Bhayu Utama Putra
Antropologi
adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia. Dalam antropologi manusia
dipandang sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi, sosial dan
kebudayaan.[1]
Jadi
antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian dan pemahaman
tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya,
masyarakatnya dan kebudayaannya. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam
masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan perilakunya. Ilmu pengetahuan
antropologi bertujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku
bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajiannya sendiri yang dibedakan dengan ilmu sosial lain seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lain. Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humanivora karena kajiannya yang terfokus kepada manusia dan kebudayaannya. Secara umum dapat dikatakan antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi keberagaman fisiknya, masyarakatnya dan kebudayaannya. Namun demikian dibeberapa tempat, negara dan universitas antropologi sebagai ilmu memiliki penekanan-penekanan tertentu sesuai dengan karakteristik antropologi itu sendiri dan perkembangan masyarakat ditempat, negara dan universitas tersebut.[2]
Dalam
hal ini, ruang lingkup dan dasar antropologi belum mencapai kemantapan dan
bentuk umum yang seragam disemua pusat ilmiah didunia. Untuk mencapai
pengertian akan hal tersebut yaitu dengan mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi
pangkal dari antropologi dan bagaimana garis besar proses perkembangan yang
mengintegrasikan ilmu-ilmu pangkal tersebut serta mempelajari bagaimana
penerapannya dibeberapa negara yang berbeda.
Perkembangan
antropologi terkait dengan perkembangan dinamika masyarakat, antropologi pada
masa perkembangan awalnya tidak dapat dipisahkan dengan karya-karya para
penulis yang mencatat gambaran kehidupan penduduk atau suku bangsa diluar
eropa. Oleh karenanya mereka bukan saja menulis tentang perjalanan atau yang
terkait dengan tugasnya tetapi juga melengkapinya dengan deskripsi tentang tata
cara kehidupan masyarakat yang mereka temui. Deskripsi ini dikenal dengan
sebutan etnografi. Antropologi mulai dikenal banyak orang sebagai ilmu setelah
diselenggarakannya simposium “Internasional symposium on anthropology” pada
tahun 1951 yang dihadiri oleh tokoh antropologi dari negaran-negara dikawasan
Eropa-Amerika dan Uni soviet. Simposium ini menghasilkan buku antropologi.
Setelah simposium ini, dibeberapa wilayah negara berkembang pemikiran-pemikiran
antropologi bersifat teoritis sedangkan diwilayah yang lain antropologi
berkembang dalam dalam tataran fungsi praktisnya.[3]
Dilihat
dari perkembangannya sejarah antropologi dapat dibagi kedalam lima fase yaitu :
- Fase pertama bercirikan adanya bahan-bahan deskripsi untuk suku bangsa yang ditulis oleh para musafir, pemerintah jajahan.
- Fase kedua sampai keempat merupakan kelanjutannya, dimana antropologi semakin berkembang baik mencakup teroi maupun metode kajiannya.
- Fase kelima merupakan tahap terbaru yang menunjukkan perkembangan antropologi setelah tahun 1970an. Pada fase ini perkembangan antropologi memfokuskan diri pada tujuan akademis dan tujuan praktisnya. Tetapi penekanan terhadap kedua tujuan tersebut berbeda-beda disetiap negara. Perbedaan tersebut memungkinkan lahirnya perbedaan aliran dalam antropologi yang dapat diklasifikasikan berdasarkan asal universitas tempat dikembangkannya antropologi di suatu negara seperti inggris, eropa utara, eropa tengah, amerika serikat, rusia dan negara-negara berkembang.
Di
inggris antropologi diperlukan untuk mengenal dan memahami kehidupan masyarakat
lokal pada negara-negara jajahan inggris yang pada saat itu berguna bagi
pemerintah setempat. Di eropa tengah antropologi diperlukan dalam upaya untuk
mencapai kebutuhan akademis seperti yang berrkembang dijerman dan Austria,
disini juga tumbuh upaya untuk melakukan penelitian terhadap masyarakat diluar
eropa terutama kebudayaan suku bangsa eskimo. Di amerika serikat antropologi
diperlukan untuk mencapai pengertian tentang dasar-dasar dari keanekaragaman bentuk
masyarakat dan kebudayaan manusia yang hidup pada masa kini. Di rusia
antropologi diperlukan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan yang terkait
dengan masalah upaya-upaya membangun saling pengertian diantara penduduk
pribumi selain itu juga memperhatikan kehidupan masyarakat dan kebudayaan
diluar bangsa-bangsa eropa. Deskripsi ini kemudian sangat berguna sebagai
masukan dalam upaya dalam pengambilan kebijakan pembangunan seperti masalah
kemiskinan, kesehatan, hukum adat, dan sebagainya.[4]
Dalam
hal ini antropologi memang merupakan studi tentang umat manusia. Ia tidak hanya
sebagai suatu disiplin ilmu yang bersifat akademis tetapi juga merupakan suatu
cara hidup. Antropologi melalui pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun
sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan perilakunya serta untuk
mendapat pengertian yang tidak apriori serta prejudice tentang keanekaragaman
manusia. Antropologi memiliki kedudukan, tujuan, dan manfaat yang unik karena
bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang
perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia
dan perilaku di semua masyarakat. Antropologi mempelajari umat manusia secara
objektif paling tidak mendekati objektif dan sistematis. Metode antropologi
yang dapat digunakan diantaranya yaitu deskriptif, komparatif, studi kasus,
etnografi dan survei.
Secara
makro antropologi dibagi kedalam dua bagian yaitu antropologi fisik dan
antropologi budaya.
- Antropologi fisik, mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis.[5] Dua perntanyaan yang mencolok dari cabang antropologi fisik yaitu munculnya manusia serta perkembangannya kemudian, dan mengenai mengenai bagaimana dan apa sebabnya manusia masa kini secara biologis berbeda.
- Antropologi budaya, memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat.[6] Antropologi budaya merupakan studi tentang praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk ekspresif dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diajui sebelum digunakan oleh masyarakat manusia. Pada saat ini antropologi budaya menekankan pada empat aspek yang tersusun yatiu pertimbangan politik, menyangkut hubungan kebudyaan dengan kekuasaan, menyangkut bahasa, prevensi dan pemikiran individual. Cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi menjadi tiga bagian yakni arkeologi, antropologi linguistik dan etnologi.
Arkeologi
merupakan cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda
peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku
manusia karena dalam peninggalan-peninggalan lama itu terpantul ekspresi
kebudayaannya.[7]
Dengan kata lain berusaha mengkonstruksikan dan menyusun kembali cara hidup
sehari-hari dan adat istiadat dari bangsa-bangsa masa prasejarah serta
menelusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterangan tentang kemungkinan
sebab dari perubahan kebudayaan itu.
Antropologi
linguistik merupakan deskripsi sesuatu bahasa (cara membentuk kalimat membentuk
kalimat/ mengubah kata kerja) maupun sejarah bahasa yang digunakan
(perkembangan bahasa yang saling mempengaruhi sepanjang waktu).[8]
Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu tentang bahasa ini agak lebih tua dibandingkan
dengan antropologi. Kedua disiplin tersebut menjadi amat erat hubungannya
karena ketika para ahli antropologi melakukan penelitian lapangan, mereka
meminta bantuan tenaga-tenaga ahli bahasa untuk mempelajari bahasa-bahasa
primitive.
Etnologi
merupakan cabang antropologi budaya, bahasan utamanya mengenai asas kemanusiaan
dalam kebudayaan berbagai suku bangsa. Informasi diperoleh melalui pencatatan
secara rinci terhadap suatu kebudayaan dimasa lalu dan masa kini. Lingkup
utamanya adalah penyebab perbedaan pola pikir dan pola perilaku individual
dalam sautu keudayaan. Etnologi telah digunakan dalam pengembangan teori-teori
komunikasi. Dalam hal ini etnologi berusaha memahami bagaimana perbedaan dari
cara berpikir dan cara berlaku yang sudah membaku pada orang-orang masa
sekarang dan masa lalu serta memahami sebab-sebab dari perbedaan itu. Dengan
kata lain etnologi mempelajari pola-pola kelakuan seperti adat istiadat
perkawinan, struktur kekerabatan, sistem politik dan ekonomi, agama,
cerita-cerita rakyat, kesenian dan musik. Selain itu etnologi juga mempelajari
dinamika kebudayaan tersebut dan kebudayaan lain saling mempengaruhi termasuk
juga interaksi antara berbagai kepercayaan dan cara-cara melaksanakannya
didalam suatu kebudayaan dan pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang.
Secara
keseluruhan yang termasuk bidang-bidang khusus secara sistematis dalam
antropologi lainnya, selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi
ekonomi, antropologi medis, antropologi psikologi, dan antropologi sosial.
- Antropologi ekonomi, Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mendeskripsikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material (Gudeman, 2000 : 259).
- Antropologi medis, Antropologi medis membahas hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia, terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi (Foster dan Anderson, 1986 : vi).
- Antropologi psikologis, Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungannya antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada (White, 2000 : 856).[9]
- Antropologi sosial, Antropologi sosial mempelajari hubungan antara orang-orang dalam suatu kelompok masyarakat.
Kesimpulan
Antropologi
adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia dari segi keberagaman
fisiknya, masyarakatnya dan kebudayaannya. Namun demikian, dibeberapa tempat,
negara dan universitas antropologi sebagai ilmu memiliki penekanan-penekanan
tertentu sesuai dengan karakteristik antropologi itu sendiri dan perkembangan
masyarakat ditempat, negara dan universitas tersebut. Antropologi melalui
pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang
bermakna tentang manusia dan perilakunya serta untuk mendapat pengertian yang
tidak apriori serta prejudice tentang keanekaragaman manusia. Antropologi
memiliki kedudukan, tujuan, dan manfaat yang unik karena bertujuan dan
bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang
didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan perilaku di semua
masyarakat. Antropologi mempelajari umat manusia secara objektif paling tidak
mendekati objektif dan sistematis. Secara umum antropologi terbagi kedalam 2
bagian yaitu antopologi fisik dan antropologi budaya. Cabang antropologi budaya
ini dibagi-bagi menjadi tiga bagian yakni arkeologi, antropologi linguistic dan
etnologi. Secara keseluruhan yang termasuk bidang-bidang khusus secara
sistematis dalam antropologi lainnya, selain antropologi fisik dan kebudayaan
adalah antropologi ekonomi, antropologi medis, antropologi psikologi, dan
antropologi sosial.
[1] Wawan
Ruswanto. Ruang Lingkup Ilmu Antropologi.
Jakarta. 2014. Hal 3
[2] Wawan
Ruswanto. Ruang Lingkup Ilmu Antropologi.
Jakarta. 2014. Hal 6
[3] Wawan
Ruswanto. Ruang Lingkup Ilmu Antropologi. Jakarta. 2014. Hal 7
[4] Wawan
Ruswanto. Ruang Lingkup Ilmu Antropologi. Jakarta. 2014. Hal 14
[5] Dini
Septiana, dkk. Antropologi. Bandung.
2009. Hal 1
[6] Dini
Septiana, dkk. Antropologi. Bandung.
2009. Hal 1
[7] Dini
Septiana, dkk. Antropologi. Bandung.
2009. Hal 3
[8] Dini
Septiana, dkk. Antropologi. Bandung.
2009. Hal 3
[9] Dini
Septiana, dkk. Antropologi. Bandung.
2009. Hal 6
DAFTAR PUSTAKA
Dini
Septiana, dkk. Antropologi. Bandung.
2009.
Wawan
Ruswanto. Ruang Lingkup Ilmu Antropologi.
Jakarta. 2014.
No comments:
Post a Comment