Thursday, 17 December 2020

PERMAINAN GALAH

Nikmatul Azmi


Riau memiliki berbagai macam corak, ragam dan hasil budaya yang lahir dari cipta, rasa, dan kearifan masyarakatnya. Salah satu dari hasil cipta, rasa, karya, dan kearifan masyarakat itu adalah permainan rakyat. Permainan rakyat Melayu Riau merupakan kreasi masyarakat setempat, yang pada umumnya dimainkan oleh anak-anak.[1]

Salah satu contoh permainan rakyat melayu Riau adalah permainan galah. Permainan galah ini lebih dikenal di Kepulauan Natuna. Di daerah Riau permainan galah ini biasa disebut dengan main cak bur. Di daerah Jawa Tengah permainan galah dikenal dengan nama gobag sodor. Kata gobag artinya bergerak dengan bebas, sedangkan sodor artinya tombak. Dan di Jawa Barat dikenal dengan nama galah asin atau galasin.

Main galah adalah suatu permainan hiburan untuk mengisi waktu senggang. Dan dimainkan pada waktu

sore hari ataupun malam hari di waktu itu terang bulan, jika para remaja sedang berkumpul. Tempat yang selalu menjadi sasaran permainan itu adalah di pinggir pantai, di halaman sekolah pedesaan, di halaman surau atau di mesjid di luar kota, dan di pinggir kali yang biasanya memiliki tanah luas lapang serta datar lagi bersih tidak membahayakan.[2]

Permainan galah merupakan sebuah permainan yang terdiri dari dua tim. Masing-masing tim terdiri dari 3 sampai 6 orang pemain. Menurut istilah aslinya tim dalam permainan galah disebut jemalu atau jamelah. Untuk seterusnya disebut berjumlah. Untuk bermain galah pemain harus mencari tempat atau lapangan yang rata, luas, bersih, tidak berbatu, tidak berlobang-lobang, dan tidak berbahaya yang dapat menimbulkan luka atau cedera. Karena di dalam permainan ini berhubungan dengan kejar-mengejar, tangkap-menangkap, serta berlari dengan kencang.

Sebelum permainan dimulai, para pemain terlebih dahulu harus membuat lapangannya dengan cara memberikan garis-garis ditempat yang sudah ditetapkan sebagai arena permainan. Luas lapangan lebih kurang 12x6 M.

a)        Jumlah                        :    3-6 orang (satu tim)    

b)        Usia                            :     7-20 tahun

c)        Jenis kelamin              :   

-       Laki-laki sama laki-laki

-       Perempuan sama perempuan

-       Laki-laki lawan perempuan

-       Campuran

 

d)       Latar belakang sosial  :   Biasa dimainkan olah yang sama jenis kela     min, kadang-kadang bermain dengan dengan lawan jenis. Puteri-puteri, gadis ataupun anak-anak tanggung yang masih senang bermain galah, umumnya mereka terdiri dari anak-anak petani dan nelayan yang masih hidup sederhana.

Berikut bentuk lapangan permainan galah.

Gambar 1. Lapangan permainan galah

Setelah selesai membuat lapangan permainan, selanjutnya kedua belah pihak harus bermufakat terlebih dahulu tentang bagaimana tata cara bermainnya, apakah tangkap lekat atau tidak. Jika keputusannya tangkap lekat, maka si penyerang harus ditangkap kuat-kuat barulah sah. Jika hanya tangkap tepis, maka si penjaga cukup asal menyentuh badan si penyerangnya saja, maka sudah dianggap sah.

Cara bermain:

1.        Pengundian, dilakukan dengan cara sut untuk mengetahui siapa yang menang. Bagi yang menang sut maka ia menjadi penyerang dan yang kalah sut harus menunggu.

2.        Penunggu, ketua kelompok penjaga menjaga garis galah panjang yang disebut kepala galah, ia bergerak secara bebas ke atas dan ke bawah untuk memburu lawan penyerangnya. Sedangkan penjaga lainnya menjaga pada garis lintang 1,2,3, dan seterusnya dalam gerak melintang atau penghadangan serangan lawan yang menerobos.

3.        Menyerang, para penyerang satu persatu menerobos, boleh dari kiri ataupun dari kiri pihak penghadang langsung ke garis atas melewati barisan penghadang. Tembus garis 1, 2, 3, dan lewat ke atas.

4.        Caboo, apabila salah seorang telah lewat ke galah atas, maka ia berusaha turun lagi melewati penghadang galah atas, galah 3, galah 2, dan galah 1. Setelah semua selesai ia masuk ke tempatnya dengan menjeritkan kata “caboo”.

5.        Setelah salah seorang kawan caboo, yang lain turun semua kembali ke tempat permulaan bermain dan mulai menyerang lagi, begitu seterusnya.

6.        Penyerangan batal, apabila saat menyerang salah seorang anggota penyerang tertangkap dalam perjalanan naik ataupun turun sebelum ada kawan yang selamat caboo.

7.        Pertukaran, terjadi apabila penyerang gagal caboo. Si penjaga pula yang menjadi penyerang, serta melakukan permainan seperti yang telah dilakukan lawannya dan berusaha merebut caboo sebanyak mungkin.[3]

Bagi anggota tim yang mendapat giliran “jaga” maka tugasnya adalah menjaga lapangan, garis lapangan yang dijaga adalah garis horizontal dan garis batas vertikal. Untuk penjaga garis horizontal tugasnya adalah berusaha menghalangi lawan agar tidak bisa lolos ke baris berikutnya. Bagi penjaga garis vertikal tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah-tengah lapangan.[4]

Ada beberapa aturan dalam permainan galah, yaitu sebagai berikut:

1.        Bila perjanjiannya tangkap lekat, maka penjaga harus menangkap penyerang secara lekat dan sampai bergumul. Si penyerang boleh meronta-ronta, tetapi tidak boleh mengibaskan buku tinju.

2.        Masing-masing pemain dari tim penjaga harus bergerak di sepanjang garis melintang yang telah ditentukan. Jadi kaki penjaga harus selalu menginjak garis tersebut.

3.        Yang boleh melalui garis sodor hanyalah penjaga garis melintang saja.

4.        Mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak balik.

5.        Apabila penjaga menghadang penyerang dengan mengaitkan kakinya sehingga penyerang terjatuh, maka penyerang dibebaskan naik ke galah atas ataupun ia dibebaskan turun hingga mendapatkan nilai caboo sekali.

6.        Apabila penyerang keluar dari garis permainan, maka penyerang dianggap melakukan kesalahan.

7.        Penyerang boleh mengacah-acah dari kiri ke kanan, tetapi apabila sudah masuk ke garis, sebelum lewat garis kepala, tidak boleh turun ke bawah lagi. Jika dilakukan, maka hukumannya adalah tukar bebas.

8.        Apabila penyerang pada saat menyerang memperlambat-lambatkan waktu dengan cara santai-santai atau duduk-duduk di lapangan permainan dan tidak berusaha mengacah ataupun menyerang, maka dianggap salah dan tukar bebas.

9.        Bila penjaga dapat menyentuh salah satu pemain tim penyerang, maka tim jaga menang. Lalu tim jaga berganti menjadi tim serang. Begitu seterusnya.

Istilah yang sering digunakan dalam permainan galah, yaitu:

1.        Caboo/ belon, artinya mengumpulkan biji atau poin kemenangan.

2.        Ngacah, artinya siasat untuk menyerang.

3.        Ngibas, artinya mengibas-ngibaskan buku tinju.

4.        Nyugang, artinya mengaitkan kaki lawan.

5.        Cup, artinya pemberitahuan karena sesuatu hal, sehingga tidak jadi menyerang.

Untuk menentukan tim mana yang menang , maka seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik sebanyak-banyaknya dalam area lapangan yang telah ditentukan. Lalu jumlah caboo masing-masing tim diperhitungkan. Bagi tim yang jumlah caboonya sedikit atau kalah, maka terpaksa mendukung lawan bermain yang menang dengan jarak sepanjang lunas galah kepala pulang pergi.

Permainan ini sangat menarik, menyenangkan sekaligus juga sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin untuk meraih kemenangan. Kalau kita sudah lewat dari garis batas terakhir kita menjadi bebas merdeka dan inilah yang menjadi tujuan dari permainan galah ini.

Berikut nilai luhur yang terkandung dalam permainan:

1.        Memupuk semangat kebersamaan dan kekompakan tim.

2.        Tidak mudah menyerah apalagi putus asa.

3.        Pengendalian diri.

4.        Belajar fokus.

5.        Sportivitas.[5]

Nilai spritual yang terkandung dalam permainan galah ini selain kebersamaan, kita juga bisa belajar kerja sama yang kompak. Pesan moral dari permainan ini adalah bahwa dengan menjaga kekompakan dan kebersamaan, kemenangan akan diperoleh secara mudah dan lebih baik. Permainan ini juga juga mengedepankan semangat persahabatan antara satu dengan yang lain. Jangan putus asa apabila dirasa ada pintu satu yang dijaga, karena masih ada banyak pintu lain yang siap menerima kedatangan kita, yang penting kita mau berusaha dan bertindak segera. Ingatlah bahwa peluang selalu ada, walaupun terkadang nilai probabilitasnya (peluangnya) sedikit.


KESIMPULAN

Indonesia terkenal akan berbagai macam ragam suku, budaya, ras, agama, maupun bahasa daerahnya. Indonesia terdiri dari berbagai provinsi, salah satu provinsinya adalah provinsi Riau. Di daerah Riau, salah satu contoh budayanya adalah bermainan galah. Permainan galah merupakan sebuah permainan yang terdiri dari dua tim, masing-masing tim berjumlah 3-6 orang. Permainan ini mengutamakan kebersamaan, kerja sama atau kekompakan, dan pantang menyerah.

 


[1] Taufik Ikram Jamil. Ragam Budaya Melayu Riau. Gahara. Pekanbaru. 2012. Hal. 97

[2] Nurbaiti Usman Siam dan Endri Sanopaka. “Permainan Rakyat Kepulauan Riau.”, http://disbud.kepriprov.go.id/?ddownload=1779. Diakses 15 Desember 2020.

[3] Taufik Ikram Jamil. Ragam Budaya Melayu Riau. Gahara. Pekanbaru. 2012. Hal. 38

[4] Khalis Binsar, dkk. Budaya Melayu Riau. Inprasa. Pekanbaru. 2011. Hal. 57

[5] Kompas.com. Indonesia. https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/12/162241969/permainan-galasin-atau-gobak-sodor. Diakses 17 Desember 2020

  

DAFTAR PUSTAKA

Khalis Binsar, dkk. 2011. Budaya Melayu Riau. Inprasa. Pekanbaru.

Kompas.com. “Indonesia.” https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/12/162241969/permainan-galasin-atau-gobak-sodor. Diakses 17 Desember 2020

Nurbaiti Usman Siam dan Endri Sanopaka. “Permainan Rakyat Kepulauan Riau.” http://disbud.kepriprov.go.id/?ddownload=1779.

Taufik Ikram Jamil. 2012. Ragam Budaya Melayu Riau. Gahara. Pekanbaru.

Taufik Ikram Jamil. 2012. Ragam Budaya Melayu Riau. Gahara. Pekanbaru.

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...