Thursday, 24 December 2020

Sikap Toleransi Dan Empati Sosial Terhadap Keberagaman Budaya

Basa Meilinda Manalu


        1.      Sikap Toleransi dan Empati terhadap Keberagaman Budaya

Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghargai dan menghormati baik di antar individu ataupun antar kelompok seperti membiarkan orang lain berpendapat lain ,melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun intimidas.Sementara itu, djohan effendi memberikan makna yang sangat luas, sehingga mencakup definisi yang diutarakan oleh Heiler dan Dimont menurutnya,Toleransi adalah sikap atau perilaku seseorang yang menghargai berbagai macam perbedaan. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain dimana sikap empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain serta dapat membayangkan bagaimana bila posisinya berada seperti orang tersebut. Thomas dan Diane Mader berpendapat bahwa empati adalah kemampuan seseorang untuk berbagai perasaan yang dilandasi oleh rasa kepedulian, dan ada bebagai tingkatan dari kepedulian tersebut.(Thomas dan Diane Mader,1990).[1]

Sikap toleransi dan empati ini sangat penting ditumbuh kembangkan dalam masyarakat khususnya di masyarakat Indonesia. Dengan adanya sikap toleransi dan empati ini akan membuat kehidupan bermasyarakat lebih aman dan tertram karena sikap toleransi dan empati berarti kita dapat melakukan sosialisasi dan interaksi yang baik antar sesama manusia walaupun memiliki perbedaan budaya sehingga masalah-masalah tentang adanya keberagaman budaya di Indonesia dapat dikendalikan dan tidak mengarah pada pertentangan serta tidak adanya perpecahan di antara masyarakat.

 Indonesia dikenal dan dikagumi sebagai suatu bangsa yang majemuk karena menyimpan keberagaman dalam hal agama, tradisi, dan budaya.keberagaman Indonesia membuat masyarakat Indonesia harus memiliki sikap toleransi dan simpati terhadap satu sama lain,karena interaksi sosial yang baik adalah apabila setiap individu memiliki sikap toleransi dan empati yang baik terhadap keberagaman tersebut. Perbedaan yang ada membuat seseorang harus bisa menghargai, menghormati dan menerima perbedaan yang ada sehingga tercipta keamanan dan juga kenyamanan. Sebuah alat pemersatu bangsa Indonesia adalah sebuah semboyan “Bhineka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangrua” bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman suku bangsa yang terdiri atas berbagai etnis, yang masing-masing mempunyai ke khasan dalam hal budaya nya. Sebuah semboyan yang mengingatkan masyarakat Indonesia tentang kesadaran adanya perbedaan dan perbedaan itu bukan merupakan suatu masalah, tetapi adanya pemikiran bahwa mereka adalah satu kesatuan.[2]

Adapun beberapa cara yang dapat diterapkan untuk sebagai bukti menghargai dan menghormati adanya perbedaan budaya dimasyarakat yaitu :

  1. Menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan masyarakat lainnya dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari
  2. Tidak membeda-bedakan teman dengan cara bergaul dan berteman dengan siapa saja bahkan suku bangsa yang berbeda
  3. Menerima dan menghargai orang lain atau suku bangsa lain bahwa adanya perbedaan ras, suku bangsa,budaya, agama dan adat istiadat didalam masyarakat
  4. Menerima dan menghargai orang lain atau suku bangsa lain sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
  5. Menerima dan menghargai orang lain atau suku bangsa lain bahwa mereka juga merupakan bagian dari bangsa Indonesia.[3]

Namun demikian belakangan ini, Indonesia yang dikagumi bangsa yang majemuk sedang mengalami begitu banyak ujian terkait dengan toleransi dan empati terhadap sesama sehingga menyebabkan interaksi sosialnya sedikit terganggu. Seringnya terjadi konflik sosial yang dimulai dengan konflik agama, budaya bahkan suku atau etnik. Kasus-kasus kekerasan dan pertikaian antar etnis yang sering muncul menjadi problematika tersediri dan contoh beberapa kasus-kasu pertikaian antar etnis yaitu pertikaian etnis Madura dengan etnis Dayak di Kalimantan Barat, Peperangan antara Islam-Kristen di Maluku Utara dan di Poso,Penghakiman massal terhadap kelompok-kelompok lain yang di anggap sesat,kafir atau memyimpang dari suatu agama tertentu dan peristiwa kerusuha rasial etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia pada 13-14 Mei 1990. Kasus-kasus pertikaian ini adalah bukti bahwa memang kita belom bisa menerima adanya perbedaan dan tidak adanya sikap toleransi terhadap sesama. Dan memang masalah akan semakin rumit jika dikaitkan dengan dengan berbagai kepentingan politis.

A.R. Kadir (2001) menilai bahwa konflik tersebut sebagai hal ironis. Pada zaman dulu, hubungan antaretnis sering dilakukan antara saudagar cina, Madagaskar, India, Arab dan bangsa lainnya tanpa pertumbuhan darah, bahkan sering terjadi perkawinan antaretnis untuk melanggengkan tali kekeluargaan (Kadir,2001). Mengapa di masa modern justru kita melakukan tindakan-tindakan yang sangat primitif dan menonjolkan perbedaan menjadi suatu masalah. Oleh karena itu disini lah penting nya kita mengetahui dan mengerti apa itu toleransi terhadap agama, budaya dan juga paham akan sikap empati dan toleransi terhadap seseorang.  [4]

        2.      Sikap Positif dan Krisis Terhadap Keberagaman Budaya

Bagi masyarakat Indonesia, perbedaan suku bangsa, agama, daerah dan pelapisan sosial merupakan keniscayaan. Keragaman tersebut menghasilkan suatu keanggotaan golongan yang bersifat silang menyilang. Keberagaman yang saling menyilang itu dalam ilmu antropologi dikenal dengan istilah cross cutting affiliation. Bentuk hubungan yang demikian telah menyebabkan konflik-konflik antargolongan tidak bersifat terlalu tajam. Misalnya, konflik antarsuku dapat segera diatasi dengan bertemunya berbagai elemen yang terdiri atas latar belakang agama, daerah , pelapisan sosial, serta para anggota suku-suku bangsa yang terlibat dalam pertentangan tersebut.(Tedi Sutardi,2007)[5]

Secara sederhana toleransi dapat diasah dengan memahami berbagai perbedaan persepsi. Perbedaan persepsi budaya terhadap suatu hal,  jika tidak disikapi dengan bijaksana, dapat berbuah perselihan. Perselisihan cenderung membagi kedua belah pihak dalam dua kutub yang berseberangan. Bahkan, secara ekstrem hubungan dapat meruncing sebagai kawan dan lawan. Tingkat toleransi menentukan tingkat penerimaan seseorang terhadap perbedaan dan perselisihan yang mungkin muncul

Oleh karena itu dibutuhkannya sikap yang positif dan krisis atas perbedaan yang ada diIndonesia ini, sikap yang positif maka akan menghasilkan aktivitas dan pengaruh positif pula dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Bentuk sikap positif yang dapat dilakukan dapat berupa gotong royong, menjunjung tinggi kekeluargaan dan ramah tamah terhadap sesama walupun memiliki perbedaan. Ini lah yang harus kita kembangkan dan jangan sampai memudar karena pengaruh-pengaruh dari global yang bersifat individualis,anarkis dan materialis karena kita adalah Indonesia yang walaupun berbeda tetap satu jua hal ini berguna  untuk menjaga eksitensi jati diri negara kita.

Begitu pula dengan sikap kritis yang sangat perlu dikembangkan, karena defenisi dari sikap kritis adalah sikap yang tidak mudah menerima pendapat atau apa yang katakan oleh orang lain. Hal ini berarti ketika seseorang berpendapat kepada kita hendaknya kita menyaring nya dulu sebelum menerimanya karena sikap kristis artinya berperilaku sesuai dengan akal sehat. Orang yang kristis tidak dengan mudah menerima perubahan yang ada di masyarakat. Kemampuan untuk bersikap kristis akan menghindarkan seseorang atau kelompok masyarakat dari pengaruh buruk perubahan sosial budaya yang terjadi. Sikap kritis akan mendorong terbentuknya perilaku yang mandiri dan intelektual pada seseorang. Dengan demikian ia tidak akan mudah dipengaruhi oleh orang lain.

        3.      Menjaga dan Melestarikan Budaya Lokal

Pengertian empati dapat dimaknai sebagai kelanjutan dari toleransi. Empati dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain oleh seorang individu atau suatu kelompok masyarakat. Budaya orang lain menjadi landasan bersikap dalam setiap interaksi yang terjalin. Empati berpotensi untuk mengubah perbedaan menjadi saling memahami dan mengerti secara mendalam.

Sikap toleransi dan empati dibutuhkan untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal agar tidak punah dan terjadi perpecahan. Sebelum melakukan tindakan pemeliharaan dan menjaga budaya lokal yang paling utama adalah adanya kemauan untuk memelihara budaya lokal itu sendiri. Adanya kemauan yang keras akan memberikan semangat untuk mencari cara. Pemeliharaan budaya lokal dapat dilakukan dengan cara, seperti melalui kongres bahasa daerah dan pagelaran seni budaya daerah, dengan mengambil analogi pada kongres bahasa Bali dan bahasa Jawa bahwa penyelamatan, pemeliharaan dan penghormatan bahasa-bahasa daerah terlebih dahulu pemilik dan penutur asli bahasa daerah itu sendiri perlu dibuat sadar bahwa bahasa daerah itu berfungsi penting.

Sastra daerah sebagai salah satu bagian dari sastra Indonesia berkedudukan sebagai ekspresi budaya Indonesia yang didalamnya terdapat pengalaman etika , estetika, agama, moral dan sosial dalam masyarakat daerah yang berfungsi sebagai dasar-dasar untuk memupuk dan penumbuh solidaritas daerah. Setelah solidaritas dan menjunjung tinggi kekerabatan maka daerah tersebut dapat menerima dan lebih menghargai daerah lain yang juga menjadi bagian dari negara Indonesia.

Setelah beranjak dari budaya daerah maka untuk mewujudkan persatuan di negara Indoneisia akan keberagaman budaya ialah sikap toleransi dan empati yang dapat diwujudkan dengan memahami bahwa keanekaragaman budaya lain yang sama-sama bertahan, keanekaragaman  budaya telah menjadi kenyataan sejarah yang tidak mungkin dihindari. Mengabaikan keanekaragaman sama halnya dengan mengingkari hakikat manusia itu sendiri. Di sinilah sikap toleransi dan empati diperlukan untuk memberi kesempatan perbedaan menjadi tumbuh dan berkembang dalam kebebasan yang setara. Oleh karena itu, hal yang juga sangat penting adalah menyadari proses pembelajaran tentang toleransi dan empati bahwa terdapat keberagaman budaya di Indonesia yang hendaknya melekat pada diri seseorang.

 

        Kesimpulan

Menghargai perbedaan yang ada dilakukan dengan sesuai norma dan hukum yang berlaku dimasyarakat dan juga negara Indonesia. Apabila ada perbedaan, maka musyawarah untuk mencapai mufakat merupakan jalan terbaik. Sedari dini, perlu ditumbuhkan sikap menghormati orang lain dengan baik tanpa memandang usia, agama,ras dan budaya. Maka dari itu sebagai individu yang baik diperlukannya ditanamkan sikap toleransi dan empati terhadap orang lain.

Keragaman masyarakat ini pada akhirnya akan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Suatu interaksi sosial akan terjadi apabila setiap individu memiliki sikap toleransi dan empati yang baik terhadap perbedaan tersebut. Dalam kehidupan yang beragam dan perbedaan itu;ah idealnya manusia dapat saling menghargai, menerima dan menghormati perbedaan yang ada agar kemudian tercipta rasa aman dan damai.

 


[1] Devita Retno, Dosen Psikologi. 10 Pengertian Empati Menurut Para Ahli Psikologi. https://dosenpsikologi.com/pengertian-empati-menurut-para-ahli .   Diakses 29 November.2020

[2] Tati Yusra, “Konseling Realitas: Meningkatkan Sikap Toleransi Siswa Terhadap Keragaman Budaya”. Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling). Vol. 2 No. 1, 2018, hal. 32-37

[3]  Insan Kamil, Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keberagaman Budaya. http://tatanghusen.blogspot.com/2013/02/toleransi-dan-empati-sosial-terhadap.html  . Diakses pada 06 Desember 2013

[4] Agung Pramujiono, “Pembelajaran Sastra Multikultural: Menumbuhkan Empati dan Menemukan Jatidiri Bangsa Melalui Pemahaman Keanekaragaman Budaya”. Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan. Vol. 8 No. 2, November 2015, hal. 185

[5] Teti Sutardi, Antropologi Mengungkapkan Keberagaman Budaya : untuk kelas XI SMA dan MA ( Bandung : PT. Setia Purna Inves,2007)

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Devita Retno, Dosen Psikologi. 10 Pengertian Empati Menurut Para Ahli Psikologi. https://dosenpsikologi.com/pengertian-empati-menurut-para-ahli, 

Insan Kamil, Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keberagaman Budayahttp://tatanghusen.blogspot.com/2013/02/toleransi-dan-empati-sosial-terhadap.html. Diakses 06 Februari.2013 

Pramujiono, Agung. “Pembelajaran Sastra Multikultural: Menumbuhkan Empati dan        Menemukan Jatidiri Bangsa Melalui Pemahaman Keanekaragaman Budaya”.    Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan 8. 1 (November 2015): 185

Sutardi, Teti.2007. Antropologi Mengungkapkan Keberagaman Budaya : untuk kelas XI SMA dan MA ( Bandung : PT. Setia Purna Inves.

Yusra, Tati. “Konseling Realitas: Meningkatkan Sikap Toleransi Siswa Terhadap    Keragaman Budaya”. Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan     Konseling) 2. 1 (2018): 32-37

 

No comments:

Post a Comment

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...