Iva Kusuma Wardani
Integrasi sosial atau penyesuaian sosial adalah suatu proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda, yang dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyaraka tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan “integrasi” sebagai proses pembauran sehingga menjadi satu kesatuan. Kata “kesatuan” mengisyaratkan berbagai macam elemen yang berbeda satu sama lain mengalami proses pembauran.
Defenisi lain mengenai integrasi adalah
suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan
mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka.
Terjadinya integrasi sosial menyebabkan kelangsungan hidup individu atau kelompok terjamin, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan. Integrasi sosial merupakan suatu proses untuk mempertahankan kelangsungan hidup kelompok yang tidak akan pernah selesai dan berlangsung terus menerus. Hal ini dapat dicapai menurut beberapa fase yakni akomodasi, kerjasama, koordinasi dan asimilasi.
Seperti halnya konflik, integasi dapat terjadi secara vertikal maupun horisontal. Integrasi vertikal terjadi antara kelas – kelas sosial, sedangkan integrasi horisontal terjadi antara kelompok – kelompok sosial di masyarakat.
a.
Persuasif
Tindakan persuasif adalah tindakan
yang merupakan bujukan agar merubah atau membawa masyarakat ke arah yang lebih
baik. Pada tahapan integrasi sosial, pendekatan integrasi persuasif ini mampu
digunakan untuk masyarakat pada tipe aman dan tentram. Contoh dari integrasi sosial dengan pendekatan persuasif adalah
melakukan pendekatan secara mendalam dengan jalan damai pada pihak yang sedang
terjadi konflik agar terwujud suasana yang aman, damai, dan tentram.
a.
Identifikasi
Integrasi sosial identifikasi adalah
cara melakukan sebuah pendekatan kepada massyarakat dengan memberikan
pengertian pentingnya budaya tolernasi di masyarakat. Integrasi sosial
identifikasi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengetahui tentang
kegiatan sosial. Contoh dari integrasi sosial identifikasi adalah menerapkan
suatu identitas pada bangsa dengan cara menumbuhkan sikap cinta pada tanah air
agar semakin terwujud integrasi yang mana tidak hanya dalam lingkup sosial
tetapi dapat terwujud dalam lingkup nasional.
b.
Kerjasama
Kerjasama dalam hal integrasi sosial
diartikan sebagai suatu sikap gotong royong. Gotong royong akan
menimbulkan sikap saling membantu di masyarakat. Sikap saling membantu tersebut
akan membawa keuntungan yaitu terciptanya integrasi sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
Contoh dari integrasi sosial kerja sama
dapat kita lihat pada masyarakat pedesaan. Pada masyarakat pedesaan sering kita
lihat masing menjunjung tinggi sifat paguyuban dari pada masyarakat kota yang
sudah mengganti paguyuban dengan patembayan.[1]
c.
Integrasi atas dasar paksaan
Dalam sebuah masyarakat majemuk seperti di Indonesia, konflik antarkelas maupun antarkelompok sosial seringkali terjadi. Seringkali diantara pihak pihak yang berkonflik sulit mencapai titik temu untuk menyelesaikan peersoalan yang membuat mereka selalu berkonflik. Dalam kondisi demikian, diperlukan pihak ketiga yang bertugas mendamaikan kedua belah pihak. Jika integrasi kedua kelompok secara damai tidak diperbolehkan, maka ditempuh pemaksaan agar mereka menghetikan permusuhan. Pihak ketiga mampu menjadi penengah biasanya kelompok yang lebih dominan, misalnya pemerintah melalui aparatnya. Berbagai konflik rasial di Indonesia selama ini selalu melibatkan pemerintah untuk turun tangan mendamaikan mereka baik dengan cara lunak maupun dengan pemaksaan.[2]
Setiap manusia memiliki kebutuhannya masing-masing dimana kebutuhan satu manusia pasti berbeda dengan kebutuhan manusia lainnya. Itulah kenapa manusia saling membutuhkan dan saling melengkapi agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Keterikatan inilah faktor pendorong terjadinya hubungan sosial hingga akhirnya manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Hampir setiap kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia membutuhkan bantuan atau kerjasama dengan manusia lain. Seperti misalnya dalam hal mendapatkan pendidikan ataupun pada saat melakukan transaksi jual beli. Hubungan inilah syarat terjadinya integrasi sosial yang sangat dasar untuk dipahami.
Salah satu faktor pendorong integrasi sosial adalah norma-norma yang berlaku didalam masyarakat. Norma-norma yang berlaku ini sejatinya sama seperti hukum tidak tertulis yang secara sadar ataupun tidak diyakini sebagai landasan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat. Seperti misalnya norma-norma dalam bertamu kerumah orang lain ataupun norma-norma yang berlaku jika terjadi tindak kejahatan. Norma-norma yang sudah berlaku didalam masyarakat kini sudah menjadi sesuatu yang kekal atau pasti dan sudah dijalankan secara konsisten sejak lama walaupun merupakan nilai yang tidak diajarkan pada sekolah-sekolah formal. Salah satu penyebab terjadinya konflik didalam masyarakat adalah pelanggaran atas norma-norma masyarakat ini. Ada beberapa ketentuan tentang nilai dan norma seperti apa yang dapat berlaku didalam masyarakat sehingga tidak semua nilai dan norma dapat diberlakukan secara terbuka dan umum. Salah satu ketentuan dari nilai dan norma tersebut adalah nilai dan norma yang sudah berlaku sejak lama serta nilai dan norma yang sudah disepakati bersama.
Toleransi adalah hal yang sangat vital dan penting dalam hubungan kelompok sosial dengan masyarakat multikultural. Karena, seperti yang sudah disinggung diawal, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang terdiri dari banyak latar belakang. Baik latar belakang budaya, agama, suku, ras, serta yang lainnya.
Tanpa adanya toleransi, tidak mungkin sebuah integrasi sosial dapat terwujud. Hal ini karena syarat terjadinya integrasi sosial adalah saling menghormati segala perbedaan yang ada. Salah satu contoh dari sifat toleransi didalam masyarakat Indonesia adalah terlaksananya gotong royong oleh masyarakat dalam membangun tempat ibadah ataupun sarana umum lainnya. Itulah kenapa toleransi termasuk syarat terbentuknya kelompok sosial didalam masyarakat dimana masyarakat bisa saling berkomunikasi dan terintegrasi.
Syarat terbentuknya kelompok sosial adalah kegiatan yang dilakukannya memiliki tujuan sosial yang melibatkan atau dilakukan untuk kebaikan bersama. Hanya saja, jika anda ingin tergabung didalam lembaga sosial ini, anda harulah menyadari diri bahwa anda merupakan makhluk sosial. Menyadari diri sebagai makhluk sosial merupakan hal fundamental yang harus dimiliki oleh masing-masing orang. Seperti sudah dijelaskan diawal, hal ini karena manusia sejatinya merupakan makhluk Tuhan yang tidak bisa hidup seorang diri tanpa membutuhkan manusia lainnya. Kesadaran sebagai makhluk sosial inilah yang menjadikan hubungan dapat terjalin secara sehat tanpa melanggar nilai dan norma yang berlaku.
Syarat terjadinya integrasi sosial yang terakhir adalah dengan memiliki persamaan visi dan misi. Sama seperti syarat-syarat lembaga sosial, masyarakat secara umum juga harus memiliki kesamaan visi dan misi yang didapat dari kesepakatan setiap anggota masyarakat yang ada. Dengan komunikasi yang tepat, persamaan visi dan misi ini dapat tercapai sebagai bentuk integrasi sosial walaupun setiap anggota masyarakat yang terlibat terdiri dari latar belakang yang berbeda.
Itulah syarat terjadinya integrasi sosial yang berlaku didalam masyarakat yang pada dasarnya hanya bisa terjadi jika adanya kontak sosial dan komunikasi yang baik dan benar antar sesama anggota masyarakat. Hal ini karena kontak sosial dan komunikasi merupakan ciri-ciri hubungan sosial yang harus dipenuhi agar syarat terjadinya integrasi sosial bisa terwujud. Semoga bermanfaat. Integrasi sosial akan terbentuk di masyarakat apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut memiliki kesepakatan tentang batas-batas territorial dari suatu wilayah atau Negara tempat mereka tinggal.
Keakraban relasi sosial antar anggota kelompok bergantung pada intensitas kontak langsung antar anggota. Keakraban relasi sosial berjalan seiring dengan proses homogenasi cita-cita kelompok, dan berpengaruh langsung terhadap kelanggengan kehidupan bersama. Jika keakraban relasi sosial telah terjalin sedemikian lama, maka menciptakan keakraban sosial itu sendiri menjadi tujuan masyarakat pedesaan. Dengan demikian jelas bahwa hubungan-hubungan antara individu-individu sebagai anggota kelompok tidak semata hanya didasarkan atas perjanjian, peraturan-peraturan yang ada dan pola perilaku yang berhasil diciptakan yang telah disepakati bersama. Akan tetapi yang paling penting bagi kelanggengan bagi hubungan itu adalah terletak pada tinggi atau rendah-nya rasa kesetiaan dan pengabdian dari setiap anggota terhadap kesatuan kelompok yang diselenggarakan menurut pola perilaku dan norma yang telah diakui bersama.Selain itu, sebagian besar masyarakat tersebut bersepakat mengenai struktur kemasyarakatan yang di bangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan lebih tinggi lagi adalah pranata-pranata sosisal yang berlaku dalam masyarakatnya, guna mempertahankan keberadaan masyarakat tersebut. Selain itu, karakteristik yang di bentuk sekaligus manandai batas dan corak masyarakatnya.[3] Adapun faktor – faktor yang menjadi penyebab integrasi sosial antara lain :
a.
Homogenitas kelompok
Tingkat
kemajemukan memengaruhi kecepatan proses integrasi sosial di masyarakat.
Semakin majemuk atau heterogen masyarakat, maka integrasi sosial akan semakin
sulit diwujudkan dan memakan waktu yang cukup lama. Sebaliknya, semakin homogen
masyarakat, maka integritas sosial akan semakin mudah untuk diwujudkan dalam
waktu singkat.
b.
Jumlah anggota
Jumlah
anggota dalam masyarakat dapat memengaruhi kecepatan proses integrasi sosial.
Semakin banyak jumlah anggota, maka tingkat kemajemukan anggota pun akan
semakin tinggi dan semakin sulit pula untuk mewujudkan integrasi sosial.
c.
Mobilitas geografis
Mobilitas
geografis dapat diartikan sebagai perubahan atau perpindahan penduduk di suatu
wilayah. Anggota kelompok baru di suatu wilayah akan menyesuaikan dengan norma
– norma dan nilai- nilai yang berlaku di wilayah tersebut.
d.
Efektivitas komunikasi
Integrasi
sosial dapat dipengaruhi oleh efektivitas komunikasi antara satu anggota dengan
anggota lain di dalam masyarakat. Semakin efektif komunikasi antar anggota,
maka integritas sosial akan lebih mudah terwujud. Begitu pula sebaliknya, jika
komunikasi antaranggota tidak efektif, maka integrasi sosial akan sulit
terwujud dan membutuhhkan waktu yang lebih lama.
e.
Adanya sikap toleransi dan saling
membutuhkan
Kesadaran tiap anggota untuk menerima perbedaan yang terjadi di masyarakat serta kesadaran bahwa tiap anggota saling membutuhkan juga akan mempercepat terjadinya integrasi sosial.
Dampak yang
ditimbulkan dari integrasi sosial ini beragam. Salah satu dampak negatifnya
adalah mudah terjadinya konflik. Seperti yang terjadi di daerah Ngunut,
Ponorogo. Terjadi konflik antara penganut Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Konflik sosial yang terjadi di Ngunut, diawali ketika sebagian masyarakat baik
elit maupun umat yang telah menjalankan agama Islam yang diperoleh dari Kyai,
Guru dan leluhur merasa terdesak, terpinggirkan, disalahkan dan berkurang
pengaruh serta kekuasaannya dengan datangnya pemahaman baru tentang Islam yang
dibawa oleh kaum modernis. Konflik tersebut, terus berlanjut ketika berdirinya
secara formal kedua organisasi dan dalam rangka mencari jama’ah. Kemudian
berlanjut dengan pengeluaran kata-kata yang menyinggung perasaan, perebutan
tempat ibadah serta perebutan kekuasaan politik di desa, diwaktu pilihan kepada
desa.[4] Namun
integrasi sosial juga berdampak positif, antara lain :
1.
Adanya kerukunan. Apabila integrasi sosial
sudah terbentuk, maka akan tercapai kerukunan. Masyarakat yang heterogen
sekalipun akan saling mengerti dan kerja sama dalam mencapai kepentingan
bersama. Konflik, akan diselesaikan tanpa menimbulkan perpecahan.
2.
Terciptanya integrasi nasional. Integrasi
sosial merupakan syarat terwujudnya integrasi nasional. Apabila integrasi
sosial dalam masyarakat tidak tercipta, maka integrase nasional dalam lingkup
bernegara juga tidak akan dapat dicapai.
3.
Kondisi masyarakat yang aman, tenteram dan
harmonis. Konflik yang dapat diredam juga menghambat meningkatnya perpecahan
serta kekerasan. Apabila persentase kekerasan dan perpecahan kecil, maka
masyarakat akan dapat hidup dengan aman dan tenteram.
4.
Meningkatnya toleransi. Integrasi sosial yang
terjadi dalam masyarakat heterogen menunutut kita untuk memiliki sikap yang
terkandung dalam arti toleransi. Saling mengerti satu sama
lain merupakan perwujudan dari integrasi sosial.[5]
Kesimpulan
- Integrasi sosial merupakan suatu proses penyesuaian yang terjadi di tengah – tengah masyarakat dengan unsur yang berbeda - beda kemudian menghasilkan suatu pola yang seimbang di antara masyarakat tersebut.
- Bentuk – bentuk dari integrasi sosial bermacam – macam. Namun tujuannya satu, yaitu menyeimbangkan kehidupan sosial masyarakat.
- Tak jarang integrasi sosial menimbulkan dampak bagi masyarakat. Baik dampak negatif maupun dampak positif. Namun sebagai masyarakat, kita tetap harus selalu memandangnya dari sisi positif.
[1] dosensosiologi. “Indonesia.” https://dosensosiologi.com/bentuk-integrasi-sosial/.Diakses 30 November 202
[2] Suhardi, Sri
Sunarti. Sosiologi 2. Jakarta. 2009.
Pustaka Perbukuan. Hal. 63
[3]
Eka
Hendri, Dkk. 2013. Integrasi Sosial Dalam
Masyarakat Multietnik. Jurnal Walisongo. Vol. 21 No. 1. Mei 2013. 191 – 217
[4] Achmad Muslich. Konflik Dan Integrasi Sosial. Vol. 03
No. 01 (2013). 1 – 12
[5] Dosenppkn. “Indonesia.” https://Dosenppkn.Com/Integrasi-Sosial/. Diakses 30 November 2020.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Muslich. 2013. Konflik
Dan Integrasi Sosial. Vol. 03 No. 01 (2013).
Dosenppkn. “Integrasi-Sosial” https://Dosenppkn.Com/Integrasi-Sosial/. Diakses 30 November 2020.
dosensosiologi. “bentuk-integrasi-sosial.”
https://dosensosiologi.com/bentuk-integrasi- sosial/. Diakses 30 November 2020.
Eka Hendri, Dkk. 2013. Integrasi Sosial Dalam Masyarakat Multietnik.
Jurnal Walisongo. Vol. 21 No. 1. Mei
2013.
Suhardi, Sri Sunarti. 2009. Sosiologi 2. Pustaka Perbukuan. Jakarta.
No comments:
Post a Comment