Sunday, 20 December 2020

HUBUNGAN ANTARA KARYA SENI, SENIMAN DAN MASYARAKAT

MISRINA LUTHFIYAH


      Nilai-nilai budaya merupakan konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia. Budaya mengandung pikiran, akal budi, adat istiadat, hal-hal yang berkenaan dengan peradaban dan kemajuan, serta menjadi kebiasaan dalam suatu masyarakat. Nilai ini abstrak karena nilai tidak berwujud. Wujudnya ada pada budaya itu sendiri. Namun nilai ini sangat penting dalam kehidupan manusia[1]. Kebudayaan yang ada itu terus tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat menjadi bagian kehidupan komunitas dan terus bertahan hingga kini sebagai identitas jati diri bangsa[2]. Budaya yang berkembang tidak bisa dilepaskan dari perilaku masyarakat dalam menciptakan karya seni. Hubungan tersebut terjadi secara alamiah seiring peradaban manusia. Sebelum mengetahui hubungan antara karya seni, seniman dan masyarakat ada baiknya kita memhami terebih dahulu apa itu karya seni, seniman dan masyarakat.

1.    Seni
Seni adalah produk hasil perilaku manusia dalam menggunakan imajinasi kreatif untuk menerangkan, memahami, dan menikmati hidup. Seni lahir dari kondisi alam sekitar yang berusaha menjelaskan kondisi fisik manusia. Seni melambangkan kritik sosial terhadap kondisi sosial dan pemerintah. Dalam kehidupan sehari-hari seni menggambarkan rasa cinta, kasih sayang,dan keindahan.

2.    Seniman
Seniman atau Pelaku Seni adalah orang yang menciptakan karya seni melalui proses pemikiran atau kegiatan positif. Contoh kegiatan seni yang dilakukan seniman antara lain menyanyi, menulis dan membaca puisi, menulis, akting, dan mementaskan teater. Kegiatan seniman dapat dilihat seperti penyaluran kekuatan adi-kodrati, penyauran sikap berbakti kepada Tuhan atau pemimpin, pelestarian arisan budaya nenek moyang serta prasarana untuk mengembangkan kreativitas pendidikan.

 

3.    Masyarakat
Masyarakat adalah kelompok orang yang saling memengaruhi satu sama lain. Sifat saling memengaruhi ditandai oleh kesadaran dari tiap-tiap anggota masyarakat akan kehadiran anggota lainnya. Kesadaran menumbuhkan sikap dan perbuatan untuk memerhatikan perilaku orang lain. Masyarakat merupakan sumber seni yang berkembang dalam kehidupannya. Seni adalah hasil kreativitas masyarakat, sesuai dengan peradabannya. Seni mencerminkan nilai-nilai dalam masyarakat yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Sani memiliki berbagai fungsi, seperti fungsi hiburan dan adi-kodrati. Nilai yang berkembang di masyarakat dapat disosialisasikan melalui kesenian, misalnya cerita rakyat (folklor).

 

      Karya seni, seniman dan masyarakat memiiki hubungan yaitu yang terlihat pada sikap atau apresiasi pelaku seni dan masyarakat terhadap kesenian. Menurut Koentjaraningrat, apresiasi seni tidak sama bagi semua orang. Tetapi walaupun demikian, beberapa ahli Antropologi mengemukakan satu hipotesa bahwa ada unsur pokok atau unsur dasar yang mempunyai hubungan universal.  Perasaan estetis merupakan suatu kecenderungan manusia untuk bersikap terhadap segala sesuatu yang menyenangkan, mengharukan, dan menakjubkan terhadap desain, warna, proporsi, harmoni, dan kesatuan.

      Sebuah karya seni akan berharga jika ada pihak lain yang mengakui keberadaan karya seni tersebut. Pihak lain yang dimaksud adalah masyarakat yang menjadi pencinta seni maupun masyarakat yang memanfaatkan karya seni sebagai upaya memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan antara kebutuhan pasar masyarakat luas dengan idealisme seniman sebagai pelaku seni yang utama. Ada kala nya seniman memiliki idealisme yang tinggi sehingga tak terjangkau oleh masyarakat. Akibatnya karya-karya yang dihasilkan oleh seorang seniman hanya bisa dinikmati oleh seniman itu sendiri atau oleh kalangan yang amat terbatas.

       Antara karya seni, pelaku seni dan masyarakat terjalin suatu bentuk keterkaitan Hal itu dapat kita temukan dalam contoh berikut ini:

       Dalam kehidupan masyarakat tradisional yang masih lekat dengan adat istiadat warisan masa lampau memiliki kecenderungan masih mempertahankan kesenian yang penuh dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku pada masa lampau. Oleh karena itu, apresiasi masyarakat terhadap seni tradisional masih sangat tinggi dan kurang bisa menerima bentuk-bentuk kesenian kontem- porer modern. Sebaliknya di lingkungan masyarakat modern, baik yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan, seni tradisional kurang mendapatkan tempat di dalam kehidupan mereka. Akan tetapi, mereka cenderung menyukai kesenian modern atau seni kontemporer. Dinamika masyarakat yang terus berubah membawa dampak pada perubahan terhadap apresiasi seni pada masyarakat. Kondisi inilah yang menyebabkan pasang-surutnya kehidupan seniman sebagai pelaku seni dalam menghasilkan karya-karya seni sekaligus mencerminkan kebudayaan suatu bangsa. Berbagai bentuk karya seni, jika dikembangkan dan dikelola secara profesional merupakan aset besar yang memberikan nilai tambah, bukan saja pada pelaku seni melainkan juga masyarakat.

      Masyarakat adalah sumber seni. Tidak ada seni bila tidak ada masyarakat. Setiap masyarakat melahirkan seni. Setiap masyarakat memiliki seni. Seni adalah hasil dari masyarakat sesuai dengan perkembangan peradabannya. Kesenian mencerminkan nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dan sekaligus merupakan cara untuk mewariskan nilai-nilai tersebut kepada generasi berikutnya di samping sebagai berbagai fungsi lainnya, seperti fungsi hiburan dan penyaluran kekuatan adi kodrati. Ketika cerita rakyat (folklore) begitu akrab dengan kehidupan manusia, ia sering digunakan untuk menunjukkan dan mewariskan nilai-nilai masyarakat kepada generasi berikutnya. Cerita rakyat terdiri dari mitos, legenda dan dongeng. Mitos pada dasarnya bersifat religius, karena memberi rasio pada kepercayaan dan praktek keagamaan. Fungsi mitos adalah memberi gambaran dan penjelasan tentang alam semesta yang teratur, yang merupakan latar belakang perilaku yang teratur. 

      Ada empat unsur murni yang menguasai semua karya seni yaitu kesatuan, ritme, simetri, dan keseimbangan. Suku bangsa yang hidupnya masih mengembara misalnya, tidak akan sempat mengembangkan kesenian secara umum dan seni pahat pada umumnya. Seni pahat atau seni ukir membutuhkan suatu cara hidup yang menetap. Hanya musik, tari-tarian, drama, atau upacara yang erat hubungannya dengan semua macam cara hidup. Seni Lukis dalam masyarakat yang masih tradisional, kesenian merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Seni terjalin dengan kerja biasa dan dalam ritual religius. Upacara religius menyebabkan orang harus menyanyikan lagu-lagu indah, harus memakai pakaian tertentu, dan harus menjalankan gerakan-gerakan badan yang sangat teliti dan ditentukan pula.  Dalam masyarakat yang kompleks, sudah ada pembagian kerja dan semua orang berpikir secara bebas maka kesenian merupakan salah satu aspek dari kehidupan yang dilakukan secara terpisah dari aspek lain.

     Pekerjaan seni dilakukan oleh para seniman yang memiliki bakat atau keahlian yang diperolehnya secara otodidak maupun melalui pendidikan seni khusus.  Oleh karena itu, hidup matinya kesenian modern tergantung bagaimana apresiasi masyarakat terhadap hasil karya seni para seniman. Sikap atau apresiasi seni dapat kita bagi menjadi dua yaitu sikap terhadap kesenian tradisional dan sikap terhadap kesenian modern.

a.    Sikap terhadap Kesenian Tradisional

Pelaku seni dan masyarakat masih memberikan apresiasi yang baik terhadap kesenian tradisional.  Para pelaku seni banyak yang membentuk paguyuban atau kelompok yang bergerak pada bidang seni. Contohnya adalah Karawitan, Wayang kulit, Wayang orang, Wayang Golek, Reog, Ludruk, tari saman, tari Bali, dan lain sebagainya.  Para peminat seni tradisional juga masih banyak. Mereka cenderung banyak meluangkan waktu untuk menikmati pertunjukan wayang, ludruk, gamelan, tarian daerah, menikmati peninggalan bersejarah seperti candi-candi, dan sebagainya[3].

b.   Sikap terhadap Kesenian Modern

Para pelaku seni dan masyarakat di Indonesia pada umumnya memberikan apresiasi yang positif terhadap segala macam bentuk kesenian. Apresiasi positif tersebut diberikan juga terhadap kesenian modern, baik itu bagi seni rupa maupun seni suara. Pelaku seni juga semakin banyak bermunculan. Seni suara terutama, bermunculan pelaku seni dengan aliran musik yang beragam. Aliran musik yang memiliki peminat terbanyak saat ini adalah dangdut. Pelaku seni dan peminat musik pada dangdut semakin bertambah dari masa ke masa. Untuk kelompok-kelompok musik beraliran pop atau pop rock juga semakin banyak bermunculan. Peminat musik terhadap kelompok-kelompok musik tersebut juga memberikan apresiasi yang sangat baik. Untuk pelaku seni bidang perfilman dan sinematografi juga telah semakin kokoh menginjak dunia seni mengembangkan sayap untuk meningkatkan kualitasnya. Tak kalah baiknya juga apresiasi masyarakat terhadap hasil perfilman dan sinematografi Indonesia[4].

      Pada masa Purba, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat saat itu, karya seni terjelma dalam lukisan jari-jari tangan dan hewan buruan dan simbol-simbol lainnya pada dinding-dinding gua. Simbol itu dimaksudkan untuk melambangkan kepercayaan dan sarana peribadatan masyarakat pada masa itu untuk berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

 

      Pada masa Hindu Budha, karya seni sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Hindu Budha, seperti tampak pada patung-patung yang terdapat di berbagai candi-candi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Bali dan kawa Tengah, yang menggambarkan para dewa dengan beberapa hiasan yang memiliki makna penting bagi masyarakat Hindu Budha, seperti Padma Teratai, Swatika, Kalamakara dan Kinnara.  Pada masa Islam, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang sangat kental dengan nilai-nilai agama Islam maka lahir karya seni yang merefleksikan simbol-simbol dan nilai-nilai Islam.  Contohnya, adalah kaligrafi yang terdapat pada berbagai iptek manusia, seperti belati, tombak, pedang dan panji-panji, pada bidang musik kita mengenal rebana yang identik dengan musik bernuansa Islam. Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga mempengaruhi karya seni Indonesia. 

 

      Masyarakat Indonesia mulai memasuki masa modern. Sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat maka seni yang berkembang adalah seni musik di samping berbagai jenis musik lainnya. Sumbangan nilai Barat terhadap seni masyarakat Indonesia adalah oktaf, ritme, dan nada, yang sering membawakan nilai-nilai kesetaraan, kemerdekaan dan kebebasan. Dintinjau dari perkembangan seni, masa ini masyarakat Indonesia memasuki masa postmodern. 

   

KESIMPULAN

       Berdasarkan paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Karya seni, Seniman dan Masyarakat memiliki hubungan atau keterikatan satu sama lain. Seniman berupaya mengkomunikasikan idenya kepada publik melalui benda-benda seni. Sebagai apresiator, publik atau masyarakat memberikan tanggapannya. Sebuah karya seni tidak mungkin ada jika tanpa ada seniman. Seniman menggunakan karya seni yang dihasilkannya sebagai media untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan perasaannya kepada publik. Karya seni pun tidak hanya sebatas pada aspek kebendaan semata, melainkan juga meliputi aspek nilai yang datangnya dari publik atau masyarakat sebagai penikmat seni. Kehidupan masyarakat juga tidak akan berarti tanpa kehadiran seni, karena seni memiliki berbagai fungsi penting, seperti sebagai media pewarisan budaya, sarana hiburan, sarana pendidikan, dan dapat menimbulkan semangat solidaritas. Dengan demikian ketiga unsur tersebut, saling bergantung satu sama lain.

 


[1]Dian Nurrachman, Hasbi Assiddiqi, Rohanda, Pepen Priyawan. Ideologi Orang Biasa: Nilai-Nilai Kultural Masyarakat Pantura Jawa Barat dalam Seni dan Lagu Tarling. Jurnal Ilmiah Peradaban Islam.Vol. 16 No. 2, 2019, 199–209. Agustus 2019. Hal. 200.

[2]Drs. Sukirno, M.Sn. Hubungan Wayang Kulit dan Kehidupan Sosial Masyarakat Jawa.Vol 1, No. 1, Juli 2009. Hal. 16-17.

[3]Siswa Abadi. “Hubungan Antara Karya Seni, Seniman dan Masyarakat.”, 22 Desember 2014, http://rangkumanabadi.blogspot.com/2014/12/hubungan-antara-karya-seni-seniman-dan.html. Diakses 27 November 2020.

[4] Siswa Abadi. “Hubungan Antara Karya Seni, Seniman dan Masyarakat.”, 22 Desember 2014, http://rangkumanabadi.blogspot.com/2014/12/hubungan-antara-karya-seni-seniman-dan.html. Diakses 27 November 2020.

  

DAFTAR PUSTAKA 

Drs. Sukirno, M.Sn. Hubungan Wayang Kulit dan Kehidupan Sosial Masyarakat Jawa.Vol 1, No. 1, Juli 2009.

Nurrachman Dian, Assiddiqi Hasbi, Rohanda, Priyawan Pepen. Ideologi Orang Biasa: Nilai-Nilai Kultural Masyarakat Pantura Jawa Barat dalam Seni dan Lagu Tarling. Jurnal Ilmiah Peradaban Islam.Vol. 16 No. 2, 2019, 199–209. Agustus 2019.

Siswa Abadi. “Hubungan Antara Karya Seni, Seniman dan Masyarakat.”, 22 Desember 2014, http://rangkumanabadi.blogspot.com/2014/12/hubungan-antara-karya-seni-seniman-dan.html. Diakses 27 November 2020.

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...