RAHMA HIDAYAH
Mobilitas sosial adalah perpindahan seorang individu atau kelompok
dalam struktur sosial yang berkaitan dengan pelapisan sosial yang ada dalam
masyarakat. Mobilitas sosial ini di tujukan perubahan suatu gerak berpindahnya
suatu status sosial seseorang atau kelompok orang dari satu ke status sosial
lainnya dalam suatu kehidupan sosial atau masyarakat.
Mobilitas sosial mengandung pengertian
tentang perubahan atau proses yang terjadi dalam masyarakat . jika perubahan
itu diikuti dengan pernyesuaian terhadap kondisi baru, individu yang mengalami
perubahan tidak menghadapi masalah. Namun, apabila penyesuaian terhadap kondisi
baru tersebut tidak dapat berlangsung, akan timbul persoalan sebagai
konsekuensi adanya perubahan[1].
Dalam pelapisan sosial mobilitas sosial dapat bersifat vertikal
(keatas atau kebawah). Namun juga bisa bersifat horizontal (kesamping).Jika
dikatakan bersifat vertikal yaitu perpindahan individu sosial dari suatu
kedudukan sosial yang satu ke kedudukan sosial lainnya dalam posisi yang tidak
sederajat.Namun jika dikatakan bersifat horizontal yaitu peralihan individu
atau obyek-obyek sosial lainnya, dari suatu kelompok sosial satu ke kelompok
sosial lainnya dalam posisi yang sederajat.Penyebab status sosial itu berpindah
bisa karena masalah kenaikan,menduduki jabatan publik,kemampuan untuk menguasai
materi ,pendidikan ,prestasi kerja atau masalah-masalah lainnya.
Mobilitas sosial yang dilakukan oleh masyarakat menimbulkan gejolak
perubahan bagi individu maupun masyarakat yang melakukannya. Salah satunya
adalah perubahan sosial ekonomi. Masyarakat tidak berhenti pada satu titik
tertentu sepanjang masa. Setiap masyarakat dalam kehidupannya tentu mengalami
perubahan.Perubahan sosial lebih bersifat khusus karena merupakan bagian dan
perubahan kebudayaan [2].
Konsekuensi / Akibat Dari Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial
merupakan sebuah proses perubahan untuk
menuju situasi dan kondisi baru di dalam kehidupan bermasyarakat.Jika proses
penyesuaiannya terhadap situasi dan kondisi baru tersebut mendapatkan dukungan
atau berpihak dari lingkungan disekitarnya ,maka proses perubahannya akan
berjalan dengan lancar dan mulus.Namun sebaliknya,Jika lingkungan disekitarnya
tidak mendukung/berpihak/menentang terhadap proses perubahan tersebut,maka yang
terjadi akan timbul/berkembang berbagai konflik [3].
Jika seandainya individu atau kelompok dapat menyesuaikan
dirinya dengan kondisi atau situasi yang baru dalam mengalami mobilitas sosial
tersebut ,maka akan memperoleh atau mendapatkan hal-hal yang positif sebagai
konsekuensi atau akibat dari mobilitas sosial seperti :
1)
Individu atau kelompok akan mendapatkan kebahagiaan ,kebanggaan
serta kepuasan.
2) Individu atau kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk lebih maju.
3) Individu atau kelompok akan mendapatkan kesempatan yang luas untuk mau bekerja keras,mengejar prestasi untuk dapat mencapai kedudukan yang diinginkan .
Namun sebaliknya jika individu atau kelompok tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi baru maka akan terjadi konsekuensi-konsekuensi.Konsekuensi itu berupa proses sosial yang disosiatif, misalnya konflik.
Ø Konflik
Individu atau kelompok jika
lingkungan disekitarnya tidak mendukung/berpihak/menentang terhadap proses
perubahan yang ada,maka yang terjadi akan timbul/berkembang berbagai konflik.Akibatnya ditandai dengan adanya
benturan antara nilai dan kepentingan dalam masyarakat . Konflik
merupakan sarana untuk mencapai suatu keseimbangan antara berbagai kekuatan
yang ada dalam masyarakat dari keseimbangan lama yang terganggu oleh
adanya perubahan kedudukan akibat mobilitas sosial.
Jadi,
walaupun konflik merupakan suatu proses yang diasosiatif, mobilitas tetap saja
merupakan satu bentuk proses sosial yang mempunyai fungsi dan akibat positif
bagi masyarakat.Konflik sebagai akibat konsekuensi dari mobilitas sosial dapat berupa
konflik antarkelas,konflik antarindividu,konflik antarkelompok sosial,atau konflik
antargenerasi,Konflik status dan konflik peranan.
ü
Konflik antarkelas sosial
Konflik
antarkelas sosial yaitu suatu konflik yang terjadi karena adanya benturan antar
kepentingan kelas sosial lainnya yang ada didalam suatu kelompok sosial
tertentu dengan orang lain yang baru saja masuk ke dalam kelompok tersebut.
Konflik
antarkelas sosial antara lain:
1) Konflik
antar majikan dengan buruh yang ingin menaikkan kedudukan sosialnya,misalnya
upah.
2) Konflik
antar warga baru dalam suatu kelas sosial dari warga lama yang mendapat reaksi
negatif .
3) Reaksi negatif terhadap perlakuan masyarakat sehubungan dengan kelas sosial yang baru dan lainnya .
ü
Konflik antarindividu
Konflik antarindividu yaitu suatu konflik yang terjadi seperti masuknya individu kedalam suatu kelompok namun tidak diterima oleh anggota kelompok yang lain .Contoh lain seperti di dalam lingkungan organisasi / seseorang tidak dapat menerima kehadiran seseorang yang menduduki suatu jabatan tertentu.
ü Konflik antarkelompok sosial
Konflik antarkelompok sosial yaitu
suatu konflik yang terjadi ini dapat melibatkan
ras,etnis,agama,golongan.Atau dominannya suatu kelompok sosial tertentu dibandingkan dengan kelompok-kelompok sosial
lainnya.Konflik ini dapat terjadi karena perebutan dalam peluang mobilitas
sosial.
Konflik antarkelompok sosial berupa;
1.
Konflik antarkelompok partai politik dalam memperoleh
kekuasaan atau pengakuan dari masyarakat
2. Konflik atas reaksi dari kelompok yang tertindas terhadap
penguasa.Tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok sosial akibat korban
fanatisme.
3. Konflik yang terjadi pada suatu kelompok sosial yang protes terhadap pihak-pihak yang berwenang untuk mendapatkan hak dan perlakuan yang adil.
ü Konflik antargenerasi
Konflik antargenerasi yaitu konflik yang terjadi dalam
hubungan antar generasi.Adanya pergeseran hubungan antar satu generasi dengan
generasi yang lain,sehingga tatanan hubungan antar generasi tersebut yang
selama ini berlaku tidak diakui lagi atau dipersoalkan oleh generasi tertentu.Misalnya
antara golongan tua dan golongan muda.Dimana golongan muda yang kedudukan
sosialnya lebih tinggi sering membuat generasi muda tidak lagi menghormati
generasi tua.Generasi muda menganggap bahwa generasi tua itu adalah generasi
yang terbelakang,kuno,kolot dan lain sebagainya.
Dan sebaliknya generasi tua sering menganggap bahwa kebudayaan atau pola hidup mereka selama ini merupakan kebudayaan atau pola hidup yang paling benar,mulia dan paling utama.Dan menganggap kebudayaan dan pola hidup diluar mereka telah melenceng atau menyimpang dari adat.Hal ini lah yang memungkinkan timbulnya konflik antar generasi.Padahal jika setiap pihak dapat saling menyesuaikan dirinya terhadap keadaan yang baru,konflik antar generasi ini tidak akan terjadi.Yang menjadi persoalan utama dari setiap perubahan yang ada yaitu sulitnya menyesuaikan diri terhadap keadaan yang baru
ü Konflik status dan konflik peranan
Jika seseorang naik
ke kedudukan yang lebih tinggi atau seseorang itu turun ke kedudukan yang lebih
rendah dituntun untuk dapat menyesuaikan
dirinya dengan kedudukan yang baru.Terkadang terjadi kesulitan dalam
menyesuaikan diri terhadap status kedudukan yang baru ,kesulitan inilah yang
akan menimbulkan konflik status.
Konflik status merupakan konflik yang terjadi karena
pertentangan antar status yang disanding oleh seseorang karena
kepentigan-kepentingan yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan banyaknya status
yang disanding oleh seseorang.Pada umumnya setiap individu menyandang berbagai
status sekaligus atau berbarengan itulah yang akan memicu munculnya konflik
status.Misalnya seseorang hakim memimpin
persidangan yang mengadili seorang terdakwa. Ternyata, terdakwa itu dulu pernah
menolongnya. Dalam kasus ini terdapat dua status yang aktif dalam diri si hakim
dan masing-masing memiliki kepentingan yang saling berbeda. Status sebagai
hakim bertugas mengadili orang yang melanggar hukum dan status sebagia orang
yang pernah ditolong serta memiliki kepentingan untuk membalas budi. Di sini
terjadi konflik status yang akan diikuti dengan timbulnya konflik peranan.
Konflik peranan merupakan konflik keadaan ketika seseorang tidak mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tuntunan status yang sedang di sandangnya.Hal ini bisa terjadi misalnya karena statusnya yang baru tidak ia sukai atau tidak sesuai dengan kehendak hatinya. Bentuk konflik peran yang dialami oleh seseorang yang harus turun dari kedudukannya yang tinggi disebut dengan Post Power Syndrome.
ü Penyesuaian
Perubahan-perubahan atau mobilitas sosial yang terjadi akan mendorong masyarakat untuk mampu menyesuaikan dirinya sehingga keadaan stabilitas sosial yang baru akan tercipta.
Sebab-sebab penyesuaian.
1.
Penyesuain
dilakukan perlakuan baru masyarakat terhadap kelas sosial, kelompok sosial,
atau generasi tertentu
2.
Penyesuaian
terhadap pemerintah individu atau sekelompok warga akan kedudukannya yang baru
3. Penyesuain terhadap pergantian dominasi dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat.
Di samping akibat atau konsekuensi-konsekuensi yang
berbentuk konflik ,namun mobilitas sosial dalam masyarakat juga ada yang bernilai
positif atau mempunyai keuntungan .Keuntungan itu dapat dirasakan oleh
masyakarat apabila mereka dapat
menyesuaikan dirinya terhadap keadaan atau situasi atau kondisi yang baru yang ditimbulkan
oleh mobilitas sosial.
Kesimpulan
Terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat mempunyai berbagai
konsekuensi positif dan negatif, yang bergantung pada kemampuan individu atau
kelompok untuk beradaptasi dengan situasi baru, kelompok baru, orang baru, dan
gaya hidup baru.Jika individu atau kelompok yang telah mengalami mobilitas
sosial dapat beradaptasi maka akan memperoleh hal-hal positif sebagai konsekuensi
mobilitas sosial seperti : mengalami kebahagiaan,kebanggaan serta
kepuasan.Memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok untuk lebih maju
Kesempatan yang luas akan mendorong orang untuk mau bekerja keras,mengejar
prestasi untuk dapat mencapai kedudukan yang diinginkan .
Sebaliknya,
jika mereka tidak dapat beradaptasi dengan situasi baru, maka akan timbul
konsekuensi, yaitu proses sosial yang terpisah, seperti konflik. Hasil dari
gejala mobilitas sosial ditandai dengan konflik antara nilai dan kepentingan.
Konflik sebenarnya merupakan sarana setelah keseimbangan antara berbagai
kekuatan yang ada di masyarakat, keseimbangan ini telah lama terganggu oleh
perubahan posisi akibat mobilitas sosial.
[1] Hasan Kawaguchi. “ Konsekuensi Mobilitas Sosial.“, http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/07/konsekuensi-mobilitas-sosial.html
[2] Yusuf Adi Wibowo, Rusdarti & Eko Handoyo. Mobilitas Perempuan Buruh Pabrik dalam Perubahan Sosial Ekonomi Perempuan Buruh (Studi Kasus di Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak). Journal of Educational Social Studies Vol.6, No.1,Juni 2017. Hal.74
[3] Wida Widianti. Sosiologi 2 untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta.2009. Hal.60.
DAFTAR PUSTAKA
Kawaguchi Hasan. “ Konsekuensi Mobilitas Sosial.“ http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/07/konsekuensi-mobilitas-sosial.html
Wibowo Adi Yusuf, Rusdarti & Handoyo Eko. Mobilitas Perempuan Buruh Pabrik dalam Perubahan Sosial Ekonomi Perempuan Buruh (Studi Kasus di Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak). Journal of Educational Social Studies. Vol. 6, No 1,Juni 2017.
Widianti Wida. 2009. Sosiologi 2 untuk SMA dan MA Kelas XI IPS.
Jakarta.
No comments:
Post a Comment