Rolin Simanjuntak
Pranata
sosial berasal dari istilah bahasa Inggris (social
institution). Istilah-istilah lain pranata sosial ialah lembaga sosial dan
bangunan sosial. Walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada
unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat. Pranata juga berasal dari
bahasa Latin (instituere) yang
berarti mendirikan. Kata bendanya adalah (institution)
yang berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia institution diartikan institusi (pranata) dan institut (lembaga).
Institusi adalah sistem norma atau
aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari norma-norma. Pranata adalah
seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata
termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata
termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat
aturan, bersifat abstrak.[1]
Jadi, pranata sosial dapat diartikan sebagai perbuatan atau perilaku masyarakat yang diatur sesuai dengan tata cara, norma-norma serta aturan tertentu yang telah disepakati bersama, yang berpedoman kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berikut
ini merupakan pengertian pranata sosial yang berbeda-beda menurut para ahli :
1. Prof.
Dr. Koentjoroningrat
Pranata sosial adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakatnya untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi atau suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
2. Horton
dan Hunt
Pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting.
3. Soerjono
Soekanto
Pranata sosial adalah himpunan norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Robert
Mac Iver dan Charles H. Page
Pranata sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
5. Leopold
Von Wiese dan Howord Becker
Pranata
sosial adalah suatu jaringan proses-proses hubungan antar manusia dan
antar kelompok sosial yang berguna untuk memelihara hubungan-hubungan serta
pola-polanya yang sesuai dengan minat dan kepentingan manusia dan juga
kelompok.[2]
Melalui
pengertian menurut para ahli tersebut maka dapat diambil beberapa unsur
pentingnya sebagai berikut :
- Pranata sosial merupakan kebutuhan khusus dalam kehidupan bermasyarakat. Kebutuhan yang dimaksud ialah nilai-nilai yang ada ada dikebudayan bermasyarakat tersebut, seperti nilai sosial, nilai spiritual, nilai budaya, dll.
- Pranata sosial merupakan cara berperilaku yang mengikat. Mengikat yang dimaksud disini adalah segala perilaku atau tindakan masyarakat memiliki keterikatan dengan norma-norma atau aturan yang sangat penting.
Dalam
masyarakat terdapat berbagai pranata sosial yang saling berhubungan. Sebagai
contoh, masyarakat merupakan tatanan yang terdiri atas berbagai pranata sosial
yang saling berkaitan, antara lain pranata pendidikan, rekreasi, keluarga,
politik, ekonomi, agama, dan kesehatan. Norma pranata pendidikan “raih prestasi
belajar setinggi mungkin”. Norma pendidikan berkaitan dengan norma pranata
politik “pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa”, dengan norma pranata ekonomi “penghasilan besar diberikan kepada
pekerja ahli”, dan lain-lain. Antar pranata sosial dalam masyarakat hubungannya
tidak selalu saling dukung dan melengkapi. Kenyataan menunjukkan bahwa
ketidakcocokan antar suatu pranata sosial dengan berbagai pranata sosial lain
sering tidak terhindarkan. Semakin berkembang suatu masyarakat, semakin mungkin
terjadi ketidakcocokan antarpranata sosial. Sebagai contoh seperti kebiasaan
merokok. Norma dalam pranata kesehatan menekankan dihindarinya kebiasaan ini,
namun pranata ekonomi justru menekankan norma yang berbeda. Berkembangnya
industri rokok berarti, perluasan lapangan kerja, peningkatan penerimaan pajak,
dan pembangunan sekolah serta rumah sakit oleh pemerintah. Dalam hubungan
antara pranata sosial yang satu dengan pranata sosial lainnya, adakalanya
terjadi perubahan cepat yang dialami oleh salah satu pranata sosial, tidak
diikuti perubahan oleh pranata lain. Jika keadaan ini terjadi, akan terjadi
kesenjangan antara pranata sosial yang satu dengan pranata sosial yang lain.
Kesenjangan antarpranata sosial ini sering disebut sebagai kesenjangan budaya
(cultural lag).[3]
Contoh
perkembangan yang sangat cepat dalam pranata ekonomi, ditandai oleh peningkatan
jumlah pengangguran yang sangat tinggi di kota-kota besar seperti Jakarta.
Keadaan ini tidak diikuti oleh perubahan yang cepat dalam hal perluasan
lapangan pekerjaan dan pelatihan tenaga kerja. Akibatnya terjadi kemiskinan,
kriminalitas dan konflik.
Sesuai
dengan tersebut di atas, maka tidak ada satu pun pranata sosial yang otonom,
dalam arti dapat menghindari pengaruh dari pranata sosial lain. Terjadi
hubungan yang saling mempengaruhi di antara pranata sosial yang ada dalam,
masyarakat. Hubungan di antar pranata sosial tidak selalu berkaitan atau saling
berhubungan, adakalanya terjadi ketidakcocokan antar pranata sosial sebagai
akibat dari semakin berkembangnya suatu masyarakat atau bias jadi juga
dikarenakan oleh terjadinya perubahan yang cepat oleh salah satu pranata sosial
yang tidak diikuti oleh pranata sosial lainnya. Maka sebaiknya hubungan antar
pranata sosial terjaga dengan baik agar tidak terjadinya kesenjangan budaya
antar masyarakat.
Kesimpulan
:
Terbentuknya hubungan antar pranata sosial ialah
karena adanya kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, pranata sosial bukanlah
suatu hal yang tetap. Pranata sosial akan berubah sesuai dengan berubahnya kebutuhan
masyarakat dan perkembangan masyarakat. Dalam hubungannya antar pranata sosial
tersebut terjadi hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Namun
dibalik hubungan yang saling mempengaruhi tersebut adakalanya terjadi
ketidakcocokan atau kesenjangan antar pranata sosial tersebut yang dapat
menyebabkan terjadinya kesenjangan budaya (cultural lag).
[1] Purwaningsih.
Pranata Sosial Dalam Kehidupan
Masyarakat. Alprin. Semarang. 2019. Hal 1
[2] Parta
Setiawan. “10 Pengertian Pranata Sosial Dan
Sosial.”, 8 November 2018, https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pranata-sosial/.
Diakses 10 Desember 2020.
[3] Ruswanto.
Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XII Program
Studi Ilmu Sosial. Mefi Caraka. Jakarta. 2009. Hal. 108
DAFTAR PUSTAKA
Parta Setiawan. “10 Pengertian Pranata Sosial dan Sosial.” https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pranata-sosial/
Purwaningsih. 2019. Pranata Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat. Alprin. Semarang.
Ruswanto. 2009. Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XII Program
Studi Ilmu Sosial. Mefi Caraka. Jakarta.
No comments:
Post a Comment