Elsa Afrianti
A.
Pengertian
Dinamika Sosial merupakan suatu
perubahan sosial yang mana terjadi akibat adanya interaksi dalam dua atau lebih
individu dalam suatu masyarakat yang memiliki hubungan psikologis secara jelas
dalam situasi yang dialami. Interaksi sosial
dapat terjadi didalam dinama sosial, contohnya seperti kelompok sosial dan kelas
sosial. Jadi,
setiap masyarakat perdesaan maupun perkotaan akan
mengalami dinamika sosial. Hubungan yang saling mempengaruhi akan terjadi
selama interaksi antarmanusia dan antarkelompok, sehingga menimbulkan dinamika
sosial. Perubahan nilai sosial, norma sosial, pola perilaku individu dan
organisasi, struktur sosial, kelas sosial dan sistem pemerintahan dalam suatu
masyarakat merupak bentuk dari dinamika sosial.[1]
Faktor utama terjadinya dinamika sosial ialah perkembangan yang terjadi
pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui proses sosisal, dinamika sosial
yang terjadi didalam masyarakat dapat di analisis, seperti internalisasi, sosialisasi, enkulturasi, difusi,
akulturasi, asimilasi, pembaruan, dan penemuan baru. Adapun dampak yang terjadi
akibat adanya dinamika sosial dapat berdampak positif dan juga dapat berdampak
negatif.
Pandangan para ahli dalam
bidang ilmu-ilmu sosial sependapat bahwa segala fenomena yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat atau sosial akan saling berhubungan dan saling
mempengaruhi antara satu sama lain. Yang mana segala fenomena sosial yang
berkembang dimasyarakat saling berhubungan erat dengan perkembangan dan
perubahan dalam kehidupan masyarakat. Tidak terkecuali pada fenomena penemuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
juga telah berhasil mendorong perkembangan dalam industrialisasi. Perkembangan
industrialisasi mendorong perpindahan tenaga-tenaga kerja yang berasal dari
pedesaan menuju sektor-sektor industri di daerah perkotaan.
Ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat berpengaruh terhadap dinamika sosial dimasyarakat, alasannya
karna terdapat faktor penting dari ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
terjadinya dinamika sosial. Selain ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan
politik pemerintahan dan ekonomi dalam suatu Negara juga menjadi faktor pendorong terjadinya dinamika
sosial.[2]
Dengan demikian dinamika
sosial dapat didefinisikan sebagai perubahan sistem nilai masyarakat sebagai
akibat perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan politik dan ekonomi dari
suatu masyarakat.
B. Dinamika Sosial
Menurut Para Ahli
Beberapa pandangan Dinamika Sosial
menurut para ahli, yaitu:
1.
William F. Ogburn
William F. Ogburn mengemukakan dalam
dinamika sosial mencangkup ruang lingkup perubahan sosial yang meliputi
unsur-unsur kebudayaan, baik material maupun yang inmaterial.
2.
Kingsley Davis
Menurut Kingsley Davis perubahan sosial
sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
3.
Mac Iver
Mac Iver berpendapat bahwa perubahan
sosial ialah sebagai perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan
terhadap keseimbangan hubungan sosial.
4.
GilIin & Gillin
Menurut
GilIin & Gillin perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara
hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, dan ideologi maupun karena adanya
difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
perubahan sosial merupakan segala
perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mana dapat mempengaruhi sistem sosialnya, dimana didalam nya
mencakup nilai-nilai, sikap, serta pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Perubahan-perubahan dan dinamika sosial tidak selalu berarti
kemajuan, tetapi dapat pula berarti kemunduran dalam bidang-bidang kehidupan
tertentu.
C.
Faktor
Pendorong Dinamika Sosial
a)
Faktor Internal
1.
Bertambahnya atau Berkurangnya
Penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat
dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas
sosial yang baru dan profesi yang baru.
2.
Adanya Penemuan Baru
Pada setiap masyarakat selalu ada
sejumlah individu yang sadar akan kekurangan kebudayaan masyarakatnya. Mereka
terdorong untuk memperbaiki dan menyempurnakannya melalui penemuan baru.
3.
Pertentangan (Konflik) Masyarakat
Pada masyarakat heterogen (masyarakat dengan identitas, ras, etnis, agama, dan
budaya yang beragam), pertentangan-pertentangan mungkin saja terjadi antara individu
dan kelompok-kelompok tertentu.
4.
Terjadinya Pemberontakan atau
Revolusi
Terjadinya pemberontakan atau revolusi ini merupakan perubahan yang
terjadi secara cepat dan mendasar,
serta dilakukan oleh individu atau kelompok yang akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat.
5.
Ideologi
Ideologi bisa diartikan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai, dan norma yang saling berhubungan yang dapat mengarahkan pada tujuan tertentu.
b)
Faktor Eksternal
1.
Lingkungan Alam Fisik di Sekitar
Manusia
Penyebab perubahan yang bersumber dari
lingkungan alam fisik kadang kala disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Seperti Banjir dan gempa bumi.
2. Peperangan
Peperangan antara satu negara dan negara
lain bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan, baik pada lembaga
kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya.
3. Pengaruh
Kebudayaan Masyarakat Lain
Perubahan kebudayaan masyarakat merupakan akibat dari interaksi yang
dilakukan antara dua masyarakat atau bangsa mempunyai kecenderungan untuk
menimbulkan pengaruh timbal balik.[3]
Faktor internal dan eksternal inilah yang menyebabkan terjadinya
perubahan sosial atau dinamika sosial didalam masyarakat. Dengan kata lain,
jika tidak ada faktor internal dan faktor eksternal didalam masyarakat, maka
tidak akan terjadi perubahan sosial.
D. Urbanisasi
“Urbanisasi” merupakan sebutan dalam terminologi sosiologi yang
mengartikan suatu
proses perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi
merupakan bagian dari kompleksitas perubahan-perubahan sosial. Kondisi ekonomis, geografis, komposisi penduduk,
ideologis, biologis, temuan-temuan baru merupakan suatu hal yang mendorong orang untuk berpindah dari satu tempat
ke tempat yang lain. Ideologi dan variasi gaya
hidup masyarakat kota yang modern, menjadikan
daya tarik bagi masyarakat desa untuk berpindah ke kota.
Adanya perubahan pola kehidupan kota
dapat mempengaruhi pola kehidupan desa. Dengan kata lain, dalam hubungan timbal
balik, penetrasi budaya kota-desa atau sebaliknya sebagai akibat dari kemajuan
komunikasi, transportasi dan ilmu pengetahuan teknologi, serta pola kehidupan
masyarakat desa dan kota mengalami modifikasi yang sangat signifikan.
Urbanisasi besar-besaran yang dilakukan masyarakat perdesaan menuju
wilayah perkotaan akan menyebabkan 2 hal permasalahan, yaitu permasalah
perkotaan dan permasalahan perdesaan.
1. Masalah
di desa yang ditinggalkan.
Peralihan matapencaharian
seperti para petani yang menjadi pekerja di industri-merupakan contoh dari perubahan kebudayaan pertanian
menjadi kebudayaan perindustriann yang
mengakibatkan warga
desa tercabut dari akar sosial budaya desa dan masuk budaya baru yakni budaya
kota dengan segala tuntutannya dan mempengaruhi
tata nilai dan norma yang mereka anut.
2. Masalah
di kota.
Tempat
yang mereka tuju. Dari segi
ketersediaan ruang dan daya tampung kota, penambahan penduduk akibat urbanisasi
menambah kepadatan (density), dan heterogenitas. Ketidakseimbangan antara
jumlah penduduk dengan daya tampung kota ini menyebabkan kota menjadi sesak,
padat, dan melebihi kapasitas.[4]
Adapun solusi dari permasalahan yang ditimbulkan dari permasalahan
urbanisasi ialah, penekanan dalam pembangunan berbagai infrastruktur yang
mendukung kelancaran investasi harus dibangun di daerah-daerah atau desa-desa. Penekanan Undang-Undang Otonomi daerah harus
menjadi payung hukum yang efektif untuk menggerakkan partisipasi masyarakat
daerah di dalam pembangunan daerahnya. Serta
adanya pemerataan
pembangunan sentra-sentra ekonomi di wilayah-wilayah desa dan daerah luar Jawa.
Ø Kesimpulan
Timbulnya dinamika sosial merupakan akibat dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di masyarakat. Dinamika sosial dapat didefinisakan
sebagai suatu proses perpindahan masyarakat dari desa ke kota.
Bertambah atau berkurangnya penduduk, adanya penemuan baru, pertentangan
masyarakat, terjadinya pemberontakan, dan ideologi merupakan faktor internal
yang mendorong terjadinya dinamika sosial. Lingkuan alam fisik di sekitar
masyarakat, perperangan serta pengaruh kebudayaan masyarakat lain, merupakan
faktor eksternal yang mendorong terjadinya dinamika sosial.
Urbanisasi
merupakan bagian dari perubahan sosial.
Urbanisasi sosial yang dilakukan secara besar-besaran akan menyebabkan dua
hal permasalahan, yakni permasalahan di desa asal dan
juga permasalahan di kota sebagai daerah tujuan. Solusi dari permasalahan tersebut ialah adanya tekanan akan pemerataan
pembangunan dan pemberdayaan daerah atau desa melalui Undang-Undang Otonomi
daerah yang sekarang sedang dijalankan.
[1] Wikipedia. Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Dinamika_sosial. Diakses 22 November 2020
[2] Widianti, W. Sosiologi 1 Untuk SMA dan MA
Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta. 2009. Hal. 43
[3] Waluya, B. Sosiologi 1 Menyelami Fenomena Sosial di
Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta. Hal. 55-58
[4] Marius, Jelamu
Ardu. Perubahan Sosial. Jurnal
Penyuluhan. Vol. 2 No. 2, 2006. Hal. 3 sampai 6
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. “Indonesia”. https://id.wikipedia.org/wiki/Dinamika_sosial. Diakses 22 November 2020.
Widianti, W. Sosiologi 1 Untuk SMA dan MA
Kelas X. Jakarta.
Waluya,
B. Sosiologi 1 Menyelami Fenomena Sosial
di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta.
Marius, Jelamu Ardu. Perubahan Sosial. Jurnal Penyuluhan.
Vol. 2 No. 2, 2006.
No comments:
Post a Comment