Wednesday, 9 December 2020

AKIBAT-AKIBAT MOBILITAS SOSIAL

RAHMA HIDAYAH

 

Mobilitas sosial adalah perpindahan seorang individu atau kelompok dalam struktur sosial yang berkaitan dengan pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat. Mobilitas sosial ini di tujukan perubahan suatu gerak berpindahnya suatu status sosial seseorang atau kelompok orang dari satu ke status sosial lainnya dalam suatu kehidupan sosial atau masyarakat.      

Mobilitas sosial mengandung pengertian tentang perubahan atau proses yang terjadi dalam masyarakat . jika perubahan itu diikuti dengan pernyesuaian terhadap kondisi baru, individu yang mengalami perubahan tidak menghadapi masalah. Namun, apabila penyesuaian terhadap kondisi baru tersebut tidak dapat berlangsung, akan timbul persoalan sebagai konsekuensi adanya perubahan[1].

Dalam pelapisan sosial mobilitas sosial dapat bersifat vertikal (keatas atau kebawah). Namun juga bisa bersifat horizontal (kesamping).Jika dikatakan bersifat vertikal yaitu perpindahan individu sosial dari suatu kedudukan sosial yang satu ke kedudukan sosial lainnya dalam posisi yang tidak sederajat.Namun jika dikatakan bersifat horizontal yaitu peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya, dari suatu kelompok sosial satu ke kelompok sosial lainnya dalam posisi yang sederajat.Penyebab status sosial itu berpindah bisa karena masalah kenaikan,menduduki jabatan publik,kemampuan untuk menguasai materi ,pendidikan ,prestasi kerja atau masalah-masalah lainnya.

Mobilitas sosial yang dilakukan oleh masyarakat menimbulkan gejolak perubahan bagi individu maupun masyarakat yang melakukannya. Salah satunya adalah perubahan sosial ekonomi. Masyarakat tidak berhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa. Setiap masyarakat dalam kehidupannya tentu mengalami perubahan.Perubahan sosial lebih bersifat khusus karena merupakan bagian dan perubahan kebudayaan [2].

 

Konsekuensi / Akibat Dari Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial  merupakan sebuah proses perubahan untuk menuju situasi dan kondisi baru di dalam kehidupan bermasyarakat.Jika proses penyesuaiannya terhadap situasi dan kondisi baru tersebut mendapatkan dukungan atau berpihak dari lingkungan disekitarnya ,maka proses perubahannya akan berjalan dengan lancar dan mulus.Namun sebaliknya,Jika lingkungan disekitarnya tidak mendukung/berpihak/menentang terhadap proses perubahan tersebut,maka yang terjadi akan timbul/berkembang berbagai konflik [3].

Jika seandainya individu atau kelompok dapat menyesuaikan dirinya dengan kondisi atau situasi yang baru dalam mengalami mobilitas sosial tersebut ,maka akan memperoleh atau mendapatkan hal-hal yang positif sebagai konsekuensi atau akibat dari mobilitas sosial seperti :

        1)      Individu atau kelompok akan mendapatkan kebahagiaan ,kebanggaan serta kepuasan.

        2)      Individu atau kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk lebih maju.

        3)      Individu atau kelompok akan mendapatkan kesempatan yang luas untuk mau bekerja keras,mengejar prestasi untuk dapat mencapai kedudukan yang diinginkan .

Namun sebaliknya jika individu atau kelompok tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi baru maka akan terjadi konsekuensi-konsekuensi.Konsekuensi itu berupa proses sosial yang disosiatif, misalnya konflik.


Ø Konflik

Individu atau kelompok jika lingkungan disekitarnya tidak mendukung/berpihak/menentang terhadap proses perubahan yang ada,maka yang terjadi akan timbul/berkembang berbagai konflik.Akibatnya ditandai dengan adanya benturan antara nilai dan kepentingan dalam masyarakat . Konflik merupakan sarana untuk mencapai suatu keseimbangan antara berbagai kekuatan  yang ada dalam masyarakat dari keseimbangan lama yang terganggu oleh adanya perubahan kedudukan akibat mobilitas sosial.

Jadi, walaupun konflik merupakan suatu proses yang diasosiatif, mobilitas tetap saja merupakan satu bentuk proses sosial yang mempunyai fungsi dan akibat positif bagi masyarakat.Konflik sebagai akibat konsekuensi dari mobilitas sosial dapat berupa konflik antarkelas,konflik antarindividu,konflik antarkelompok sosial,atau konflik antargenerasi,Konflik status dan konflik peranan.

 

    ü  Konflik antarkelas sosial

Konflik antarkelas sosial yaitu suatu konflik yang terjadi karena adanya benturan antar kepentingan kelas sosial lainnya yang ada didalam suatu kelompok sosial tertentu dengan orang lain yang baru saja masuk ke dalam kelompok tersebut.

Konflik antarkelas sosial antara lain:

1)      Konflik antar majikan dengan buruh yang ingin menaikkan kedudukan sosialnya,misalnya upah.

2)      Konflik antar warga baru dalam suatu kelas sosial dari warga lama yang mendapat reaksi negatif .

3)      Reaksi negatif terhadap perlakuan masyarakat sehubungan dengan kelas sosial yang baru dan lainnya .

    ü  Konflik antarindividu

Konflik antarindividu yaitu suatu konflik yang terjadi seperti masuknya individu kedalam suatu kelompok namun tidak diterima oleh anggota kelompok yang lain .Contoh lain seperti di dalam lingkungan organisasi / seseorang tidak dapat menerima kehadiran seseorang yang menduduki suatu jabatan tertentu.

    ü  Konflik antarkelompok sosial

Konflik antarkelompok sosial yaitu suatu konflik yang terjadi  ini dapat melibatkan ras,etnis,agama,golongan.Atau dominannya suatu kelompok sosial tertentu  dibandingkan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya.Konflik ini dapat terjadi karena perebutan dalam peluang mobilitas sosial.

Konflik antarkelompok sosial berupa;

      1.      Konflik antarkelompok partai politik dalam memperoleh kekuasaan atau pengakuan dari masyarakat

    2.  Konflik atas reaksi dari kelompok yang tertindas terhadap penguasa.Tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok sosial akibat korban fanatisme.

      3.      Konflik yang terjadi pada suatu kelompok sosial yang protes terhadap pihak-pihak yang berwenang untuk mendapatkan hak dan perlakuan yang adil.

    ü  Konflik antargenerasi

Konflik antargenerasi yaitu konflik yang terjadi dalam hubungan antar generasi.Adanya pergeseran hubungan antar satu generasi dengan generasi yang lain,sehingga tatanan hubungan antar generasi tersebut yang selama ini berlaku tidak diakui lagi atau dipersoalkan oleh generasi tertentu.Misalnya antara golongan tua dan golongan muda.Dimana golongan muda yang kedudukan sosialnya lebih tinggi sering membuat generasi muda tidak lagi menghormati generasi tua.Generasi muda menganggap bahwa generasi tua itu adalah generasi yang terbelakang,kuno,kolot dan lain sebagainya.

Dan sebaliknya generasi tua sering menganggap bahwa kebudayaan atau pola hidup mereka selama ini merupakan kebudayaan atau pola hidup yang paling benar,mulia dan paling utama.Dan menganggap kebudayaan dan pola hidup diluar mereka telah melenceng atau menyimpang dari adat.Hal ini lah yang memungkinkan timbulnya konflik antar generasi.Padahal jika setiap pihak dapat saling menyesuaikan dirinya terhadap keadaan yang baru,konflik antar generasi ini tidak akan terjadi.Yang menjadi persoalan utama dari setiap perubahan yang ada yaitu sulitnya menyesuaikan diri terhadap keadaan yang baru  

    ü  Konflik status dan konflik peranan

  Jika seseorang naik ke kedudukan yang lebih tinggi atau seseorang itu turun ke kedudukan yang lebih rendah  dituntun untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan kedudukan yang baru.Terkadang terjadi kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap status kedudukan yang baru ,kesulitan inilah yang akan menimbulkan konflik status.

Konflik status merupakan konflik yang terjadi karena pertentangan antar status yang disanding oleh seseorang karena kepentigan-kepentingan yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan banyaknya status yang disanding oleh seseorang.Pada umumnya setiap individu menyandang berbagai status sekaligus atau berbarengan itulah yang akan memicu munculnya konflik status.Misalnya  seseorang hakim memimpin persidangan yang mengadili seorang terdakwa. Ternyata, terdakwa itu dulu pernah menolongnya. Dalam kasus ini terdapat dua status yang aktif dalam diri si hakim dan masing-masing memiliki kepentingan yang saling berbeda. Status sebagai hakim bertugas mengadili orang yang melanggar hukum dan status sebagia orang yang pernah ditolong serta memiliki kepentingan untuk membalas budi. Di sini terjadi konflik status yang akan diikuti dengan timbulnya konflik peranan.

            Konflik peranan merupakan konflik keadaan ketika seseorang tidak mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tuntunan status yang sedang di sandangnya.Hal ini bisa terjadi misalnya karena statusnya yang baru tidak ia sukai atau tidak sesuai dengan kehendak hatinya. Bentuk konflik peran yang dialami oleh seseorang yang harus turun dari kedudukannya yang tinggi disebut dengan Post Power Syndrome.

    ü  Penyesuaian

Perubahan-perubahan atau mobilitas sosial yang terjadi akan mendorong masyarakat untuk mampu menyesuaikan dirinya sehingga keadaan stabilitas sosial yang baru akan tercipta.

 Sebab-sebab penyesuaian.

        1.      Penyesuain dilakukan perlakuan baru masyarakat terhadap kelas sosial, kelompok sosial, atau generasi tertentu

        2.      Penyesuaian terhadap pemerintah individu atau sekelompok warga akan kedudukannya yang baru

        3.      Penyesuain terhadap pergantian dominasi dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat.

Di samping akibat atau konsekuensi-konsekuensi yang berbentuk konflik ,namun mobilitas sosial dalam masyarakat juga ada yang bernilai positif atau mempunyai keuntungan .Keuntungan itu dapat dirasakan oleh masyakarat  apabila mereka dapat menyesuaikan dirinya terhadap keadaan atau situasi atau kondisi yang  baru yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial.

 

 

Kesimpulan

 

Terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat mempunyai berbagai konsekuensi positif dan negatif, yang bergantung pada kemampuan individu atau kelompok untuk beradaptasi dengan situasi baru, kelompok baru, orang baru, dan gaya hidup baru.Jika individu atau kelompok yang telah mengalami mobilitas sosial dapat beradaptasi maka akan memperoleh hal-hal positif sebagai konsekuensi mobilitas sosial seperti : mengalami kebahagiaan,kebanggaan serta kepuasan.Memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok untuk lebih maju Kesempatan yang luas akan mendorong orang untuk mau bekerja keras,mengejar prestasi untuk dapat mencapai kedudukan yang diinginkan .

Sebaliknya, jika mereka tidak dapat beradaptasi dengan situasi baru, maka akan timbul konsekuensi, yaitu proses sosial yang terpisah, seperti konflik. Hasil dari gejala mobilitas sosial ditandai dengan konflik antara nilai dan kepentingan. Konflik sebenarnya merupakan sarana setelah keseimbangan antara berbagai kekuatan yang ada di masyarakat, keseimbangan ini telah lama terganggu oleh perubahan posisi akibat mobilitas sosial.

  



[1] Hasan Kawaguchi. “ Konsekuensi Mobilitas Sosial.“, http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/07/konsekuensi-mobilitas-sosial.html

[2] Yusuf Adi Wibowo, Rusdarti & Eko Handoyo. Mobilitas Perempuan Buruh Pabrik dalam Perubahan Sosial Ekonomi Perempuan Buruh (Studi Kasus di Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak). Journal of Educational Social Studies Vol.6, No.1,Juni 2017. Hal.74

[3] Wida Widianti. Sosiologi 2 untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta.2009. Hal.60.

  

DAFTAR PUSTAKA

Kawaguchi Hasan. “ Konsekuensi Mobilitas Sosial.“ http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/07/konsekuensi-mobilitas-sosial.html

Wibowo Adi Yusuf, Rusdarti & Handoyo Eko. Mobilitas Perempuan Buruh Pabrik dalam Perubahan Sosial Ekonomi Perempuan Buruh (Studi Kasus di Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak). Journal of Educational Social Studies. Vol. 6, No 1,Juni 2017.

Widianti Wida. 2009. Sosiologi 2 untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta.

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...