia modern. Di satu sisi, perkembangan ekonomi uang diyakini
akan menyebabkan ekspansi proses mental. Sebagai contoh, Simmel menunjukkan
betapa rumitnya proses mental yang diperlukan dalam transaksi dengan uang,
misalnya membayar tagihan bank dengan uang tunai. Di sisi lain uang juga
berperan besar dalam perubahan norma dan nilai dalam masyarakat. Sehingga dapat
diartikan bahwa uang bisa mendorong terjadinya “reorientasi fundamental
kebudayaan kearah intelektualitas”. Uang dilihat sebagai salah satu bentuk
spesifik nilai. Manusia menciptakan nilai dengan menghasilkan produk dengan
memisahkan diri dari produk itu lalu berupaya untuk mengatasi jarak antara
dirinya dan produk itu.[3]
Simmel
juga menjelaskan tentang dampak negatif dari hadirnya uang. Secara garis besar,
uang mengubah hubungan antar-manusia yang tadinya bersifat personal, menjadi
impersonal. Kehadiran uang membuat manusia berubah menjadi makhluk yang penuh
perhitungan. Segala sesuatu dapat diukur, dan dibeli menggunakan uang, termasuk
manusia.[4]
Sebagai
contoh, beberapa sistem budaya memungkinkan pelaku pembunuhan untuk bebas
setelah membayar sejumlah uang. Prostitusi dalam bentuk yang spesifik juga
dapat menjadi contoh dari praktik “pembelian” manusia ini. Menurut Simmel,
paparan di atas merupakan bukti dari terkikisnya budaya subjektif oleh budaya
objektif, bukti bahwa uang mulai mengatur jalannya hidup manusia, dan bahwa
objek mulai mengatur penciptanya.
KESIMPULAN
Georg
Simmel adalah seorang filsuf Jerman dan salah seorang pionir dalam menjadikan
sosiologi sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri. Simmel lahir pada tahun
1858 dan meninggal pada tahun 1918. Simmel lahir di Berlin dan belajar di sana
juga. Ia memasuki Universitas Berlin pada tahun 1876. Ia mempelajari psikologi,
sejarah, filsafat, dan bahasa Italia. Kemudian ia juga bekerja sebagai dosen di
beberapa universitas.
Dalam
“The Philosophy of Money”, Simmel membahas tentang konsep nilai, uang, dan
proses transaksi. Menurut Simmel, nilai sebuah objek ditentukan dari jarak
antara individu dan objek tersebut. Konsep jarak dalam pemikiran Simmel mengacu
pada tingkat kesulitan untuk mendapatkan sebuah objek, yang dapat diukur melalui
empat variabel utama yaitu:
a.
Waktu,
b.
Kelangkaan,
c.
Usaha yang harus dikeluarkan,
d. Pengorbanan yang harus
dilakukan.
Selanjutnya,
Simmel juga menyatakan bahwa sebuah objek akan dianggap bernilai jika objek
tersebut (uang) berada di jarak yang tepat, tidak terlalu dekat, dan tidak
terlalu jauh dari individu yang menilainya. Dalam karyanya yaitu “The
Philosophy of Money”, Georg Simmel menekankan hubungan antara nilai dan uang,
bagaimana uang bisa membuat batasan-batasan dari sebuah nilai dan uang sendiri
juga bisa mengatasi batasan-batasan tersebut.
[1] Gerardus, Evam Dwibala, “Pemaknaan
Uang dalam Dunia Modern Menurut Georg Simmel”. Universitas Katholik
Parahyangan, 2017, hal. 4
[2] Nelman, Asrianus Weny. “Uang
dan Keterasingan”. Indonesian Journal of Theology, 2018, Hal.206
[3] Hardiman. “Extension Course
Filsafat”. Jurnal Universitas Parahyangan, 2015, hal. 17
[4] Wikipedia Bahasa Indonesia. Ensiklopedia Bebas. Web. 24 November
2020
DAFTAR PUSTAKA
Gerardus,
Evam Dwibala. (2017). Pemaknaan Uang
dalam Dunia Modern Menurut Georg Simmel. Universitas Katholik Parahyangan.
Hardiman. (2015).
Extension Course Filsafat. Jurnal
Universitas Parahyangan. http://journal.unpar.ac.id/index.php/ECF/article/view/1978 Diakses pada 25 November 2020
Nelman,
Asrianus Weny. (2018). Uang dan
Keterasingan. Indonesian Journal of Theology.
Wikipedia. “Indonesia”. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Georg_Simmel. Diakses pada 24
November 2020
No comments:
Post a Comment