Rolin Simanjuntak
Indonesia
memiliki kekayaan budaya dengan keunikan yang beragam. Khususnya seni
pertunjukan Wayang. Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang
masih banyak penggemarnya hingga saat ini. Pertunjukan wayang dimainkan oleh
seorang dalang dengan menggerakkan tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai
dengan cerita yang dibawakan. Cerita-cerita yang dipilih bersumber pada kitab
Mahabarata dan Ramayana yang bernafaskan kebudayaan dan filsafat Hindu, India,
namun telah diserap ke dalam kebudayaan Indonesia. Dalam setiap pegelaran, sang
dalang dibantu para swarawati atau sindhen dan para penabuh gamelan atau
niyaga, sehingga pertunjukan wayang melibatkan banyak orang.[1]
Di Indonesia, Wayang telah menyebar hampir keseluruh bagian wilayah Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Terdapat berbagai macam jenis Wayang yang ada di Pulau Jawa, salah satunya adalah
Wayang Wong (bahasa Jawa) yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Wayang Wong pertama kali muncul diperkirakan pada abad ke-18 di Solo.Wayang wong adalah
salah satu jenis
teater tradisional Jawa yang
merupakan gabungan antara seni
drama yang berkembang
di Barat dengan pertunjukan
wayang yang tumbuh dan berkembang
di Jawa. Jenis
kesenian ini pada mulanya
berkembang terutama di
lingkungan kraton dan kalangan para priyayi (bangsawan) Jawa.[2]
Pertunjukan Wayang Orang tidak lagi di keraton, tetapi sudah merupakan tontonan
yang dijual atau dikomersialkan, hal ini dibuktikan dengan munculnya grup-grup
wayang orang seperti Wayang Orang RRI Surakarta, Wayang Orang Ngesti Pandawa (Semarang), Wayang Orang Sri Wahito (Yogyakarta),
Wayang Orang Bharata (Jakarta), dan Wayang Orang Sriwedari yang sudah berdiri sejak
tahun 1901.[3]
Sesuai
dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipentaskan dengan memainkan
boneka-boneka wayang (Wayang Kulit yang biasanya terbuat dari bahan kulit
kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai
pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Para pemain Wayang Wong memakai
pakaian yang sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya
bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari
samping), sering kali pemain wayang orang ini diubah/dihias mukanya dengan
tambahan gambar atau lukisan.
Cerita-cerita
yang diangkat dalam wayang orang berbasis kepada cerita kolosal yaitu
Mahabharata dan Ramayana. Hal yang menarik dari pertunjukan wayang orang ini
adalah adanya tari kolosal atau individu per pemain di setiap jeda cerita.
Selain itu wayang orang juga menampilkan tokoh punakawan sebagai pencair
suasana yang merupakan penggambaran keadaan kawulo alit atau masyarakat secara
umum dan abdi dalem.[4]
Adapun
unsur-unsur yang ada dalam pertunjukan Wayang Orang sebagai berikut:
·
Gedung
Gedung
ialah tempat dimana wayang orang dipentaskan, didalam gedung terdapat alat dan
sarana pendukung pertunjukan, seperti panggung dan pelengkapan lain seperti
layar sebagai latar belakang untuk pergantian suasana. Layar di sini berupa
kain yang berukuran cukup besar yang ada lukisan yang menggambarkan suasana
adegan yang berlangsung. Lukisan ini biasanya berupa di dalam kraton/istana,
jalan, hutan, sungai dan pemandangan yang lain.
·
Dalang
Dalang
ialah orang yang mempunyai kedudukan sentral dalam pertunjukan wayang. Seorang
dalang bertanggung jawab atas seluruh pergelaran yang sedang berlangsung,
memimpin musik, membuat hidupnya pertunjukan, bertindak sebagai penyaji.
·
Gamelan Dan
Pangrawit
Setiap
penyajian Wayang Orang diperlukan iringan gamelan “musik”, fungsi dari gamelan
beserta pengrawitnya ialah untuk mengiringi dan mendukung suasana yang
diinginkan, juga ritme gamelan “musik” berfungsi untuk mendukung suasana
pertunjukan.
·
Sutradara
Sutradara
dalam pertunjukan wayang ialah individu/personal yang mengarahkan dan
mengkoordinasi segala unsur pertunjukan dengan paham serta mempunyai kecakapan,
sehingga mencapai suatu pertunjukan yang berhasil.
·
Gerak Tari
Gerak
tari ialah tata laku gerak dalam tari, pada hakekatnya tari dalam pertunjukan
wayang orang ialah merupakan bagian keseluruhan pertunjukan Wayang Orang. Tari
yang digunakan di panggung Wayang Orang adalah tari tradisional klasik. Tari Wayang
Orang dibagi menjadi beberapa karakter yaitu tari putri luruh, tari putri
lanyap, tari putra luruh, tari putra lanyap, tari putra gagah dan gecul. Ragam
gerak tari yang disajikan adalah gerak baku, artinya telah ada patokannya
misalnya, gajah-gajahan, golek iwak, bapang, ukel wutuh, besut, sabetan,
lumaksana, kebyok kebyak sampur.
·
Busana
Busana
adalah kostum yang berfungsi untuk menghidupkan perwatakan pelaku/tokoh wayang
yang dibawakan, artinya sebelum dia berdialog, kostum yang dikenakan sudah menunjukkan
siapa dia sebenarnya.
·
Rias
Tata
rias dalam wayang, orang membuat wajah dan kepala sesuai dengan peran tokoh
wayang yang dikehendaki.
·
Lampu Dan Suara
Pada
zaman dahulu saat awal perkembangannya, pertunjukan Wayang Wong hanya
menggunakan penerangan dari api, yang bersumber dari minyak kelapa atau minyak
tanah. Untuk pengaturan suara menggunakan kentongan, seiring perkembangan zaman,
kemudian menggunakan penerangan lampu listrik serta alat pengeras suara “sound
system”. Semua alat berguna untuk membantu pertunjukan, baik untuk menerangi
maupun mengatur suara dalam pertunjukan Wayang Wong. Penataan lampu bukan hanya
sekedar untuk penerangan semata, namun juga berfungsi untuk menciptakan suasana
yang diinginkan dan memberi daya hidup pertunjukan secara langsung yaitu efek
sinar lampu dapat memberi kontribusi pada suasana dramatik pertunjukan.[5]
Jadi,
secara tidak langsung memberi suasana/daya hidup pada para pemain wayang dan
perlengkapan lainnya. Begitu pula dengan penataan suara dapat dikatakan
berhasil jika dapat menjadi jembatan komunikasi antara pertunjukan dengan
penonton, artinya penonton dapat mendengar dengan baik dan jelas tanpa gangguan
apapun sehingga terasa nyaman menikmati pertunjukan Wayang Wong.
Adapun
ciri-ciri Wayang Orang antara lain yaitu :
- Pertunjukan Wayang Orang tidak dapat dipisahkan dari banyak komponen antara lain seperti gerak tari, kostum penari, irama gamelan, tembang, dialog sampai pada make up yang seluruhnya menyatu menjadi satu pertunjukan seni yang membuat orang terpesona.
- Untuk bisa menjadi seorang penari Wayang Orang bukan hanya bisa menari, tetapi juga harus bisa bernyanyi dalam bahasa Jawa. Dalam menari juga tidak dapat sembarang menari ikut irama. Wayang Orang adalah suatu pertunjukan yang sangat penuh dengan aturan, wayang adalah filosofi kehidupan.
- Dalam pertunjukan, tata krama, etika, sopan santun seluruhnya terdapat pada wayan gorang. Seperti misalnya, Gatot Kaca yang gagah dan sakti, sifat ini terlihat dari gerakan tarinya. Pemeran Gatot Kaca merupakan orang yang mempunyai angkatan kaki yang tinggi, mata yang awas dan tangan yang selalu terlentang. Pada setiap gerakan menujukkan kegagahan, tetapi ketika Gatot Kaca bertemu dan berbicaran dengan Arjuna, pamannya, Gatot Kaca tidak boleh mengangkat kakinya tinggi-tinggi sebab tidak sopan. Pada sisi ini merupakan sebuah nilai moral.
- Selain menari ada dialog yang biasanya dalam bentuk tembang. Nembang atau menyanyi terdapat dua macam, yaitu yang pertama menyanyi tanpa diringi oleh musik yang disebut dengan bhowo atau bisa juga dinamakan sworo lola yang memiliki arti suara sendiri. Yang kedua adalah greget saut, yang artinya keadaan, terdapat emosi yang jelas.
- Dalam tarian Wayang Orang ada istilah wirogo, wiroso, dan wiromo. Wirogo artinya digerakkan oleh raga (fisik), wiroso artinya digerakkan oleh rasa dan wiromo artinya mengikuti irama. Tidak sama dengan tarian lainnya, seperti tarian dangdut yang hanya sekedar mengikuti irama saja, menggerakan badan, pada tarian wayang, tarian wayang tersebut selain bergerak mengikuti irama juga dengan penjiwaan yang mendalam.
- Kostum dan make up dalam Wayang Orang semuanya bergantung dengan karakter tokoh wayang yang akan diperankan. Adapun masing- masing karakter mempunyai ciri khasnya sendiri dari bentuk jamang (mahkota), aksesorisnya, senjatanya, bentuk mata, dan lain sebagainya.[6]
Wayang
Orang dapat bertujuan sebagai media informasi karena dari segi penampilannya,
sangat komunikatif di dalam masyarakat. Dapat dipakai untuk memahami sesuatu
tradisi, dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan pedekatan kepada
masyarakat, memberikan informasi mengenai masalah-masalah kehidupan dan segala
seluk-beluknya. Wayang sebagai media hiburan, karena wayang dipakai sebagai
pertunjukan di dalam berbagai macam keperluan sebagai hiburan. Selain dihibur
para peminat dibudayakan dan diperkaya secara spiritual.
·
Kesimpulan
Wayang merupakan kebudayaan peninggalan
yang masih tetap lestari hingga saat ini. Salah satunya yakni pertunjukan kesenian
Wayang Wong atau Wayang Orang yang merupakan suatu pertunjukan teater
tradisional yang dipentaskan langsung oleh manusia-manusia sebagai pemain atau
pemeran tokoh-tokoh yang
didasarkan pada cerita wayang, tidak seperti Wayang Kulit yang menggunakan
boneka-boneka wayang yang menjadi pemeran dalam wayang tersebut. Wayang Wong
mengambil cerita dari Ramayana dan Mahabarata yang sebagai induk ceritanya. Oleh
karena itu kesenian Wayang Orang merupakan tontonan dan sekaligus tuntunan
hidup bagi masyarakat Jawa, yang relevan dengan perkembangan zaman.
[1] Ditwdb. “Wayang Indonesia.”, 17 Desember 2015, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/wayang-indonesia/. Diakses 15 Desember 2020.
[2] Soedarsono. Wayang Wong : The Ritual Dance Drama In The Court Of Yogyakarta Edition 2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1990. Hal. 4
[3] Soedarsono. Wayang Wong : The Ritual Dance Drama In The Court Of Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1984. Hal. 39
[4] Wikipedia. Wayang Orang. https://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_orang. Diakses 15 Desember 2020.
[5] Dosen Pendidikan 2. “Wayang Orang Adalah.”, 6 Oktober 2020, https://www.dosenpendidikan.co.id/wayang-orang-adalah/. Diakses 15 Desember 2020.
[6] Mughnifar.
“Pengertian Wayang Orang, Tujuan, Fungsi
Dan Ciri-Ciri Terlengkap.”, 10 Oktober 2020, https://materibelajar.co.id/pengertian-wayang-orang/.
Diakses 15 Desember 2020.
DAFTAR PUSTAKA
Ditwdb. “Wayang Indonesia.” https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/wayang-indonesia/
Dosen Pendidikan 2. “Wayang Orang Adalah.” https://www.dosenpendidikan.co.id/wayang-orang-adalah/.
Mughnifar. “Pengertian Wayang Orang, Tujuan, Fungsi Dan Ciri-Ciri Terlengkap.” https://materibelajar.co.id/pengertian-wayang-orang/
Soedarsono. 1984. Wayang Wong : The Ritual Dance Drama In The Court Of Yogyakarta Edition 2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Soedarsono. 1990. Wayang Wong : The Ritual Dance Drama In The Court Of Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Wikipedia.
“Wayang Orang.” https://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_orang. Diakses
15 Desember 2020.
No comments:
Post a Comment