Tuesday, 29 December 2020

Budaya Lokal dan Pengaruh Budaya Asing

Chairun Nisa


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk agama dan politik, adat-istiadat, bahasa, pakaian, peralatan, bangunan, dan karya seni.

Pada masa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya lokal yang mulai menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan masuknya budaya-budaya asing asing ke dalam budaya lokal kita. Contohnya saja budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian misalnya. Dahulu dalam budaya kita selalu mengutamakan adab berpakaian yang sopan dan tertutup. Namun, karena tren dan mengikuti perkembangan zaman dan tidak ingin dikatakan kuno, akhirnya mengikuti tata cara berpakaian ala barat meski cara berpakaiannya itu tidak sopan dan memperlihatkan aurat. Selain cara berpakaian, dalam hal mengkonsumsi makanan pun juga sudah mengikuti budaya asing. Seperti misalnya masyarakat kita yang cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji yang mana hal itu merupakan kebiasaan atau budaya dari orang asing. Masyarakat kita menganggap mengkonsumsi makanan tersebut diangap modern. Lambat laun tanpa kita sadari, makanan-makanan tersebut sudah menjadi makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Hal ini akan mengakibatkan makanan khas tradisional budaya kita akan hilang. Jika hal ini terjadi bukan tidak mungkin generasi kita di masa yang akan datang tidak akan merasakan makanan tradisional khas daerah mereka masing-masing.

Pesatnya era globalisasi merupakan salah satu akibat terjadinya saat ini proses akulturasi budaya asing. Kemajuan teknologi modern lah yang menyebabkan cepatnya akses pengetahuan tentang budaya asing. Masuknya kebudayaan asing juga akan mengakibatkan terkikisnya budaya dan kearifan lokal yang merupakan warisan kebudayaan bangsa Indonesia. Hal ini menjadi awal nilai tradisional secara perlahan mengalami kepunahan karena tidak mampu bersaing dengan budaya modern.

Revolusi informasi menjadi pintu utama masuknya budaya asing. Dimana revolusi informasi ini mengakibatkan informasi sulit dibendung karena arusnya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keterbukaan dan kebebasan informasi merupakan suatu hal yang sulit karena ia memberikan dampak positif sekaligus dampak negatif. Walaupun diberikan kebebasan untuk mengakses sebanyak-banyaknya akan tetapi ada ruang bagi masyarkat untuk memilah-milah informasi sesuai kepentingannya.

Kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia sebenarnya juga memiliki dampak postif seperti meningkatnya kreatifitas, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain sebagainya. Walaupun begitu, dilihat dari kenyataannya, dampak negatif yang ditimbulkan lebih banyak dibandingkan dampak positifnya.

Oleh karena itu, diharapkan kepada semua pihak terlibat dalam pemberdayaan masyarakat agar mampu menyikapi secara bijak setiap pengaruh kebudayaan asing yang masuk agar kebudayaan lokal tidak tergerus apalagi sampai tergantikan. Dengan cara memfilter atau menyaring mana budaya yang membawa dampak positif atau berdampak negatif.

Tugas utama kita adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, dan mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya sehingga generasi penerus dapat memahami budaya lokal dan memperkokoh budaya bangsa dan nantinya akan mengharumkan budaya Bangsa Indonesia. Hal itu juga dilakukan agar budaya lokal kita tidak diambil atau diklaim oleh negara lain.

Kebudayaan asing adalah kebudayaan yang datang dari luar daerah yang diterima dan dijalani oleh masyarakat di daerah tersebut, sementara kebudayaan lokal adalah kebudayaan asli daerah tersebut.[1] Kebudayaan lokal di Indoensia sangat beragam, hal ini menjadi kebanggan sekaligus tantangan bagaimana agar kebudayaan lokal yang beragam tersebut dapat dipertahankan sehingga dapat diwariskan dan dilestarikan oleh generasi yang berikutnya. Budaya lokal Indonesia sangat beragam dan unik ini takutnya berubah seiring perkembangan zaman dan masuknya kebudayaan asing yang lebih modern. Dimana masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Budaya asing sebenarnya sah-sah saja masuk ke suatu daerah asalkan sesuai dengan kepribadian masyarakat di suatu daerah tersebut, yang menjadi tantangan itu adalah budaya asing yang mulai mendominasi budaya lokal sehingga budaya lokal lambat laun akan dilupakan dan akhirnya luntur. Apalagi pada saat ini semua serba cepat akibat semakin cepat dan canggihnya perkembangan teknologi.

Masuknya budaya asing ke Indonesia salah satunya disebabkan oleh globalisasi. Proses globalisasi itu sangat cepat dan menyangkut berbagai aspek kehidupan. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap keberadaan kebudayaan lokal. Karena semakin cepatnya pengaruh kebudayaan asing tersebut sehingga menjadi penyebab timbulnya goncangan budaya atau culture shock, yaitu suatu kondisi dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan asing yang datang sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Atau dengan kata lain terjadinya asimilasi. Menurut Koentjaraningrat, asimilasi adalah proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Selanjutnya sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan masing-masing berubah menjadi kebudayaan campuran.[2] Oleh karena itu, diperlukannya suatu ketahanan budaya.

Ketahanan budaya adalah sebagai suatu cara atau strategi dalam menanggapi serta merespon perubahan.[3] Ketahanan budaya sangat perlu dilakukan mengingat kondisi saat ini dimana arus informasi yang sangat cepat dan dengan mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. Masyarakat harus lebih bijak serta mampu melihat peluang dalam mengembangkan kebudayaan lokal ke arah yang lebih baik.

Untuk membangun ketahanan budaya itu diperlukan beberapa upaya, diantaranya yang pertama dengan meningkatkan upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan lokal serta meningkatkan upaya-upaya dari pihak-pihak seperti pemerintah, swasta, pemberdayaan masyarakat adat dan komunitas budaya untuk ikut andil dalam mengembangkan dan melindungi kebudayaan lokal. Perlindungan disini maksudnya adalah menjaga keaslian kebudayaan tersebut dari pengaruh dan penyimpangan budaya asing dalam hal pemanfaatannya. Sedangkan pengembangan adalah upaya meningkatkan kualitas dan kuanitas kebudayaan yang berada di tengah-tengah masyarakat tanpa menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Upaya selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan nilai-nilai budaya baik nilai budaya yang terkandung di dalam kebiasaan budaya maupun yang terkandung di dalam aturan budaya. Upaya yang terakhir yaitu memperkuat identitas jati diri bangsa karena di dalam jati diri bangsa  terkandung kearifan-kearifan lokal.

Bangsa Indoensia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan ciri khas kebudayaannya masing-masing. Identitas seseorang ditentukan oleh ada tidaknya ia menjadi anggota dalam berbagai kesatuan sosial.[4] Misalnya seseorang yang bersuku Melayu dengan kebudayaan Melayunya, sehingga dapat dikatakan ia mempunyai identitas Melayu, dan begitupun seterusnya terhadap suku-suku yang lain.

Selain upaya-upaya yang telah disebutkan di atas, memahami kebudayaan lokal Indonesia dari berbagai segi juga sangat penting dilakukan dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beragam sangat cocok dengan semboyan “Bhineka Tungal Ika” untuk memahami nilai kebudayaan lokal Indonesia ini. Berkaitan dengan tujuan itu diperlukan penanaman rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan lokal Indonesia untuk memahaminya melalui pendekatan seluruh kebudayaan di Indonesia.

Multikulturalisme adalah sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co-existence yang ditandai oleh kesediaan menghormati budaya lain. Multikulturalisme juga merupakan sebuah formasi sosial yang membukakan jalan bagi dibangunnya ruang-ruang bagi identitas yang beragam dan sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu untuk sebuah integrasi.[5] Paham multikulturalisme ini muncul sebagai reaksi dari semakin kuatnya pengaruh globalisasi yang cenderung menyatukan budaya menjadi satu di bawah pengaruh ideologi kapitalisme dan modernisme.

Kebudayaan masyarakat itu bergerak secara dinamis. Hal ini menyebabkan terjadinya kesamaan budaya antara suatu daerah atau negara, akibatnya pembatas antar negara menjaid kabur. Dalam kaitan ini, tentunya masyarakat tidak ingin kehilangan jati diri atau identitas budaya yang dimiliknya. Selain itu, pemahaman terhadap kebudayaan yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal yang mencerminkan identitas suatu kelompok bangsa menjadi sangat relevan untuk dibahas seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Poespowardojo (dalam Astra, 2004 : 114) secara tegas menyebutkan bahwa sifat-sifat kearifan lokal adalah: 1) mampu bertahan terhadap budaya luar; 2) memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar; 3) mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur-unsur budaya luar ke dalam budaya asli; 4) mampu mengendalikan; dan 5) mampu memberikan arah pada perkembangan budaya.[6]

Penguatan jati diri suatu bangsa merupakan hal yang sangat penting dilakukan di tengah-tengah besarnya pengaruh gloalisasi, dengan harapan budaya lokal yang diwarisi oleh para pendahulu tidak akan luntur.

Penanaman kearifan lokal kepada masyarakat juga merupakan suatu hal yang sangat penting apalagi  menyangkut pelestarian nilai-nilai budaya luhur nenek moyang kita di dalam kehidupan masyarakat.

Selain upaya untuk menghadapi masalah keberagaman budaya lokal di tengah arus globalisasi ini, kita juga harus memanfaatkan keadaan tersebut dengan mengembangkan dan memanfaatkan kearifan kebudayaan lokal yang kita miliki. Kebudayaan Indonesia kini cenderung agak kurang dikenal oleh khalayak ramai, termasuk oleh generasi muda, hal ini terjadi karena masuknya budaya popular yang berkonotasi terkait sebagai bagian dari Budaya Global.[7]

Pentingnya memahami budaya-budaya lokal yang kita miliki sehingga mampu menjawab tantangan budaya di era global ini. Pengembangan dapat dilakukan dengan menanamkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebudayaan kearifan lokal dalam kehidupan kita. Sehingga dengan adanya kesadaran itu kita sebagai masyarakat lokal bangga terhadap kebudayaan tersebut. Hal tersebut dapat terjadi jika kita menjadikan kebudayaan lokal kita sebagai identitas dan jati diri masyarakat kita.

  

Kesimpulan

Indonesia memiliki budaya lokal yang sangat beragam. Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini banyak membawa pengaruh terhadap perkembangan budaya suatu negara, termasuk budaya Indoensia yang telah banyak dipengaruhi oleh budaya asing. Beragamnya budaya lokal Indonesia juga dihadapkan dengan masalah modernisasi. Oleh karena itu, budaya lokal tersebut harus dijaga dan dilestraikan dengan membangun ketahanan budaya bangsa. Apapun tantangan yang dihadapi oleh budaya lokal di era globalisasi, maka sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran bagi seluruh masyarakat khususnya generasi muda untuk lebih memahami budaya yang dimiliki bangsa ini dengan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya serta melestarikan keberadaannya dengan cara memberdayakan kearifan lokal yang tumbuh  di tengah-tengah masyarakat. Sehingga budaya lokal tidak akan punah dan luntur.

 


[1] Rosihan, Amha.  Kebudayaan Asing Adalah ?.”, 25 April 2016, https://www.astalog.com/8631/kebudayaan-asing-adalah.htm.  Diakses 27 November 2020.

[2] Gunawan, Sheren. “Perubahan Budaya dan Melemahnya Nilai-nilai Tradisional”, 23 Desember 2015, http://blog.unnes.ac.id/hellosheren/2015/12/23/materi-antropologi-sma-kelas-xi-perubahan-budaya-dan-melemahnya-nilai-nilai-tradisional/. Diakses 27 Desember 2020.

[3] Ismadi, Hurip Danu. Ketahanan Budaya, Pemikiran dan Wacana. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan. Jakarta. 2014. Hal. 2

[4] Brata, Ida Bagus. Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa. Jom Fkip – Universitas Mahasaraswati Denpasar Volume 05 Edisi Maret 2016.  Hal. 10

[5] Sparingga, D. T. Multikulturalisme dan Multi Perspektif di Indonesia. Forum Rektor Simpul Jawa Timur. Surabaya. 2003. Hal. 20

[6] Brata, Ida Bagus. Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa. Jom Fkip – Universitas Mahasaraswati Denpasar Volume 05 Edisi Maret 2016.  Hal. 11

[7] Sedyawati, Edi. Keindahan dalam Budaya Buku 1 Kebutuhan Membangun Bangsa Yang Kuat. Wedatama Widya Sastra. Jakarta. 2007. Hal. 6

  

DAFTAR PUSTAKA

Brata, Ida Bagus. Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa. Jom Fkip – Universitas Mahasaraswati Denpasar Volume 05 Edisi Maret 2016.

Gunawan, Sheren. “Perubahan Budaya dan Melemahnya Nilai-nilai Tradisional”, http://blog.unnes.ac.id/hellosheren/2015/12/23/materi-antropologi-sma-kelas-xi-perubahan-budaya-dan-melemahnya-nilai-nilai-tradisional/.

Ismadi, Hurip Danu. 2014. Ketahanan Budaya, Pemikiran dan Wacana. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan. Jakarta.

Rosihan, Amha. “Kebudayaan Asing Adalah ?.” https://www.astalog.com/8631/kebudayaan-asing-adalah.htm.

Sedyawati, Edi. 2007. Keindahan dalam Budaya Buku 1 Kebutuhan Membangun Bangsa Yang Kuat. Wedatama Widya Sastra. Jakarta.

Sparingga, D. T. 2003. Multikulturalisme Dan Multi Perspektif di Indonesia. Forum Rektor Simpul Jawa Timur. Surabaya.

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...