Sunday, 20 December 2020

Masalah-Masalah Akibat Adanya Keberagaman Budaya

Fadhila Eka Putri


Kebudayaan terminologi adalah Cultuur (bahasa Belanda), Culture (bahasa Inggris), Colere (bahasa Latin), yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari segi artikulasi, culture berkembang sebagai daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah, dalam artian memanfaatkan potensi alam. Dilihat secara bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal dan daya yang berarti kekuatan.

Secara umum komponen kebudayaan yaitu, alam pikiran ideologis dan religius, bahasa, hubungan sosial, perekonomian, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, politik dan pemerintahan, pewarisan kebudayaan dan pendidikan. Kebudayaan mempunyai tanda atau ciri-ciri yang spesifik. Ciri khas yang melekat pada kebudayaan ialah komunikatif, dinamis, dan disfertif. Namun, walaupun

kebudayaan itu komunikatif, kebudayaan merupakan lapisanlapisan atau stratifikasi. Sifat komunikatif kebudayaan disebabkan adanya unsurunsur lama dan baru dalam pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan. Hal ini jelas pada historiografi kebudayaan.  Misalnya, soal pakaian, dahulu orang-orang memakai daun-daunan sebagai pakaian sehari-hari, kemudian kulit kayu, kulit binatang, anyaman dan serat. Selanjutnya, seiring majunya teknologi, orang sudah bisa menenun pakaian dengan tangan, dan pada akhirnya timbul mesin tenun. Contoh lain dalam soal bahasa misalnya, sifat komunikatif kebudayaan tampak jelas, mulai dari beragam dialek bahasa yang dimiliki satu daerah dengan daerah lainnya, mempunyai ciri khas masing-masing sebagai identitas kebudayaan tertentu.  Secara keseluruhan, kebudayaan adalah hasil usaha manusia untuk mencukupi semua kebutuhan manusia, berikut diantara definisi kebudayaan yang dipaparkan oleh para ahli.

1)      E. B. Taylor, seorang antropologi Inggris mendefinisikan kebudayaan atau culture sebagai: That complex whole which includes knowledge, believe, art, morals, law, custom and any other capabilities and habits acquired by man as member of society. 

2)      Sutherland and Woodrard mengatakan: Culture include anything that can be communicated from one generation to another. The culture of a people is c which include knowledge, bilief, art, morals, law, tachiques of wood fabrication and used and modes of communication.

3)      Charles A. Ellwood, mengatakan: Culture is transmitted socially, that is by communication and gradually ambodies in a group tradition of which the vehicle in tanguage. Thus culture in a group matter of habits of though and action acquired or “learned” by interaction with other members of the group. Culture includes all man`s acquire power of control over nature and himself. It includes, there for, on the one hand, the whole of man`s material civilization, tools, weapons, clothing, shelter, machines and even system industry and on the other, all of non-material or spiritual civilization, such as language literature, art religion, morality, law and government.

4)      Francis J. Brown, menyatakan bahwa: This emphasis upon interaction suggest a some what different definition of culture as the total behavior pattern of the group, conditioned in part by the physical environment, both natural and man-made, but primarly by the idea, attitudes, values and habits whice have been developed by the group to meet its needs.

5)      Dewantara mengatakan bahwa kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat), dalam perjuangannya manusia mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.([1])

Jadi, kebudayaan mempunyai sifat kompleks, banyak seluk beluknya dan merupakan totalitas, serta keseluruhan, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, custom, kapabilitas dan kebijaksanaan yang diperoleh manusia dalam masyarakat. Pencipta kebudayaan adalah manusia, sedangkan fokus kebudayaan adalah masyarakat. Selain itu, dalam kebudayaan terdapat penegasan bahwa kebudayaan dapat dikomunikasikan dan ditundukkan, sebab kebudayaan merupakan social heritage, yakni sebagai warisan sosial yang bersifat totalitas dan kompleks. Dengan kata lain, kebudayaan merupakan hasil usaha manusia, baik berupa material maupun spiritual. Kebudayaan adalah milik dan warisan sosial. Kebudayaan terbentuk melalui interaksi sosial, dan diwariskan kepada generasi penerus dengan jalan enkulturasi atau pendidikan. Jadi, kebudayaan adalah suatu hasil ciptaan dari interaksi manusia yang berlangsung selama berabad-abad. Kebudayaan sebagai hasil cipta karya manusia tentu mempunyai bentuk keseluruhan dan unsur-unsur.

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda menghasilkan keragaman kebudayaan. Setiap persekutuan hidup manusia (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas persekutuan hidup manusia. Dalam rangka pemenuhan hidup, manusia akan berinteraksi dengan manusia lain, masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antar persekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut dikenal adanya penyebaran kebudayaan, perubahan kebudayaan dan pewarisan kebudayaan. Adapun hal tersebut adalah fanatisme suku atau bangsa (ethnosentrisme), goncangan kebudayaan (culture shock), dan konflik kebudayaan (culture conflict).([2])

1)      Penyebaran kebudayaan

Difusi atau penyebaran kebudayaan adalah proses penyebaran unsurunsur kebudayaan dari satu kelompok ke kelompok lain, atau suatu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah biasanya menyebar ke masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat Barat, masuk dan mempengaruhi kebudayaan masyarakat Timur. Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Tonybee merumuskan beberapa dalil tentang sebaran budaya sebagai berikut.

a.       Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual. Kebudayaan Barat yang masuk ke Timur pada abad ke-19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia Timur mengambil budaya Barat secara keseluruhan dalam satu unsur tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah diserap. Industrialisasi di negara-negara Timur merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat

b.      Kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya. Semakin tinggi dan dalam aspek budaya, semakin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis dalam dari budaya. Religi orang Barat sulit diterima oleh orang Timur dibanding teknologinya. Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapisan luar dari budaya.

c.       Jika satu unsur budaya masuk, maka akan menarik unsur budaya lain. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang-orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.

d.      Aspek atau unsur budaya yang di tanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat yang didatangi. Contohnya ialah nasionalisme, di mana nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya dan menjadi sebab tumbuhnya negara-negara nasional di Eropa abad ke-19, namun justru memecah belah sistem kenegaraan di dunia Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur Tengah.

2)      Perubahan Kebudayaan 

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur budaya yang berbeda, sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk, sifat perubahan, dampak perubahan, maupun mekanisme yang dilaluinya. Perubahan kebudayaan mencakup perkembangan kebudayaan. Pembangunan dan modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.

Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan). Perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan di luar kendali manusia.

3)      Pewarisan Kebudayaan

Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat vertikal, artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang.

Dalam enkulturasi budaya bisa muncul beberapa masalah, antara lain sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan. Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya baru yang diterima sekarang ini.

Jadi, dalam hal ini pewarisan budaya dapat dilalukan melalui enkulturasi dan sosialisasi. Enkulturasi atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaan. Proses enkulturasi dimulai sejak dini, yaitu masa kanak-kanak, bermula dari lingkungan keluarga, teman-teman sepermainan, dan masyarakat luas. Adapun sosialisasi atau proses pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam suatu masyarakat.([3])

Kesimpulan:

Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang biasa disebut dengan masyarakat multikultural. Pada kondisi ini, dibutuhkan orang-orang yang mampu berkomunikasi antar budaya dan mempunyai pengetahuan tentang perbandingan pola-pola budaya, serta komunikasi lintas budaya. Hal ini dikarenakan keragaman masyarakat berpotensi menimbulkan segmentasi kelompok, struktur yang terbagi-bagi, konsensus yang lemah, sering terjadi konflik, integrasi yang dipaksakan, dan adanya dominasi kelompok, yang pada akhirnya dapat melemahkan gerak kehidupan masyarakat itu sendiri. Adapun komunikasi lintas budaya maupun antar budaya yang beroperasi dalam masyarakat multikultural mengandung lima unsur penting, yakni: pertemuan berbagai kultur dalam waktu dan tempat tertentu; pengakuan terhadap multikulturalisme dan pluralisme; serta perubahan perilaku individu. Oleh karena itu, proses dan praktik komunikasi antar budaya maupun lintas budaya sangat dibutuhkan yang berfungsi sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Proses dan praktik komunikasi yang efektif sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan seseorang tentang jenis, derajat dan fungsi, bahkan makna perbedaan antar budaya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan sosial budaya seseorang tentang perbedaan varian pola-pola budaya, semakin besar pula peluang untuk dapat berkomunikasi antar budaya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pengetahuan tentang perbedaan varian pola-pola budaya, semakin kecil pula peluang untuk berkomunikasi antar budaya.



[1] Abu Ahmadi. Sosiologi Pendidikan Cetakan 2 (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal 58.

[2]  Elly M. Setiadi, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hal 110.

[3]  Herimanto dan Winarno.  Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal 36.

 

DAFTAR PUSTAKA 

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan Cetakan 2 (Jakarta: Rineka Cipta, 2007).

Elly M. Setiadi, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006).

Herimanto dan Winarno. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...