VIBIOLA ANANDA PUTRI
Keteraturan sosial adalah suatu kondisi masyarakat yang mematuhi nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Wujud keteraturan sosial dapat dihihat dalam kehidupan masyarakat yang aman, tertib, sahing menghormati, dan mengedepankan gotong royong. Keteraturan sosial dalam masyarakat dapat terbentuk melalui unsur-unsur yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Keteraturan sosial identik dengan kondisi sosial yang stabil dan hubungan sosial antarindividu atau masyarakat yang harmonis. Kondisi stabil tercermin dengan adanya pola perilaku sosial yang selaras dengan nilai dan norma yang berlaku.
Menurut Email Durkheim prinsip
keteraturan sosial pada dasarnya adalah karena setiap orang, individu baik
secara kognitif, emosional dan seluruh perilakunya selalu dan pada dasarnya
sesuai dengan fakta sosial[1]. Melalui
interaksi sosial, manusia saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup
rukun dan gotong royong. Sikap-sikap tersebut mampu menciptakan keteraturan dan
ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang mendorong munculnya keteraturan sosial[2].
Keteraturan sosial merupakan suatu kondisi yang sendi-sendi kehidupan
bermasyarakatnya berjalan tertib dan teratur sehingga tujuan kehidupan
bermasyarakat dapat tercapai. Ciri-ciri terbentuknya ketertiban sosial yaitu:
a. Terdapat
suatu sistem nilai dan norma yang berlaku
b. Individu
atau kelompok memahami dan mengetahui nilai dan norma yang berlaku.
c. Individu atau kelompok menaati nilai dan norma dengan sebaik-baiknya.
Beberapa unsur keteraturan sosial[3]:
1. Tertib
Sosial
Tertib sosial adalah keadaan masyarakat dengan kehidupan tertib dan
teratur sebagai hasil dari interaksi sosial yang berjalan harmonis. Sebagai contoh, masyarakat yang menggunakan jalan raya. Pengguna
jalan raya yang memahami norma yang berlaku akan menaati aturan lalu lintas.
Sementara itu, pengguna jalan yang tidak memahami norma sosial akan melanggar
aturan lalu hintas.
2. Order
Order adalah sistem norma dan nilal sosial yang berkembang, diakui,
dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyaralat. Order dapat tercapai apabila
terdapat tertib soial dan setiap individu melaksanakan hak serta kewajibannya. Contoh
order adaah adat istiadat yang dijadikan pedoman dalam Kehidupan kehidupan
sehari-hari, khususnya dalam kehidupan masyarakat, dari dahulu sampai dengan
pada saat ini.
3. Keajekan
Keajekan adalah
kondisi yang berkaiatan erat dengan keteraturan sosial, dimana kondisi ini
berlangsung tetap serta berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu, Keajekan ini
juga adalah hasil hubungan yang terjadi dalam rutinitas kehidupan manusia.
Misalnya, dalam lembaga
pendidikan, khsusnya untuk setiap peserta didik yang selalu datang
setiap pagi ke sekolah. Atau para petani sawah yang selalu membawa peralatan
pertanian setaip harinya. Merupakan salah satu contoh dalam keterauran sosial.
4. Pola
Pola adalah corak yang mengakibatkan hubungan tepat dalam proses
interaksi sosial, sehingga seringakli keadaan ini dijakan sebagai model secara
genral karena dianggap mampu mengatasi dan mengantisipasi perubahan sosial yang
berdampak pada hal negatif. Contoh pola dalam kehidupan bermasyarakat adalah
musyawarah yang seringkali dijadikan oleh masyarakat sebagai cara menyelesaikan
masalah, hal ini lantaran pola dam bermusyawarah sudah teruji penggunaannya
dalam menyelesaikan masalah.
Syarat-syarat Keteraturan sosial
1.
Terdapat
kesadaran warga tentang pentingnya keteraturan masyarakat.
2.
Terdapat norma
sosial yang dianggap sesuai dengan keadaan butuh terhadap peradaban yang
terjadi pada kehidupan bermasyarakat.
3.
Terdapat aparat
penegak hukum dalam Lembaga Hukum yang
haruslah konsisten untuk bisa mensjalankan segala tugas, fungsi, dan
wewenangnya dalam menejalakan amanah yang diembannya
Faktor
Pendorong dan Penghambat Keteraturan Sosial
1. Faktor
Pendorong Keteraturan Sosial
a)
Kerjasama ialah
salah satu bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan Bersama
b)
Akomodasi yaitu
sebuah upaya untuk mencapai penyelesaian dari suatu konflik atau pertikaian
c)
Asimilasi
merupakan proses penyesuaian dua atau lebih budaya masyarakat yang berbeda
menjadi satu budaya hasil perpaduan atau peleburan budaya-budaya sebelumnya.
d) Akulturasi artinya proses penyesuaian dua dua atau lebih budaya masyarakat yang berbeda menjadi satu tanpa menghilangkan kepribadian budaya asli masing-masing.
2. Faktor
Penghambat Keteraturan Sosial
a) Persaingan
yakni suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu
agar mendapatkan kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan
ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b) Kontravensi
merupakan segala bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
bertentangan atau konflik.
c) Pertentangan atau konflik sosial adalah beberapa proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal antar orang yang bertikai.
Contoh mengenai keteraturan sosial
yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat adalah terjadinya kegiatan untuk
saling mengingatkan antar teman, tetangga, dan saudara mengenai kegiatan
pelanggaran, baik pencurian, mencontek, atau kegiatan lainnya. Hal ini sudah
tergolong dalam keteraturan sosial, lantaran dengan cara inilah teman yang ada
disekeliling kita akan kembali mengingatkan ketka kita mengelami permasalahan[4].
Kesimpulan
Keteraturan sosial diperlukan dalam suatu masyarakat memiliki
tujuan-tujuan atau cita-cita tertentu. Jadi untuk mencapai tujuan-tujuan ini,
maka keteraturan sosial sangat diperlukan. Tanpa keteraturan, mustahil
tujuan-tujuan itu dapat dicapai. Ada banyak tujuan yang ingin dicapai oleh
suatu masyarakat antara lain kehidupan yang aman dan tentram, pembangunan yang
berhasil, dan stabilitas yang mantap. Hubungan
antara keteraturan sosial dan interaksi sosialadalah, keteraturan sosial tidak
akan tercipta tanpa adanyainteraksi sosial yang selaras dan serasi adengan
nilai-nilai dannorma-norma sosial yang ada. Masyarakat yang teratur hanya dapat
dicapai apabila setiap individu melaksanakan kewajiban dan menerima haknya dari
orang lain. Salah satu kewajiban yang harus dilakukan individu agar terwujud
keteraturan sosial adalah menaati norma dan nilai-nilai yang terdapat dalam
masyarakat tersebut. keteraturan sosial tidak terlepas dari unsur-unsur,
nilai-nilai, kebudayaan dan sikap yang menjadikan dasar dalam menentukan
sesuatu yang penting dan benar.
[1]
Yustinus Suhardi Ruman. Keteraturan Sosial, Norma dan Hukum : Sebuah
Penjelasan sosiologis. Jurnal Hukum Prior’s. Vol. 2, No. 2, Februari 2009.
Hal. 107
[2] Waluyo, M.Hum. Ilmu Pengetahuan Sosial. 2008.
Hal. 45
[3] Sidiqharim. “Keteraturan Sosial”, 4 April 2018. , https://sosiologis.com/keteraturan-sosial#:~:text=Keteraturan%20sosial%20identik%20dengan%20kondisi,nilai%20dan%20norma%20yang%20berlaku Diakses 6 Desember 2020
[4] Taufiq Rohman Dhohiri, M.Si. Sosiologi. 2007. Hal. 75
DARTAR PUSTAKA
Rohman, Dhohiri
Taufiq. 2007. Sosiologi. Yudhistyra. Jakarta.
Sidiqharim. “Keteraturan
Sosial”, https://sosiologis.com/keteraturan-sosial#:~:text=Keteraturan%20sosial%20identik%20dengan%20kondisi,nilai%20dan%20norma%20yang%20berlaku.
Waluyo. 2008. Ilmu
Pengetahuan Sosial. Intan Pariwara. Jakarta.
Suhardi, Ruman Yustinus. Keteraturan Sosial,
Norma dan Hukum : Sebuah Penjelasan sosiologis. Jurnal Hukum Prior’s. Vol. 2, No. 2, Februari 2009
No comments:
Post a Comment