Wednesday, 9 December 2020

UKURAN-UKURAN SOSIOLOGIS TERHADAP MASALAH SOSIAL

VANESSA MARENSI


Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antar unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat.1 

Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Sebab itu masalah-masalah sosial tidak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sosiologi menyangkut teori yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial dan moral,yang terpokok adalah aspek ilmiahnya (Soekanto, 2012).

Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis dan kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai norma yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan masalah sosial.

Masalah sosial merupakan fenomena yang selalu ada pada setiap masyarakat di belahan bumi manapun. Selama masyarakat terus mengalami proses perubahan, maka masalah sosial akan terus muncul tanpa bisa dihindari serta sekaligus akan terus mempengaruhi dimensi kehidupan setiap orang. Korupsi, kenakalan remaja, disorganisasi keluarga, pendapatan yang rendah, drug abuse, kriminalitas, kekerasan dan sebagainya adalah masalah-masalah yang menunjukan banyak orang yang hidupnya tidak nyaman dan terganggu.2

Masalah sosial dapat menyebabkan munculnya disfungsi sosial dan begitu pula sebaliknya, keadaan disfungsi sosial mempengaruhi munculnya masalah sosial. Misalnya anak yang terlantar dan terbuang karena fungsi-fungsi sosial dalam keluaga tidak berjalan, maka anak tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya secara mandiri. Karena kebutuhan emosional dan personalnya tidak terpenuhi ia cendrung memiliki konsep diri yang buruk (hal sama dapat terjadi pada anak yang mendapatkan perlakuan kekerasan dalam keluarga). Jika tidak ada penanganan dengan segera, maka anak tersebut berpotensi untuk bertingkah laku menyimpang (deviant behavior).

Dengan demikian keadaan disfungsi sosial dapat menyebabkan munculnya masalah sosial. Masalah sosial dapat menyebabkan terganggunya fungsionalitas sosial. Ini terjadi karena masalah sosial tersebut bisa berpengaruh buruk terhadap wilayah-wilayah kehidupan yang lain. Misalnya, kondisi kemiskinan yang kronis dapat menghambat berjalannya fungsionalitas seseorang karena kondisi miskin tersebut berpegaruh pada pembentukan konsep diri yang buruk, mengalami ketidakpuasan pribadi, kurangnya sarana dan prasarana untuk menjalankan peran-perannya baik dalam kehidupan keluarga ataupun dengan masyarakat.

Di dalam menentukan apakah suatu masalah-masalah problem sosial atau tidak, sosiologi mengunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran (Soekanto, 2012), yaitu:

a.     Kriteria utama suatu masalah sosial, terjadinya ketidaksesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan atau tindakan-tindakan sosial, dengan kata lain adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup. Hanya saja, tidak ada ukuran yang pasti sejauhmana kepincangan yang terjadi itu dapat diklasifikasikan sebagai permasalahan sosial atau bukan, sangat tergantung pada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan kepekaan masyarakat atas hal tersebut. Ukuran umum yang dipakai adalah apakah gejala tersebut tersebut (telah) menimbulkan social unrest atau tidak (belum). Ada bermacam-macam derajat perbedaan tersebut juga menyebabkan terjadinya bermacam-macam masalah sosial, hal mana tergantung pula dari nilai-nilai sosial masyarakat yang bersangkutan dan juga berhubungan erat dengan unsur waktu. Yaitu terjadinya ketidaksesuaian antara ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyaaan atau tindakan sosial, dalam artian adanya perbedaan anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang ada dalam kenyataan pada kehidupan. Unsur-unsur yang pertama dan pokok dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan.

b.   Sumber-sumber sosial masalah sosial. Secara sempit, masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi sebab-sebab terpenting masalah sosial haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada perwujudannya yangbersifat sosial, akan tetapi juga pada sumbernya. Berdasarkan jalan pikiran yang demikian, maka kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan manusia, bukanlah merupakan masalah sosial. Yang pokok di sini adalah bahwa akibat dari gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial maupun gejala bukan sosial menyebabkan masalah sosial. Inilah yang antara lain menjadi ukuran bagi sosiologi. Minimal ada dua pendekatan untuk memandang sumber maslalah sosial. Pertama, ada masalah yang dianggap bersumber dari individu (personal blame), Kedua, ada masalah yang dianggap bersumber dari sistem sosial (environmental blame). Individu dikatakan sebagai sumber masalah ketiika tingkah lakunya dianggap bertentangan dengan nilai atau standar sosial yang berlaku di masyarakat atau individu tersebut bermaslah karena ia memiliki kondisi mental yang buruk yang kemudian tingkah lakunya berpengaruh negatif pada orang lain. Misalnya seseorang karena kemampuan pengendalian emosi yang lemah saat berinteraksi dengan orang disekitarnya sehingga melakukan tindakan kekerasan. Dengan demikian ada gangguan interaksi antara dia dengan orang lain. Contoh lain terjadinya kemiskinan karena disebabkan rendahnya motivasi serta aktualisasi diri individu-individu miskin atau adanya angka putus sekolah yang tinggi karena kurangnya motivasi belajar serta ketiadaan orientasi masa depan.

c.   Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah sosial atau tidak. Ukuran tersebut bersifat relatif sekali. Dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang-orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial. Pihak-pihak yang Menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah social atau tidak. Ukuran diatas bersifat relative sekali. Mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya. Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu problema social atau tidak.

d.      Manifest sosial problems and latent sosial problems. Manifest sosial problems merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Kepincangan dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidakmenyukai tindakan-tindakan yang menyimpang. Latent sosial problems juga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi tidak diakui demikian halnya. Di sini sosiologi tidaklah bertujuan untuk membentuk manusia-manusia yang bijaksana dan selalu baik dalam tindakan-tindakannya. Akan tetapi untuk membuka mata agar mereka memperhitungkan akibat segala tindakannya.

e.   Perhatian masyarakat dan masalah sosial. Kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat sorotan masyarakat, belum tentu merupakan masalah sosial. Misalnya Tingginya tingkat pelanggaran lalu lintas oleh masyarakat mungkin tidak banyak mendapat perhatian masyarakat, tetapi kecelakaan kereta api yang memakan korban banyak jiwa mendapatkan perhatian penuh masyarakat.Suatu problema yang merupakan manifest sosial problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki, dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent sosial problem yang sulit diatasi, karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, tetapi masyarakat tidak berdaya untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi problem tersebut, sosiologi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam problema tersebut, sosiologi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua problema tersebut yang didasarkan pada sistem nilai-nilai masyarakat, sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya sebagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan (atau dibatasi). Latent sosial problems juga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi tidak diakui demikian halnya.

   

KESIMPULAN

Masalah sosial berkaitan dengan nilai sosial dan moral, masalah sosial merupakan kejadian yang selalu ada dimasyarakat manapun, selama masyarakat mengalami proses perubahan masalah sosial akan selalu muncul, Masalah sosial dapat menyebabkan munculnya disfungsi sosial dan begitu pula sebaliknya, keadaan disfungsi sosial mempengaruhi munculnya masalah sosial. Dalam menentukan apakah suatu masalah yang dihadapi masyarakat merupakan masalah sosial atau tidak dapat diukur melalui kriteria utama, kriteria utama masalah sosial adalah terjadinya ketidaksesuaian antara ukuran dan nilai sosial dengan kenyataan, dapat juga diartikan adanya kepincangan antara anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi pada kenyataan, ukuran selanjutnya yaitu sumber pada awalnya, sumber permasalahan sosial tidak dibatasi pada kondisi-kondisi dan proses-proses sosial saja, tetapi yang paling utama adalah gejala-gejala yang menimbulkan masalah sosial tersebut, selanjutnya yaitu pihak yang menentukan sebuah masalah, orang yang berkuasa dapat menentukanya, karena memiliki kekuasaaan dan kewenangan yang lebih besar dari pada orang biasa untuk membuat dan menentukan kebijakan sosial, ukuran selanjutnya adalah Manifest sosial problems and latent sosial problems manifest sosial problems merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat, ukuran yang terakhir yaitu perhatian masyarakat dan masalah sosial. Kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat sorotan masyarakat, belum tentu merupakan masalah sosial.

  

1 Husni Abdul Gani. Sosiologi Kesehatan. UPT Penerbitan UNEJ. Jember. 2014. Hal. 93

2 Budi Muhammad Taftazani. Masalah Sosial Dan Wirausaha Sosial. Social  Work Jurnal. Vol. 7. No. 1. 2017. Hal. 9

DAFTAR PUSTAKA

Gani, Husni Abdul dan Dewi Rokhmah. 2014. Sosiologi Kesehatan. Jember : UPT Penerbitan UNEJ.

Taftazani, Budi Muhammad. 2017.  Masalah Sosial Dan Wirausaha Sosial. Social Work Jurnal, 7(1), 1-129.

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...