Tuesday, 22 December 2020

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN STATUS DAN PERAN SOSIAL

Ella Nurdianti

 

Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang berkaitan dengan orang perorangan, kelompok perkelompok, maupun perorangan terhadap perkelompok ataupun sebaliknya.[i] Interaksi sosial juga merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. [2]

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia yang lain, baik secara individu maupun dengan kelompok.

Interaksi sosial sangat penting bagi kehidupan manusia karena manusia merupakan makhluk sosial yang berarti bahwa seluruh manusia tidak dapat hidup sendiri dan ditakdirkan untuk hidup bermasyarakat serta berinteraksi satu sama lainnya demi tercapainya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.

a. Asosiatif

Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.

        1.      Kerja sama (cooperation)

Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu bargaining (tawar-menawar), cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha patungan). [3]

        2.      Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan kekacauan.

        3.      Asimilasi

Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran. Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran. [4]

        4.      Akulturasi

Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. [5]

 b. Disosiatif

Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai berikut:

  1. Persaingan/kompetisi Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
  2. Kontravensi Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik.  
  3. Konflik Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut. [6]

1.Status Sosial

Status Sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat. Status sosial berhubungan erat dengan hak dan kewajiban. Status sosial memberi bentuk dan pola pada interaksi sosial, dengan demikian berarti interaksi sosial berhubungan erat dengan status sosial. Pada dasar-nya status sosial merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Setiap individu dalam masyarakat mempunyai berbagai status sosial. Status sosial yang ada dalam masyarakat dibedakan menjadi enam. Keenam status itu dapat diuraikan sebagai berikut;

  1. Ascribed status, yaitu status yang diperoleh secara alami atau otomatis, yang dibawa sejak manusia dilahirkan. Contohnya, Jika seorang ayah bergelar andi (bangsawan Bugis), anaknya juga mendapat gelar andi
  2. Achieved status, yaitu status yang diperoleh dengan melalui usaha atau perjuangan sendiri dan dengan disengaja. Semua individu berpeluang menduduki status ini asal memenuhi syarat-syarat tertentu. Contohnya, gelar kesarjanaan.
  3. Assigned status, yaitu status yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa memperjuangkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Contohnya, gelar pahlawan.

Dalam kehidupan masyarakat sering timbul pertentangan yang dialami seseorang sehubungan dengan status yang dimilikinya. Konflik status yang timbul dalam masyarakat, antara lain berikut ini.

  1. Konflik status individual, yaitu konflik yang terdapat dalam diri pribadi seseorang (batin sendiri). Contoh: seorang siswa SMK harus memilih antara keinginan bekerja atau mengikuti keinginan ibunya untuk kuliah.
  2. Konflik status antarkelompok, yaitu konflik yang terjadi karena satu kelompok merugikan kelompok lain. Contoh: peraturan yang dikeluarkan Pemda bertentangan dengan peraturan yang ada di pusat.
  3. Konflik status antarindividu, yaitu konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Contoh: seorang polisi harus menangkap pencuri, padahal pencuri tersebut istrinya sendiri

2. Peran Sosial

Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian pola peran sama dengan pola perilaku. Pola peran dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini.

  1. Peran Ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu. Misalnya peran ideal seorang siswa adalah rajin belajar, sopan-santun, dan pandai.
  2. Peran yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri. Misalnya seorang ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak perempuannya yang menginjak remaja.
  3. Peran yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataannya. Misalnya seorang bapak berperan sebagai kepala keluarga.

Di dalam masyarakat banyak individu yang memiliki lebih dari satu peran yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat berakibat dinamis bagi peran sosial, namun dapat pula menimbulkan konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan dalam berperan. Konflik peran sosial timbul jika orang harus memilih peran dari dua status atau lebih yang dimilikinya pada saat bersamaan.

  1. Ketegangan, terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan melakukan peran karena adanya ketidaksesuaian antara kewajiban yang harus dijalankan dengan tujuan peran itu sendiri. Contohnya seorang pimpinan perusahaan menerapkan disiplin yang ketat kepada karyawannya yang sebagian besar adalah keluarga dekatnya.
  2. Kegagalan peran, terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan berbagai peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan.
  3. Kesenjangan peran (role distance), terjadi apabila seseorang harus menjalani peran yang tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga merasa tidak cocok menjalankan peran tersebut.

 

Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas bahwa Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang  berkaitan dengan orang perorangan, kelompok perkelompok, maupun perorangan terhadap perkelompok ataupun sebaliknya. Status sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. sedangkan peran sosial adalah proses saling memengaruhi diantara dua orang atau lebih. Pada dasar-nya status sosial merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Setiap individu dalam masyarakat mempunyai berbagai status sosial. Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Jadi, status dan peran menenentukan apa yang dapat diperbuat seseorang bagi masyarakat serta kesepakatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. semakin banyak status dan peran seseorang, semakin beragam pula interaksinya dengan orang lain. Interaksi sosial seseorang tergantung pada status dan perannya dalam masyarakat. Dengan kata lain, Jika Status adalah Nama Posisi tertentu, maka Peran adalah tindakan-tindakan tertentu yang diharapkan oleh masyarakat dilakukan oleh orang yang berada atau duduk pada status tertentu tadi.

 



[1]Elly M Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi. Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya.(Cet. II; Jakarta: Kencana, 2011) h. 63

[2]Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Cet. Ke-43; Jakarta: Rajawali Press, 2010) h. 55

[3]Soerjono Seikanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Cet. Ke-43; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010), h. 65-68

[4]Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial, Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya (Cet.ke-2 ; Jakarta: Kencana, 2011), h. 81

[5]Jabal Tarik Ibrahim, Sosiologi Pedesaan (Cet. I; Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2003) h. 22

[6]J. Swi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (edisi keempat, Cet. Ke-5; Jakarta: Kencana, 2011) h. 65-71

 

DAFTAR PUSTAKA 

Ibrahim, Jabal Tarik, Sosiologi Pedesaan. Cet. I; Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2003.

Kolip, Elly M Setiadi & Usman, Pengantar Sosiologi. Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Cet. II; Jakarta: Kencana, 2011.

Suyanto, J. Swi Narwoko & Bagong, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. edisi keempat, Cet. Ke-5; Jakarta: Kencana, 2011.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. Ke-43; Jakarta: Rajawali Press, 2010

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...