Anggun Santika
Herbert Spencer adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori
liberal klasik terkemuka yang lahir di Derby pada 27 April 1820 dan meninggal di Brighton, 8 Desember 1903
pada umur 83 tahun.Spencer lebih dikenal dengan sebutan bapak Darwinisme sosial. Meskipun
sebagian besar dari karya yang ditulis
nya membahas tentang teori politik dan menekankan pada keuntungan akan
kemurahan hati. Spencer sering kali menganalisis masyarakat sebagai sistem
evolusi, ia juga menjelaskan definisi tentang "hukum rimba" dalam
ilmu sosial.Selain itu,Spencer juga berkontribusi di dalam berbagai subyek, termasuk etnis, metafisika,
agama, politik, retorik, biologi dan psikologi sehingga Spencer saat ini sering
disebut sebagai contoh sempurna untuk
paham ilmiah.[1]
Konsep Evolusioner yang telah dikembangkan oleh Herbert Spencer adalah gagasan yang berpusat pada ketertarikan pemahaman Spencer terhadap evolusi Darwin yang menggunakan konsep
evolusi dalam bidang biologi dengan memperhatikan hukum alam. Oleh sebab itu Spencer menerapkan konsepnya dibidang sosial yang dimulai dari terjadinya evolusi individu-individu yang menggabungkan diri menjadi sebuah keluarga, komunitas, masyarakat, negara, dan lainnya.Dalam teori evolusioner nya Spencer
menyebutkan bahwa evolusi itu dimulai dari individu-individu yang menggabungkan
diri menjadi sebuah keluarga, keluarga bergabung menjadi komunitas, komunitas
menjadi masyarakat dan masyarakat menjadi negara dan demikian seterusnya .Empat
tahap evolusi sosial menurut Spencer:
- Tahap peningkatan ukuran yaitu tahap sebuah organisme akan berkembang ukurannya,sebagaimana masyarakat juga akan berkembang dari segi jumlah dan ukurannya.
- Tahap kompleksifikasi. Yaitu tahap penyempurnaan struktur sebuah organisme .
- Tahap diferensiasi yaitu tahap yang menyebabkan adanya pembagian kerja dan fungsi
- Masyarakat ,terbentuknya stratifikasi dan kelas-kelas sosial.
- Tahap integrasi. Merupakan salah satu tahap dalam proses evolusi yang bersifat natural, spontan dan otomatis tanpa rekayasa agar integrasi menuju keseimbangan ini berjalan dengan baik. [2]
Yang membedakan Spencer dengan sosialis lainnya yaitu
Spencer menganut aliran politik liberal dengan
pandangan evolusi yang meyakini bahwa kehidupan masyarakat tumbuh secara
progresif menuju keadaan yang lebih baik dan kehidupan masyarakat harus
dibiarkan berkembang sendiri dan lepas dari campur tangan lainnya yang hanya akan
memperburuk keadaan. Selain itu, Spencer tidak menggunakan istilah masyarakat
sebagai suatu yang tidak mempunyai bentuk, namun Spencer membicarakan mengenai
masyarakat.
Persfektif untuk mengenali evolusioner
Spencer yaitu: Pertama teori-teori
tersebut berkenaan dengan ukuran masyarakat yang semakin bertambah dan diiringi
dengan struktur-struktur sosial yang lebih besar dan terdiferensiasi, serta
diferensiasi fungsi yang dilaksanakannya.
Kedua, masyarakat mengalami evolusi percampuran, yaitu dengan menyatukan
kelompok-kelompok yang saling berdekatan.
Sebagai seorang sosialis Herbert Spencer
di dalam teorinya menerima pandangan Darwinian yang
menekankan prinsip ketahanan dan kekuatan, sebagaiman yang terdapat di dalam bukunya yang berjudul “First Principles (1862)” Ia menyatakan bahwa masyarakat
harus berpegang pada prinsip ketahanan kekuatan (the law of the persistence of
force)
yaitu yang kuatlah yang akan bertahan .Konsep ini dikenal dengan survival of the fittest dalam artian di dalam kehidupan sebagai
makhluk biologis maupun sosial, manusia harus memiliki daya tahan terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi di sekitarnya sehingga ia akan terus berkembang dan mewujud. Daya tahan
di sini, tidak hanya memegang teguh pemikiran atau keadaan awal dan tak mau
menerima pengaruh lain, melainkan lebih kepada penyesuaian diri terhadap
lingkungan yang dinamis, di mana hal ini tidak mungkin dicegah maupun ditolak.[3]
Konsep evolusioner Spencer ini sebelum ditujukan pada masyarakat
industrial,awalnya hanya dikembangkan pada masyarakat militan saja ,yang mana masyarakat militan awal digambarkan
dan disusun untuk melakukan peperangan yang ofensif dan defensif. Sementara
Spencer bersikap kritis terhadap peperangan,karena ia yakin pada tahap lebih
awal peperangan bermanfaat dalam penyatuan masyarakat
(contoh, penaklukan militer), yang mana
masyarakat dibangun dengan tekanan terhadap
individu, kekerasan serta cara hidup yang dibatasi oleh peraturan dan perlakuan
hukum yang sewenang-wenang.
Spencer di
dalam karya etis dan politisnya ia banyak
menawarkan ide-ide yang lain mengenai evolusi masyarakat dengan memandang di
satu sisi dia melihat masyarakat sedang bergerak menuju keadaan moral yang
ideal atau sempurna. Disisi lain, dia berargumen bahwa masyarakat yang paling
kuat akan bertahan dan kuat akan harus diizinkan mati satu demi
satu.Berdasarkan argumen yang dituliskan Spencer ia menyebutkan bahwa perjuangan kompetitif mungkin akan terjadi diantara
individu-individu dan kelompok-kelompok yang ada di suatu masyarakat atau
antara penduduk yang berbeda ras dan etnisnya masing-masing dengan pola
budayanya sendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya[4]
Dalam
kajian-kajiannya tentang
masyarakat, Spencer juga mencoba menjelaskan kajiannya terhadap masalah agama. Sebagaiman di dalam salah satu bukunya yang berjudul “The Man versus The State”yang mana
ia mengaitkan konsepnya dengan latar belakang masyarakat sebelum menjadi ideal
yaitu hubungannya dengan masyarakat militaris yang pada saat itu kepemimpinan berada di tangan orang yang kuat dan mahir perang.
Sehingga sikap Absolutisme
menimbulkan mitos mitos, dan
muncul ketakutan-ketakutan pada roh,sehingga mereka mulai menyembah leluhur.
Kesimpulan
Herbert Spencer adalah seorang
filsuf Inggris yang merupakan salah satu pelopor teori Evolusioner dan ia dikenal
dengan sebutan bapak Darwinisme sosial .Dalam penerapan konsepnya, ia menerima pandangan darwin yang menekankan
prinsip ketahanan dan kekuatan, yang dikenal dengan survival of
the fittest dalam artian di dalam kehidupan sebagai makhluk biologis maupun
sosial, manusia harus memiliki daya
tahan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya sehingga ia akan
terus berkembang dan mewujud.Tidak
dapat dipungkiri bahwa dalam pengembangan konsepnya ia sering dikait-kaitkan
dengan charles darwin karena adanya beberapa kesamaan pemikiran terkait hukum
alam namun yang menjadi pembeda jelas diantara keduanya yaitu arah
penelitiannya yang mana,darwin menggunakan konsep evolusi ini dibidang biologi
sedangkan Spencer mengaitkan nya dengan aspek sosial atau masyarakat.
Herbert Spencer juga telah
melahirkan karya-karya yang Monumental terkait konsep evolusionernya seperti
bukunya yang berjudul “ The Man
versus The State”terkait kajiannya dengan agama , “First
Principles (1862)” yang
membahas prinsip ketahanan dan kekuatan dalam teori darwin,dan masih banyak lagi lainnya.
[1]Wikipedia. Indonesia. https://en.wikipedia.org/wiki/Herbert_Spencer. Diakses 23 November
2020.
[2]Ritzer George. Teori Sosiologi
Modern. Kencana .Jakarta. 2007.hal 50
[3] Wardi Bachtiar.Sosiologi Klasik . PT. Remaja Rosdakarya .Bandung. 2010. hal.129
[4] Doyle Paul
Johnson. Teori
Sosiologi Klasik dan Modern .Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.1990. hal. 234
DAFTAR PUSTAKA
Paul Johnson, Doyle. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Ritzer George. 2007.Teori Sosiologi Modern.Jakarta: Kencana.
Wardi Bachtiar.Sosiologi Klasik . PT. Remaja Rosdakarya .Bandung. 2010. hal.129
Wikipedia. “Indonesia”.https://en.wikipedia.org/wiki/Herbert_Spencer.Diakses 23 November
2020.
No comments:
Post a Comment