Sunday, 13 December 2020

Permainan Kaki Anggau

Santa Brigita Erawati Silaban


Permainan kaki anggau merupakan permainan tradisional yang ada dan tersebar di seluruh Indonesia namun memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah. Umumnya, kita menyebutnya dengan engrang atau egrang. Orang Minangkabau menyebutnya tengkak-tengkak, orang Jawa Tengah menyebutnya jangkungan, dan dalam Bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau. Permainan ini mulai dimainkan sejak dulu di berbagai tempat pedesaan dan perkotaan oleh anak laki-laki yang berusia 7-13 tahun, tetapi seiring berjalannya waktu, anggau juga dimainkan oleh perempuan. Permainan anggau ini dimainkan dengan menggunakan dua batang bambu atau kayu yang digunakan sebagai pengganti kaki tetapi masyarakat lebih sering menggunakan bambu. Jenis bambu yang biasa dipakai adalah bambu apus atau wulung dibanding bambu petung yang ukurannya besar dan mudah patah.

Umumnya, panjang masing-masing bambu yang digunakan sekitar dua setengah meter, tergantung panjang kaki pemain. Bambu yang digunakan pun harus sama panjang. Untuk membuatnya, lubangi bambu tersebut di bagian bawah atau kurang lebih 30 cm dari permukaan tanah. Selanjutnya, potong dua buah bambu lain berukuran 30 cm dan dimasukkan ke dalam lubang yang tadi. Bambu yang kecil berguna sebagai pijakan kaki. Adapun bambu yang panjang sebagai tempat berpegangan.

Permainan ini bisa dimainkan di tanah, di lapangan, di pinggir pantai, atau di jalanan Luas arena permainannya kurang lebih tujuh sampai lima belas meter dan lebar empat sampai lima meter. Anggau biasa dimainkan di atas tanah untuk menjaga keamanan pemain anggau agar tidak terluka saat terjatuh karena permainan anggau membutuhkan bidang datar dan kokoh agar memudahkan berjalan di anggau. Selain untuk bersenang-senang, permainan anggau juga biasa dijadikan kompetisi baik di lingkungan pedesaan, perkotaan maupun lingkungan sekolah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tantangan yang akan dihadapi dalam permainan kaki anggau adalah menjaga keseimbangan tubuh saat berdiri. Langkah pertama yang kita lakukan saat menggunakan kaki anggau adalah menaikkan kaki ke pijakan pada anggau sambil berpegangan pada gagang anggau. Setelah itu kita berjalan menggunakan anggau. Saat pertama kali bermain anggau, sebaiknya kita mulai secara perlahan dan langkah demi langkah untuk menghindari cedera saat bermain. Kemudian bersikaplah tenang agar tubuh bisa berdiri tegak dan anggau tidak goyang.

Kompetisi yang dilakukan adalah berlomba lari menggunakan anggau dan perlombaan menjatuhkan lawan dengan saling memukul anggau lawan. Perlombaan ini biasa dilakukan oleh 2-5 orang, baik secara individu maupun berkelompok. Untuk kompetisi lomba lari dengan anggau, dibutuhkan 2-5 pemain dalam satu ronde. Para pemain berdiri di kaki anggau di garis start. Perlombaan ini membutuhkan seorang wasit untuk memberi aba-aba perlombaan dimulai ataupun selesai. Aba-aba lomba lari di garis start permainan anggau berbeda dengan lomba lari biasanya. Pemain tidak perlu menggunakan start jongkok maupun start berdiri. Wasit hanya perlu menghitung satu sampai tiga, setelah itu para pemain berlari. Jika tidak ada wasit, pemberian aba-aba bisa dilakukan oleh penonton maupun pemain lain yang sedang tidak berlomba. Aturan perlombaan anggau cukup sederhana. Siapa yang sampai di garis finish, dialah pemenangnya.

Sementara, untuk perlombaan saling menjatuhkan lawan, dibutuhkan paling sedikit 2 orang. Aturan bermainnya cukup mudah. Kedua peserta hanya perlu berdiri di atas kaki anggau secara berhadapan sambil menunggu aba-aba. Saat perlombaan dimulai, kedua pemain boleh saling mengadu bambu atau kayu anggau hingga lawan terjatuh. Siapa yang bisa tetap berdiri di akhir permainan, maka dialah pemenangnya. Sedangkan pemain yang terjatuh maka akan dianggap gugur atau kalah.

Selain untuk melatih kita menjaga keseimbangan tubuh, permainan kaki anggau juga dapat melatih fokus dan konsentrasi. Saat berdiri di anggau, kita harus tetap fokus untuk menjaga keseimbangan tubuh. Melatih fokus dan konsentrasi sangat penting bagi pelajar agar tidak mudah terpengaruh sekitar saat sedang belajar sehingga mudah menangkap dan mengerti ilmu yang diberikan guru. Permainan kaki anggau dilakukan diluar rumah dan membutuhkan tenaga dapat dijadikan sebagai olahraga sehingga badan lebih sehat dan bugar. Bermain anggau bersama teman-teman juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menghindari stress karena tekanan saat belajar yang dialami anak-anak dan remaja.

Permainan kaki anggau dapat menumbuhkan sifat kompetitif bagi anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa. Sifat kompetitif sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini supaya kita mau terus berkembang dan tidak tertinggal dari orang lain. Bagi anak-anak dan remaja, sifat kompetitif sangat dibutuhkan saat belajar di sekolah untuk terus belajar dan meningkatkan prestasi supaya berguna bagi diri sendiri bahkan nusa dan bangsa. Bagi orang dewasa, sifat kompetitif dibutuhkan dalam dunia kerja. Saat mencari kerja, kita bersaing dengan ribuan bahkan jutaan pencari kerja lainnya. Bahkan saat sudah memiliki pekerjaan pun kita tetap terus bersaing untuk mendapatkan posisi yang kita inginkan.

Bermain anggau bersama teman-teman juga bermanfaat untuk melatih sosialisasi kita. Anak yang jarang keluar rumah dan bermain dengan teman sebayanya cenderung menjadi pendiam dan sulit bergaul. Manfaat bermain anggau yang lainnya adalah melatih ketangkasan dan kelincahan tubuh dan pikiran. Saat bermain anggau, kita membutuhkan tangan dan kaki yang lincah dan cepat saat anggau mulai goyang dan tubuh mulai tidak seimbang. Melatih ketangkasan pikiran dapat dilihat dari cara kita memikirkan taktik yang harus dilakukan saat mulai tertinggal lawan saat sedang berlomba lari dan taktik menjatuhkan lawan saat tubuh lawan lebih besar dari kita.

Sayangnya, di zaman sekarang permainan kaki anggau atau engrang mulai jarang dimainkan. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, yaitu, pertama karena bermain anggau cukup sulit. Menjaga keseimbangan tubuh dan menjaga konsentrasi saat berdiri di anggau bukanlah hal yang mudah karena saat kita takut dan tidak yakin, maka kaki kita akan sulit berdiri dengan kokoh. Kedua, latihan permainan kaki anggau membutuhkan waktu yang lama. Sementara, anak-anak di zaman sekarang lebih menyukai sesuatu yang dapat dilakukan dengan mudah dan singkat.

Sulitnya mendapatkan jenis bambu yang kuat dan kokoh di kota besar juga merupakan faktor penyebab anggau mulai jarang dimainkan. Faktor keempat adalah orangtua yang tidak memperkenalkan adanya permainan tradisional ini. Faktor yang terakhir adalah karena perkembangan game online yang sangat cepat dan memiliki pengaruh yang besar. Game online pun mudah dilakukan dimana saja saat kita memiliki waktu luang. Sayangnya, permainan kaki anggau di masa kini sudah berada di museum dan lembaga penelitian tentang ilmu sejarah dan budaya.

Setiap permainan tentunya memiliki nilai-nilai dan pesan yang terkandung didalamnya, termasuk permainan tradisional. Nilai tersebut bisa nilai sosial maupun nilai budaya. Nilai yang pertama adalah nilai kerja keras dan pantang menyerah. Kerja keras tampak dari perjuangan para peserta perlombaan yang berusaha untuk menang dan terus berlari hingga sampai ke garis finish. Nilai yang kedua adalah nilai keuletan. Agar bisa berdiri, berjalan, bahkan berlari menggunakan anggau dibutuhkan latihan yang giat dan rutin. Waktu latihan yang tidak sebentar dan tenaga yang dibutuhkan juga tidak sedikit, akan mendorong kita untuk terus latihan.

Nilai yang ketiga adalah nilai kreativitas dan ketelitian. Membuat anggau yang kuat, sama panjang dan nyaman digunakan juga membutuhkan kreativitas dan ketelitian. Jika panjang bambu dan letak pijakan tidak sejajar, maka sulit bagi kita untuk menyeimbangkan tubuh. Ketiga adalah nilai sportivitas. Dalam sebuah permainan pasti ada yang menang dan kalah. Cara kita menerima kekalahan saat kalah dan tetap menghargai yang kalah saat menang adalah yang terpenting. Sebaiknya kita menghindari rasa iri hati yang timbul saat mengalami kekalahan.

 

Kesimpulan

Jadi, permainan kaki anggau atau engrang merupakan permainan tradisional yang terbuat dari 2 buah bambu atau kayu yang ukurannya sama panjang dan memiliki pijakan. Untuk bisa bermain kaki anggau, dibutuhkan konsentrasi dan keseimbangan tubuh dari pemain. Permainan kaki anggau mulai jarang dimainkan adalah karena masyarakat yang menyukai melakukan kegiatan yang mudah, latihan menggunakan anggau yang tidak sebentar, sulitnya mendapat bambu dengan kualitas yang baik di kota besar, dan game online yang berkembang pesat.

Oleh sebab itu, kita harus melestarikan permainan tradisional ini. Alasan permainan tradisional harus dilestarikan adalah karena permainan tradisional adalah ciri khas budaya dari suku bahkan bangsa itu sendiri. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan permainan ini seperti mengadakan perlombaan kaki anggau saat hari kemerdekaan, para orang tua mengajarkan dan memperkenalkan permainan kaki anggau kepada anak sejak usia 7 tahun, sebagai bahan ajar pelajaran olahraga di sekolah, bahkan ditambahkan dalam pilihan ekstrakurikuler. Nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam permainan anggau adalah nilai kerja keras dan pantang menyerah, nilai keuletan, nilai kreativitas, dan nilai sportivitas.



1 H. Taufik Ikram Jamil dkk.  Pendidikan Budaya Melayu Riau Buku Sumber Pegangan Guru. Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). Pekanbaru. 2018. Hal. 416

2 Andreas Supriyono. Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Timur. 2018. Hal. 12

3 Rizky Yulita. Permainan Tradisional Anak Nusantara. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Timur. 2017. Hal. 55


DAFTAR PUSTAKA

Jamil, H. Taufik Ikram,dkk. 2018. Pendidikan Budaya Melayu Riau Buku Sumber Pegangan Guru. Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). Pekanbaru.

Supriyono, A. 2018. Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Timur.

Yulita, R. 2017. Permainan Tradisional Anak Nusantara. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Timur.


No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...