Tuesday, 22 December 2020

Permainan Tradisional Melayu Riau

Juliyeni Frizcha Pratiwi


Apa permainan tradisional daerah Riau? Gasing merupakan salah satu permainan tradisional daerah Riau. Jika kalian adalah orang Riau apalagi orang Melayu pasti sudah tahu, atau pernah memainkannya, atau malah membuatnya. Tidak jelas kapan pertama kalinya orang-orang memainkan gasing. Memang permainan tradisional di daerah Riau tidak hanya gasing, namun nyatanya gasinglah yang paling populer.[1]

Berikut berbagai macam permainan tradisional di daerah Riau dan cara memainkannya :

  1. Permainan Guli

Guli atau kelereng termasuk permainan rakyat yang digemari oleh anak anak untuk mengisi waktu senggang pada pagi atau sore hari, biasanya di tempat tempat teduh. Pada zaman dulu, guli dibuat dari potongan-potongan kayu yang dibulatkan dengan ukuran sebesar telur ayam, atau dari kulit kima, yakni sejenis karang besar yang terdapat di dasar laut atau di tebing-tebing karang. Dengan perubahan zaman, terutama setelah Perang Dunia Pertama, guli kemudian dibuat dari bahan kapur yang diaduk dengan semen, ukurannya sebesar ibu jari kaki. Akhir-akhir ini, guli dibuat dari bahan kaca dengan ukuran yang beragam, dari ukuran jari kelingking hingga ibuk jari kaki. [2]

1.      Pemain

Permainan guli dikelompokkan menjadi dua:

a.       Main Beraje :

·         Dilakukan secara perorangan atau satu lawan satu

·         Dimainkan oleh anak laki-laki atau anak perempuan

·         Jumlah pemain antara 2-5 orang

b.      Main Berundung

·         Terdiri dari 2 regu yang masing masing berjumlahkan 2-4 orang

·         Dimainkan oleh anak laki-laki, anak perempuan atau campuran keduanya

2.      Tempat dan Peralatan Permainan

·         Alat: guli atau kelereng

·         Arena lapangan berukuran 5x2 m.

·         Dibuat 3 lubang : lubang 1 disebut lubang raja atau lubang induk yang berdiameter 15 cm, lubang 2 disebut lubang tengah dan lubang 3 disebut lubang bawah, masing-masing berdiameter 10 cm.

·         Jarak antar lubang 2,88 – 4,80 m.

·         Terdapat garis antara lubang raja dan lubang tengah yang disebut garis kandang. [3]

3.      Cara Bermain 

a.       Proses Main Beraje

·         Langkah pertama pengundian yang dilakukan dengan cara menggelindingkan guli dari lubang raja ke lubang bawah, guli yang paling dekat dengan lubang bawah akan menjadi pemain pertama yang akan menyentikkan guli dan disusul pemain kedua, ketiga dan seterusnya.

·         Langkah kedua pemain pertama menyentikkan gulinya dari lubang raja ke lubang tengah. Jika masuk, maka ia ambek raja dengan cara menggelindingkan gulinya ke lubang raja. Jika tidak masuk, maka giliran pemain kedua yang akan menggelindingkan gulinya dengan dua pilihan : pertama, mamasukkan gulinya ke lubang tengah atau kedua memangkah guli pemain pertama agar jauh dari lubang tengah, dan kemudian memasukkan gulinya ke lubang tengah tersebut. Dan begitu seterusnya. Jika sampai pemain terakhir tidak dapat memasukkan gulinya ke lubang tengah, maka pemain pertama dapat melanjutkan permainannya.

·         Langkah ketiga jika pemain pertama dapat memasukkan gulinya ke lubang tengah dan lubang bawah, maka ia berusaha lagi memasukkan gulinya ke lubang tengah sebagai bentuk nurun. Jika gagal maka akan jadi kesempatan bagi pemain kedua dan seterusnya. Namun bila pemain pertama berhasil melakukannya, maka ia dinyatakan sebagai pemenang.

b.      Proses Main Berundung

Proses permainan ini tidak jauh beda dengan proses main beraje, hanya saja dalam main berundung para pemainnya dibentuk peregu. Misalnya regu A dan regu B, terdapat pembagian kerja antara satu anggota dengan angoota lain. Misalnya jika salah satu dari regu A gagal melanjutkan permainan, maka anggota lain akan meneruskan permainan tersebut. Tetapi, jika semuanya gagal, maka permainan dibawakan oleh regu B dengan cara berbagi tugas. Pemain pertama menghalau guli-guli yang dekat dengan lubang tengah, pemain kedua mengambil lubang tengah, kemudian lubang bawah, dan begitu seterusnya.

  1. Permainan Galah

Istilah permainan galah lebih dikenal di Kepulauan Natuna. Di daerah Jawa Tengah dinamakan gobag sodor. Sedangkan di daerah Jawa Barat dikenal dengan nama galah asin atau galasin.

Galah adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, dimana masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang. [4]

1.      Pemain

·         Terdiri dari 2 grup yang masing-masing terdiri dari 3-5 orang.

·         Satu regu sebagai penjaga dan satu regu lainnya sebagai penyerang

·         Bisa dimainkan oleh laki-laki saja,  perempuan saja atau juga gabungan.

2.      Tempat Permainan

·         Arena tanah lapang yang datar dibuat petak berukuran kira-kira lebar 6 meter dan panjang 9 meter.[5]

·         Lalu buat garis memanjang yang memisahkan sisi kanan dan sisi kiri sama lebar dan garis melintang yang membagi petak menjadi beberapa bagian disesuaikan dengan jumlah pemain.

3.      Cara Bermain

·         Dimulai dengan pengundian antara kedua regu yang dlakukan dengan cara suit. Regu yang menang akan jadi penyerang dan regu yang kalah akan jadi penjaga garis.

·         Regu penyerang akan berusaha melewati garis yang di jaga oleh regu penjaga (regu penjaga hanya boleh bergerak disepanjang garis yang ia jaga). Regu penyerang harus melewati semua garis yang dijaga sampai akhir lalu kembali lagi ke awal  tanpa tersentuh oleh regu penjaga.

·         Jika regu pertama gagal, maka regu kedua akan menjadi regu penyerang dan regu pertama akan menjadi regu penjaga. Jika regu kedua (regu penyerang) mampu melewati regu pertama (regu penjaga) tanpa tersentuh oleh regu pertama, maka regu kedua dinyatakan sebagai pemenangnya.

  1. Permainan Gasing

Gasing merupakan permainan tradisional Riau, gasing memiliki beragam bentuk sesuai daerah asalnya. Permainan gasing banyak dimainkan di daerah Kepulauan Riau seperti Natuna, Tanjung Pinang, Lingga, dan di sepanjang pantai timur Sumatera, khususnya orang Melayu. Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkeseimbangan pada suatu titik. Gasing umumnya terbuat dari kayu keras yang dibentuk sedemikian rupa dengan lancip dibagian bawahnya.[6]

1.      Pemain

Pemain tidak ditentukan dalam permainan ini, permainan ini bebas dilakukan oleh siapa saja dan berapa pun orangnya.

2.      Tempat dan Peralatan Permainan

·         Gasing : terbuat dari kayu keras, dapat berbentuk bulat, piringan, lonjong, kerucut, silinder dan bentuk lainnya.

·         Gasing dimainkan dengan tali yang cukup panjang, sepanjang lengan tangan pemainnya atau biasanya tali sepanjang 1 meter.

·         Dimainkan pada sebuah ruang, boleh persegi (petak) boleh juga lingkaran.

3.      Cara Bermain

·         Pertama seluruh pemain bersiap-siap dengan menggulungkan tali pada gasing mereka masing-masing.

·         Lalu wasit akan menghitung untuk memulai permainan, dan pada hitungan ketiga seluruh pemain melemparkan gasing mereka sekuat mungkin agar dapat berputar lama.

·         Ada dua cara dalam permainan ini yaitu sistem pemenang bertahan atau mengadu mana gasing yang lebih kuat bertahan.

·         Pada sistem pemenang bertahan, maka dalam permainan ini tidak ada saling mengadukan gasingnya, dan pemenang akan ditentukan berdasarkan pada gasing yang masih berputar dan bertahan dalam arena.

·         Dan pada sistem mengadu, gasing para pemain ini di adu, siapa yang paling kuat dan bertahan dalam arena dan masih berputar, maka ia dinyatakan sebagai pemenangnya.

  1. Permainan Catuk Ula

Permainan tradisional ini orang Melayu di Indragiri Hilir dan Kepulauan Riau menyebutnya catuk ula. Sedangkan orang Jawa menyebutnya patuk lele atau catuk lele. Orang Banjar menyebutnya main cukil(cungkil). Nama lain lagi, kecuke. [7]

  1. Pemain

·         Dimainkan dengan membagi 2 regu yang terdiri dari 2 atau 3 orang

·         Dilakukan oleh laki-laki saja, perempuan saja, atau gabungan.

  1. Tempat dan Peralatan Permainan

·         Dilakukan di lapangan terbuka

·         Memakai 2 potong kayu, yang satu berukuran setengah meter sebagai induk dan satu lagi berukuran setengah dari kayu induk sebagai anak.

·         Terdapat lubang berukuran 10 cm yang digunakan untuk menaruh anak kayu dengan melintang.

  1. Cara Bermain

·         Dimulai dengan melakukan suit. Bagi yang menang akan mendapat giliran pertama main dan yang kalah akan berjaga.

·         Anak kayu diletakkan melintang diatas lubang dan dicongkel dengan menggunakan induk kayu sekuat kuatnya sampai terbang jauh dan tidak tertangkap oleh regu lawan.

·         Apabila anak kayu tadi tertangkap oleh regu lawan saat melayang atau sebelum mencapai tanah maka otomatis regu pemain berganti posisi, regu yang menjaga mendapat giliran bermain.

·         Apabila anak kayu tadi tidak dapat ditangkap oleh pemain lawan, maka dilanjutkan dengan memukul anak kayu tadi dengan induk kayu ke arah lubang kembali yang hanya dilakukan satu kali pukulan, jika anak kayu berjarak kurang 1 induk dari lubang maka pemain akan berganti, tetapi jika lebih maka permainan berlanjut dan jarak lebih tadi di hitung sebagai poin.

·         Kelanjutan permainan, anak kayu diletakkan pada lubang secara vertikal, ujung anak kayu di keluarkan sedikit agar dapat dipukul dengan induk kayu sehingga anak kayu melayang ke atas, sebelum mencapai tanah anak kayu tadi dipukul agar menjauhi lubang, dan jarak anak kayu ke lubang tadi di ukur menggunakan induk kayu dan dihitung sebagai poin.

·         Bagi regu yang memiliki lebih banyak poin maka ia dinyatakan sebagai pemenangnya.

  1. Permainan Layang-layang

Layang-layang termasuk salah satu permainan rakyat daerah Riau. Pada umunya layang-layang terbuat dari kertas atau kain parasut yang diberi kerangka dan dapat diterbangkan ke angkasa dengan bantuan angin setelah diikatkan pada sebuah tali atau benang. [8]

1.      Pemain

Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak, remaja bahkan orang dewasa. Permainan ini dimainkan oleh 2 orang setiap 1 layang-layang (yang satu memegang benang untuk ditarik dan satu lagi memegang layang-layang agar dapat mengulur tali lebih jauh)

Permainan ini biasanya tidak di lombakan dan hanya untuk bersenang senang saja.

2.      Tempat dan Peralatan Permainan

·         Layang-layang

·         Tali / benang

·         Tempat dilakukannya permainan yaitu lapangan terbuka yang luas  yang jauh dari perpohonan.

3.      Cara Bermain

·         Pertama tentukan arah angin dahulu.

·         Setelah mengetahui arah aingin, maka posisikan badan layang-layang untuk membelakangi arah angin, itu akan membuat layang-layang mudah melayang.

·         Ulur tali/benang agak menjauh dari layang-layang, lalu terbangkan

·         Setelah layang-layang naik ulur secara perlahan benang agar membuat layang-layang terbang lebih tinggi

 

Kesimpulan

Permainan tradisional melayu sangat unik dan juga menyenangkan untuk dimainkan terutama gasing, gasing merupakan permainan tradisional di daerah Riau yang paling populer tapi bukan hanya gasing ada juga beberapa permainan lainnya seperti: permainan guli, permainan galah, permainan catuk ula dan juga permainan layang-layang. Permainan-permainan ini dapat dimainkan oleh siapapun,baik anak-anak, remaja ataupun dewasa. Tidak hanya karena mudah dimainkan tetapi juga permainan-permainan ini sangat seru. Dan uniknya permainan-permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya.

 


[1] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 53

[2] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 54

[3] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 54

[4] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 57

[5] LAM Riau. Budaya Melayu Riau. LAMRIAU .id. Pekanbaru. 2018. Hal. 396

[6] Khalis Binsar, Afder Darius, Mirza Adrianus. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2011. Hal. 62

[7] LAM Riau. Budaya Melayu Riau. LAMRIAU .id. Pekanbaru. 2018. Hal. 402

[8] Khalis Binsar, Mashuri, Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Pekanbaru. 2017. Hal. 136

  

Daftar Pustaka

Binsar, Khalis, dan Mashuri. 2017. Budaya Melayu Riau. Pekanbaru. Inti Prima Aksara.

Binsar, Khalis, Afder Darius, dan Mirza Adrianus. 2011. Budaya Melayu Riau.

            Pekanbaru. Inti Prima Aksara.

LAM Riau. 2018. Budaya Melayu Riau. Pekanbaru. LAMRIAU.id

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...