Juliyeni Frizcha Pratiwi
Apa
permainan tradisional daerah Riau? Gasing merupakan salah satu permainan tradisional
daerah Riau. Jika kalian adalah orang Riau apalagi orang Melayu pasti sudah
tahu, atau pernah memainkannya, atau malah membuatnya. Tidak jelas kapan
pertama kalinya orang-orang memainkan gasing. Memang permainan tradisional di
daerah Riau tidak hanya gasing, namun nyatanya gasinglah yang paling populer.[1]
Berikut berbagai
macam permainan tradisional di daerah Riau dan cara memainkannya :
- Permainan
Guli
Guli atau kelereng termasuk permainan rakyat yang digemari oleh anak anak untuk mengisi waktu senggang pada pagi atau sore hari, biasanya di tempat tempat teduh. Pada zaman dulu, guli dibuat dari potongan-potongan kayu yang dibulatkan dengan ukuran sebesar telur ayam, atau dari kulit kima, yakni sejenis karang besar yang terdapat di dasar laut atau di tebing-tebing karang. Dengan perubahan zaman, terutama setelah Perang Dunia Pertama, guli kemudian dibuat dari bahan kapur yang diaduk dengan semen, ukurannya sebesar ibu jari kaki. Akhir-akhir ini, guli dibuat dari bahan kaca dengan ukuran yang beragam, dari ukuran jari kelingking hingga ibuk jari kaki. [2]
1.
Pemain
Permainan
guli dikelompokkan menjadi dua:
a.
Main Beraje :
·
Dilakukan secara perorangan atau
satu lawan satu
·
Dimainkan oleh anak laki-laki
atau anak perempuan
·
Jumlah pemain antara 2-5 orang
b.
Main Berundung
·
Terdiri dari 2 regu yang masing
masing berjumlahkan 2-4 orang
·
Dimainkan oleh anak laki-laki,
anak perempuan atau campuran keduanya
2.
Tempat dan Peralatan Permainan
·
Alat: guli atau kelereng
·
Arena lapangan berukuran 5x2 m.
·
Dibuat 3 lubang : lubang 1
disebut lubang raja atau lubang induk yang berdiameter 15 cm, lubang 2 disebut
lubang tengah dan lubang 3 disebut lubang bawah, masing-masing berdiameter 10
cm.
·
Jarak antar lubang 2,88 – 4,80 m.
·
Terdapat garis antara lubang raja
dan lubang tengah yang disebut garis kandang. [3]
3.
Cara Bermain
a.
Proses Main Beraje
·
Langkah pertama pengundian yang
dilakukan dengan cara menggelindingkan guli dari lubang raja ke lubang bawah,
guli yang paling dekat dengan lubang bawah akan menjadi pemain pertama yang
akan menyentikkan guli dan disusul pemain kedua, ketiga dan seterusnya.
·
Langkah kedua pemain pertama
menyentikkan gulinya dari lubang raja ke lubang tengah. Jika masuk, maka ia
ambek raja dengan cara menggelindingkan gulinya ke lubang raja. Jika tidak
masuk, maka giliran pemain kedua yang akan menggelindingkan gulinya dengan dua
pilihan : pertama, mamasukkan gulinya ke lubang tengah atau kedua memangkah
guli pemain pertama agar jauh dari lubang tengah, dan kemudian memasukkan
gulinya ke lubang tengah tersebut. Dan begitu seterusnya. Jika sampai pemain
terakhir tidak dapat memasukkan gulinya ke lubang tengah, maka pemain pertama
dapat melanjutkan permainannya.
·
Langkah ketiga jika pemain
pertama dapat memasukkan gulinya ke lubang tengah dan lubang bawah, maka ia
berusaha lagi memasukkan gulinya ke lubang tengah sebagai bentuk nurun. Jika
gagal maka akan jadi kesempatan bagi pemain kedua dan seterusnya. Namun bila
pemain pertama berhasil melakukannya, maka ia dinyatakan sebagai pemenang.
b.
Proses Main Berundung
Proses
permainan ini tidak jauh beda dengan proses main beraje, hanya saja dalam main
berundung para pemainnya dibentuk peregu. Misalnya regu A dan regu B, terdapat
pembagian kerja antara satu anggota dengan angoota lain. Misalnya jika salah
satu dari regu A gagal melanjutkan permainan, maka anggota lain akan meneruskan
permainan tersebut. Tetapi, jika semuanya gagal, maka permainan dibawakan oleh
regu B dengan cara berbagi tugas. Pemain pertama menghalau guli-guli yang dekat
dengan lubang tengah, pemain kedua mengambil lubang tengah, kemudian lubang
bawah, dan begitu seterusnya.
- Permainan
Galah
Istilah
permainan galah lebih dikenal di Kepulauan Natuna. Di daerah Jawa Tengah
dinamakan gobag sodor. Sedangkan di daerah Jawa Barat dikenal dengan nama galah
asin atau galasin.
Galah
adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah
permainan grup yang terdiri dari dua grup, dimana masing-masing tim terdiri
dari 3-5 orang. [4]
1.
Pemain
·
Terdiri dari 2 grup yang
masing-masing terdiri dari 3-5 orang.
·
Satu regu sebagai penjaga dan
satu regu lainnya sebagai penyerang
·
Bisa dimainkan oleh laki-laki
saja, perempuan saja atau juga gabungan.
2.
Tempat Permainan
·
Arena tanah lapang yang datar
dibuat petak berukuran kira-kira lebar 6 meter dan panjang 9 meter.[5]
·
Lalu buat garis memanjang yang
memisahkan sisi kanan dan sisi kiri sama lebar dan garis melintang yang membagi
petak menjadi beberapa bagian disesuaikan dengan jumlah pemain.
3.
Cara Bermain
·
Dimulai dengan pengundian antara
kedua regu yang dlakukan dengan cara suit. Regu yang menang akan jadi penyerang
dan regu yang kalah akan jadi penjaga garis.
·
Regu penyerang akan berusaha
melewati garis yang di jaga oleh regu penjaga (regu penjaga hanya boleh
bergerak disepanjang garis yang ia jaga). Regu penyerang harus melewati semua
garis yang dijaga sampai akhir lalu kembali lagi ke awal tanpa tersentuh oleh regu penjaga.
·
Jika regu pertama gagal, maka
regu kedua akan menjadi regu penyerang dan regu pertama akan menjadi regu
penjaga. Jika regu kedua (regu penyerang) mampu melewati regu pertama (regu
penjaga) tanpa tersentuh oleh regu pertama, maka regu kedua dinyatakan sebagai
pemenangnya.
- Permainan
Gasing
Gasing merupakan permainan tradisional Riau, gasing memiliki beragam bentuk sesuai daerah asalnya. Permainan gasing banyak dimainkan di daerah Kepulauan Riau seperti Natuna, Tanjung Pinang, Lingga, dan di sepanjang pantai timur Sumatera, khususnya orang Melayu. Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkeseimbangan pada suatu titik. Gasing umumnya terbuat dari kayu keras yang dibentuk sedemikian rupa dengan lancip dibagian bawahnya.[6]
1.
Pemain
Pemain
tidak ditentukan dalam permainan ini, permainan ini bebas dilakukan oleh siapa
saja dan berapa pun orangnya.
2.
Tempat dan Peralatan Permainan
·
Gasing : terbuat dari kayu keras,
dapat berbentuk bulat, piringan, lonjong, kerucut, silinder dan bentuk lainnya.
·
Gasing dimainkan dengan tali yang
cukup panjang, sepanjang lengan tangan pemainnya atau biasanya tali sepanjang 1
meter.
·
Dimainkan pada sebuah ruang,
boleh persegi (petak) boleh juga lingkaran.
3.
Cara Bermain
·
Pertama seluruh pemain
bersiap-siap dengan menggulungkan tali pada gasing mereka masing-masing.
·
Lalu wasit akan menghitung untuk
memulai permainan, dan pada hitungan ketiga seluruh pemain melemparkan gasing mereka
sekuat mungkin agar dapat berputar lama.
·
Ada dua cara dalam permainan ini
yaitu sistem pemenang bertahan atau mengadu mana gasing yang lebih kuat
bertahan.
·
Pada sistem pemenang bertahan,
maka dalam permainan ini tidak ada saling mengadukan gasingnya, dan pemenang
akan ditentukan berdasarkan pada gasing yang masih berputar dan bertahan dalam
arena.
·
Dan pada sistem mengadu, gasing
para pemain ini di adu, siapa yang paling kuat dan bertahan dalam arena dan
masih berputar, maka ia dinyatakan sebagai pemenangnya.
- Permainan
Catuk Ula
Permainan
tradisional ini orang Melayu di Indragiri Hilir dan Kepulauan Riau menyebutnya
catuk ula. Sedangkan orang Jawa menyebutnya patuk lele atau catuk lele. Orang
Banjar menyebutnya main cukil(cungkil). Nama lain lagi, kecuke. [7]
- Pemain
·
Dimainkan dengan membagi 2 regu
yang terdiri dari 2 atau 3 orang
·
Dilakukan oleh laki-laki saja,
perempuan saja, atau gabungan.
- Tempat
dan Peralatan Permainan
·
Dilakukan di lapangan terbuka
·
Memakai 2 potong kayu, yang satu
berukuran setengah meter sebagai induk dan satu lagi berukuran setengah dari
kayu induk sebagai anak.
·
Terdapat lubang berukuran 10 cm
yang digunakan untuk menaruh anak kayu dengan melintang.
- Cara
Bermain
·
Dimulai dengan melakukan suit.
Bagi yang menang akan mendapat giliran pertama main dan yang kalah akan
berjaga.
·
Anak kayu diletakkan melintang
diatas lubang dan dicongkel dengan menggunakan induk kayu sekuat kuatnya sampai
terbang jauh dan tidak tertangkap oleh regu lawan.
·
Apabila anak kayu tadi tertangkap
oleh regu lawan saat melayang atau sebelum mencapai tanah maka otomatis regu
pemain berganti posisi, regu yang menjaga mendapat giliran bermain.
·
Apabila anak kayu tadi tidak
dapat ditangkap oleh pemain lawan, maka dilanjutkan dengan memukul anak kayu
tadi dengan induk kayu ke arah lubang kembali yang hanya dilakukan satu kali
pukulan, jika anak kayu berjarak kurang 1 induk dari lubang maka pemain akan
berganti, tetapi jika lebih maka permainan berlanjut dan jarak lebih tadi di
hitung sebagai poin.
·
Kelanjutan permainan, anak kayu
diletakkan pada lubang secara vertikal, ujung anak kayu di keluarkan sedikit
agar dapat dipukul dengan induk kayu sehingga anak kayu melayang ke atas,
sebelum mencapai tanah anak kayu tadi dipukul agar menjauhi lubang, dan jarak
anak kayu ke lubang tadi di ukur menggunakan induk kayu dan dihitung sebagai
poin.
·
Bagi regu yang memiliki lebih
banyak poin maka ia dinyatakan sebagai pemenangnya.
- Permainan
Layang-layang
Layang-layang
termasuk salah satu permainan rakyat daerah Riau. Pada umunya layang-layang
terbuat dari kertas atau kain parasut yang diberi kerangka dan dapat
diterbangkan ke angkasa dengan bantuan angin setelah diikatkan pada sebuah tali
atau benang. [8]
1.
Pemain
Permainan
ini biasanya dimainkan oleh anak-anak, remaja bahkan orang dewasa. Permainan
ini dimainkan oleh 2 orang setiap 1 layang-layang (yang satu memegang benang
untuk ditarik dan satu lagi memegang layang-layang agar dapat mengulur tali
lebih jauh)
Permainan
ini biasanya tidak di lombakan dan hanya untuk bersenang senang saja.
2.
Tempat dan Peralatan Permainan
·
Layang-layang
·
Tali / benang
·
Tempat dilakukannya permainan
yaitu lapangan terbuka yang luas yang
jauh dari perpohonan.
3.
Cara Bermain
·
Pertama tentukan arah angin
dahulu.
·
Setelah mengetahui arah aingin,
maka posisikan badan layang-layang untuk membelakangi arah angin, itu akan
membuat layang-layang mudah melayang.
·
Ulur tali/benang agak menjauh
dari layang-layang, lalu terbangkan
·
Setelah layang-layang naik ulur
secara perlahan benang agar membuat layang-layang terbang lebih tinggi
Kesimpulan
Permainan
tradisional melayu sangat unik dan juga menyenangkan untuk dimainkan terutama
gasing, gasing merupakan permainan tradisional di daerah Riau yang paling
populer tapi bukan hanya gasing ada juga beberapa permainan lainnya seperti:
permainan guli, permainan galah, permainan catuk ula dan juga permainan
layang-layang. Permainan-permainan ini dapat dimainkan oleh siapapun,baik
anak-anak, remaja ataupun dewasa. Tidak hanya karena mudah dimainkan tetapi
juga permainan-permainan ini sangat seru. Dan uniknya permainan-permainan ini
memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya.
[1] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 53
[2] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 54
[3] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 54
[4] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 57
[5]
LAM
Riau. Budaya Melayu Riau. LAMRIAU
.id. Pekanbaru. 2018. Hal. 396
[6] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 62
[7]
LAM
Riau. Budaya Melayu Riau. LAMRIAU
.id. Pekanbaru. 2018. Hal. 402
[8]
Khalis
Binsar, Mashuri, Budaya Melayu Riau. Inti
Prima Aksara. Pekanbaru. 2017. Hal. 136
Daftar Pustaka
Binsar, Khalis, dan Mashuri. 2017. Budaya Melayu Riau. Pekanbaru. Inti
Prima Aksara.
Binsar,
Khalis, Afder Darius, dan Mirza Adrianus. 2011. Budaya Melayu Riau.
Pekanbaru. Inti Prima Aksara.
LAM Riau. 2018. Budaya Melayu Riau. Pekanbaru. LAMRIAU.id
No comments:
Post a Comment