Diny Olivia
Provinsi Riau
merupakan salah satu provinsi yang kaya akan berbagai macam kebudayaan. Hal ini
dikarenakan banyaknya suku asli dan pendatang yang ada diwilayah Riau.
Suku-suku yang ada di Riau seperti, Suku Akit, Suku Sakai, Suku Bonai, Suku Talang
Mamak, Jawa, Batak, Melayu, Minang dan lain sebagainya. Karena banyaknya suku
di Riau, beragam pula kebudayaan yang ada. Salah satu daerah di Riau yang akan dibahas
adalah Kabupaten Indragiri Hulu.
Kabupaten Indragiri Hulu terkenal dengan berbagai macam kesenian dan kebudayaan. Salah satu kesenian yang ada, yaitu Tari Rentak Bulian. Tari Rentak Bulian mempunyai suatu ikatan dengan salah satu suku yang ada di Riau, yaitu Suku Talang Mamak. Suku Talang Mamak merupakan suku dengan kebudayaan yang primitif dan sebagian masyarakatnya masih mendiami daerah pedalaman. Kebudayaan primitif yaitu kebudayaan yang masyarakatnya masih bergantung pada alam dan tidak mengenal dunia luar. Ini terlihat dari banyaknya ungkapan adat seperti adat berladang, adat berburu, mendirikan rumah dan bangunan serta adat pengobatan. Oleh sebab itu Suku Talang Mamak ini merupakan salah satu dari sekian banyak suku yang terasing yang tersebar di kelompok Proto Melayu. Dalam kehidupan masyarakatnya, Suku Talang Mamak mempunyai jenis upacara adat istiadat. Salah satunya adalah Tari Rentak bulian, tari ini terus berkembang dan terus dilestarikan di Kabupaten Indragiri Hulu.1
Tari Rentak
Bulian adalah seni tari yang mengandung unsur magis dan mistis dalam
pertunjukannya. Tari Rentak Bulian digunakan untuk ritual pengobatan. Rentak
artinya merentak atau melangkah dan Bulian artinya tempat persinggahan makhluk
bunian atau yang biasa disebut makhluk halus dalam bahasa daerah setempat.
Sebelum Tari Rentak Bulian ini dilakukan, ada beberapa ritual yang perlu
dilakukan terutama penari. Ritual yang dilakukan, yaitu :
1.
Penari terdiri atas 8 orang muda. 7 orang penari perawan dara yang cantik
dan dalam keadaan bersih (tidak sedang haid). Dan 1 orang pemuda gagah perkasa
yang sudah baligh atau orang yang sudah sampai pada tahap dewasa.
2.
Semua penari harus diasapi dahulu menggunakan gaharu.
3.
Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan harus dikeramati terlebih
dahulu.
4.
Setiap penari tidak memiliki ikatan darah satu sama lainnya.
5.
Seluruh penari harus mendapat izin tetua adat kampung sebelum menari.
6. Mayang pinang terpilih mudanya serta perapian tidak boleh dimantera.
Ritual ini harus dilakukan sebelum memulai tari. Apabila ritual diatas tidak dilakukan, maka biasanya akan mendapat celaka.
Perlengkapan yang harus disiapkan dalam Tari Rentak
Bulian adalah :
·
Bulian : jenis rumah atau pondok tempat untuk melakukan ritual.
·
Perapian : tempat membakar sesaji.
·
Kapur Sirih : digunakan untuk membuat tanda silang.
·
Mayang Pinang : pohon pinang yang diukir motif melayu.
·
Baju Adat : baju yang akan dipakai para penari dan para pemusik.
· Alat Musik :digunakan untuk pengiring selama pertunjukan tari.
Dalam kesenian Tari Rentak Bulian menggunakan berbagai
alat musik, diantaranya :
1.
Gong
Gong merupakan alat musik dari besi yang digunakan
sebagai pengiring langkah kaki penari.
2.
Seruling
Seruling merupakan alat musik yang terbuat dari bambu
yang dimainkan dengan cara ditiup.
3.
Ketok-Ketok
Ketok-ketok merupakan alat musik yang terbuat dari sebongkah
batang kepala yang sudah tua dan berdiameter 30-45cm. Ketok-ketok ini dilubangi
menyerupai kentongan yang ada di daerah Jawa.
4.
Tambur
Tambur adalah alat musik tradisional yang berbentuk
gendang berukuran besar yang digunakan sebagai bass.
5.
Kerincing
Kerincing adalah properti yang dipakai pada
pergelangan kaki penari
6.
Gendang
Gendang adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul.
BENTUK PENYAJIAN TARI RENTAK BULIAN
Gerakan dalam Tari Rentak Bulian sangat monoton atau
gerakannya berulang-ulang, yaitu dengan cara merentak atau menghentakkan kaki.
1.
Menyembah guru di Padang ( tempat terbuka )
Gerakan ini menjelaskan bahwa masyarakat setempat
masih mempercayai atau meyakini hal-hal mistis.
2.
Merentak
Dilakukan dengan menghentakkan kaki secara bergantian
kiri dan kanan.
3.
Goyang Pucuk
Menggerakkan tangan keatas, menandakan bahwa penari
sedang mengambil mayang pinang untuk persiapan sesajian dalam upacara bulian.
4.
Sembah
Dilakukan dengan cara menyembah makhluk halus untuk melancarkan jalannya upacara bulian. Gerakannya berupa menyatukan kedua tangan seperti menyembah dan dilakukan kesegala arah.
5.
Meracik Limau
Dilakukan dengan mengayun tangan seperti sedang
meracik limau dan dilakukan dengan posisi duduk.
6.
Memercik Limau
Tari Rentak Bulian digunakan untuk ritual pegobatan.
Jadi memercikkan limau dilakukan kepada orang yang sakit. Gerakan tangannya
kesamping kanan dan kiri dengan jari dikembangkan.
7.
Empat Penjuru
Dilakukan dengan gerakan pengusiran penyakit yang telah diangkat dari orang yang sakit. Batin sebagai pemimpin akan mengipasi mayang pinang kepada penari untuk mengusir roh jahat yang mencoba menggangu.2
JALANNYA TARI
1. Tari diawali dengan musik dan langkah rentak bulian.
2. Para penari berturut-turut, seorang penari laki-laki
berada ditengah apitan dua penari perempuan yang membawa mayang pinang dan
perapian, dan lima penari perempuan berada dibelakang penari laki-laki.
3. Semua penari masuk ke tengah, tempat dimana sebuah
bulian diletakkan.
4. Langkah kaki penari kaku dan tangan mereka menyilang
didepan dada.
5. Seorang penari laki-laki bertelanjang dada dan
bersayap putih adalah pemimpin gerak yang disebut dengan batin.
6. Dua penari perempuan dikanan yang membawa mayang
pinang dan di kiri membawa perapian adalah pengawal.
7. Penari bergerak dipimpin batin sampai ke bulian tempat
dilakukannya ritual.
8. Sampai di bulian, batin melakukan upacara dan dibantu
oleh dua orang pengawal.
9. Upacara dilakukan dengan mengapikan perapian sampai
mengasapi mayang pinang.
10. Setelah itu membuat tanda silang pada tubuh penari
laki-laki.
11. Lima penari lainnya bergerak mengikuti ritme musik dan
dilakukam dalam posisi duduk sambil menyembah batin.
12. Setelah batin selesai dengan upacaranya, ia mengamati
penari perempuan di sekitar bulian.
13. Dua orang penari yang sebagai pengawal akan
mengantisipasi jika secara tiba-tiba batin dalam keadaan setengah sadar.
14. Ketika dalam keadaan setengah sadar, batin akan
memecahkan mayang pinang sebagai tanda pengobatan.
15. Lalu batin kembali mengitari penari perempuan untuk
menghilangkan bala.
16. Dua orang pengawal menjaga para penari dari bahaya
karena ketidaksadaran batin.
17. Setelah itu, pengawal merebut mayang dan batin kembali
dalam keadaan sadar.
18. Selanjutnya, penari mengitari bulian dan melakukan sikap berhenti sejenak dalam tari dan kembali bergerak meninggalkan area tari.3
Tari Rentak Bulian merupakan bentuk dari upacara adat bulean dan tari ini ada karena masyarakatnya masih mempercayai kekuatan gaib. Upacara bulean merupakan solusi dalam mengobati penyakit dan dalam upacaranya dibantu oleh seorang batin untuk mendekatkan diri dengan makhluk gaib. Masyarakat Talang Mamak mempercayai bahwa penyakit yang diderita kerana kekosongan jiwa sesaat. Karena kekosongan itulah yang membuat tubuh dimasuki mahkluk gaib dan kekuatan lainnya yang menyebabkan seseorang mendapat penyakit. Cara menyembuhkannya, yaitu dengan memanggil jiwanya agar kembali kedalam tubuh dengan dibantu oleh sang batin.4
TARI RENTAK BULIAN DILIHAT DARI KONSEP ESTETIKA LOKAL
·
Alam Takambang Jadi Guru
Maksud dari alam takambang jadi guru adalah semua yang
ada dialam dan isinya dapat dijadikan pedoman dalam bertingkah laku serta alam
juga dapat dijadikan sumber inspirasi. Teknik gerak Tari Rentak Bulian ini
terinspirasi dari alam dan isinya. Gerak tari dipengaruhi oleh faktor sosial,
kesukuan emosional agama dan kepercayaan setempat.
·
Tungku Tigo Sajarangan
Masyarakat Talang Mamak dibentuk dengan tiga perangkat
yang digunakan untuk memutuskan segala
permasalahan termasuk seni yaitu, alua (logika, etika, dan estetika), patuik,
raso jo pareso. Ini merupakan semboyan yang berlaku di masyarakat. Dalam
kebudayaan Minangkabau, Raso dibao naik, Pareso dibao turun, artinya antara
logika dan etika harus dihubungkan dalam melihat estetika suatu karya seni.
Tari Rentak Bulian, nilai estetika dapat dilihat dari bagaimana mengekspresikan
nilai, wujud dan bagaimana mengekspresikan simbol-simbol agar dapat dipahami
untuk dikomunikasikan dalam tarian.
·
Adat Bersandi Syarak
Tari Rentak Bulian ini terinspirasi dari upacara
bulean dan dapat dikaji dari sisi keagamaan dan pemikiran masyarakat terhadap
tari tersebut. Agama Islam merupakan agama mayoritas penduduk setempat dan
islam sangat menentang kepercayaan yang bersifat animisme.5
KESIMPULAN
Tari Rentak Bulian Adalah seni tari yang mengandung unsur magis dan mistis dalam pertunjukannya. Tari ini digunakan untuk ritual pemgobatan. Rentak artinya merentak atau melangkah dan Bulian artinya tempat persinggahan makhluk bunian atau mahkluk halus dalam bahasa daerah setempat. Sebelum Tari Rentak Bulian dilakukan, ada beberapa ritual yang harus dilakukan. Jika ritual ini tidak dilakukan, biasanya akan mendapat celaka. Tari Rentak Bulian berasal dari Kabupaten Inragiri Hulu dan tari ini mempunyai ikatan dengan salah satu suku yang ada di Riau, yaitu Suku Talang Mamak.
Suku Talang Mamak merupakan suku dengan kebudayaan primitif dan sebagian masyarakatnya masih mendiami daerah pedalaman. Kebudayaan primitif adalah kebudayaan yang masyarakatnya maaih bergantung pada alam dan tidak mengenal dunia luar. Dalam kehidupan masyarakat, Suku Talang Mamak mempunya jenis upacara adat, salah satunya Upacara Bulean. Tari Rentak Bulian terinspirasi dari Upacara Bulean yang dilakukan masyarakat Talang Mamak. Upacara Bulean dianggap sebagai solusi dalam mengobati penyakit dan dalam upacaranya dibantu oleh sang batin.
Dalam jalannya tari, batin digunakan sebagai media
dalam mendekatkan diri dengan makhluk gaib. Batin merupakan pemimpin dalam
upacara. Masyarakat Talang Mamak mempercayai bahwa penyakit yang diderita
karena kekosongan jiwa sesaat. Karena kekosongan itulah yang membuat tubuh
dimasuki makhluk gaib dan kekuatan lainnya yang menyebabkan seseorang mendapat
penyakit. Cara menyembuhkannya, yaitu dengan memanggil jiwanya agar kembali
kedalam tubuh dengan bantuan batin.
1Suardi, Rofiandri. Musik Tari Rentak Bulian Di Sanggar Kamboja SMPN 1 Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau (Analisis Unsur Melodi). Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik. Vol. 1, No. 1, 1 Juni 2018. Hal.1
2 Sarat Ritual magis Tari Rentak Bulian dari Inhu https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/1117/ Diakses pada tanggal 12 Januari 2017
3 Tari Rentak Bulian.http://www.riaudailyphoto.com/2011/04/tari-rentak-bulian.html?m=1. Diakses pada April 2011
4Oktavia, Irni. Transformasi Upacara Bulean Suku Talang Mamak Menjadi Tari Rentak Bulean Pada Masyarakat Indragiri Hulu Provinsi Riau. Vol. 1, No. 1, 2013. Hal. 1
5 Oktavia, Irni.
Transformasi Upacara Bulean Suku Talang Mamak Menjadi Tari Rentak Bulean Pada
Masyarakat Indragiri Hulu Provinsi Riau, Vol. 1, No. 1, 2013. Hal 16
DAFTAR PUSTAKA
Oktavia, Irni. Transformasi Upacara Bulean Suku Talang Mamak Menjadi Tari Rentak Bulean Pada Masyarakat Indragiri Hulu Provinsi Riau. Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni. Vol. 1, No. 1, 2013.
Sarat Ritual magis Tari Rentak Bulian dari Inhu https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/1117/. Diakses pada tanggal 12 Januari 2017.
Suardi, Rofiandri. Musik Tari Rentak Bulian Di Sanggar Kamboja SMPN 1 Rengat Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau (Analisis Unsur Melodi). Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik. Vol. 1, No. 1, 1 Juni 2018.
Tari Rentak Bulian. http://www.riaudailyphoto.com/2011/04/tari-rentak-bulian.html Diakses pada April 2011.
No comments:
Post a Comment