Thursday, 31 December 2020

Senjata Tradisional

Desi Andrianti


Di Indonesia, ada banyak sekali senjata tradisional. Hampir disetiap kota atau provinsi memiliki senjata tradisional yang berbeda-beda. Keanekaragaman senjata tradisional ini menjadi ciri khas dari setiap daerah di Indonesia dan juga menjadi kekayaan adat serta budaya dari setiap daerah tersebut.

          Riau merupakan salah satu provinsi dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Riau terletak di Pulau Sumatra. Riau termasuk wilayah kepulauan yang kaya akan sumber daya alam dan juga kebudayaan. Orang Melayu menganggap segala sesuatu yang berada di dekatnya sebagai marwah yang telah terpahat dalam diri.[1]

          Segala kekayaan yang ada haruslah terus kita lestarikan agar dapat terus dimanfaatkan. Tantangan untuk mengembangkan kebudayaan adalah menemukan  jalan agar nalar awam manusia mulai membuka matanya.[2] Salah satu kebudayaan Riau adalah senjata tradisional Riau.

Hubungan Antar Pranata Sosial

Rolin Simanjuntak


Pranata sosial berasal dari istilah bahasa Inggris (social institution). Istilah-istilah lain pranata sosial ialah lembaga sosial dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat. Pranata juga berasal dari bahasa Latin (instituere) yang berarti mendirikan. Kata bendanya adalah (institution) yang berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia institution diartikan institusi (pranata) dan institut (lembaga). Institusi adalah sistem  norma atau aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari norma-norma. Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak.[1]

Jadi, pranata sosial dapat diartikan sebagai perbuatan atau perilaku masyarakat yang diatur sesuai dengan tata cara, norma-norma serta aturan tertentu yang telah disepakati bersama, yang berpedoman kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

SIKAP TOLERANSI DAN EMPATI SOSIAL TERHADAP HUBUNGAN KEANEKARAGAMAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

frans Sebastian P.S


Toleransi merupakan sikap menghargai, mengizinkan, tidak melarang seseorang atau masyarakat dengan pendirian nya baik dalam mengemukakan pendapat, maupun hal yang dilakukannya sesuai dengan keinginan masyarakat atau seseorang itu sendiri. sikap empati adalah merasakan diri seolah olah ikut dalam keadaan orang lain, dan dapat tergerak untuk membantu orang lain [1].  toleransi tumbuh ditegah masyarakat dengan dengan melihat keberagaman serta keanekaragaman agama, suku, ras, budaya, maupun bahasa dengan tidak disadari.  toleransi berlandas pada pancasila dan UUD 1945 , yang yang terletak pada sila 1 (ketuhanan yang maha esa), sila ke 2 (kemanusiaan yang adil dan beradab), silla ke 3 (persatuan Indonesia, dan sila ke 5 (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ).

Dalam melakukan toleransi didasari oleh sikap lapang dada terhadap orang lain dan tetap memeperhatikan prinsip prinsip kita. sikap toleransi sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari seperti menghormati agama lain yang sedang beribadah, menghargai pendapat seseorang, memandang semua orang itu sama. Toleransi terjadi sebab seseorang kelompok yang ingin sependapat menghindarkan diri dari perselisihan antar belah pihak. 

MASALAH SOSIAL

AIDA IRMAYU


Pengertian Masalah Sosial

Pengertian masalah sosial menurut beberapa ahli, yaitu :

        1.      Soetomo

Pengertian masalah sosial menurut Soetomo yaitu suatu keadaan yang berbeda dengan kehidupan biasanya, artinya keadaan ini seringkali tidak diinginkan masyarakat secara umum dan mengakibatkan gejolak-gejolak sosial terjadi dalam masyarakat.

        2.      Soejono Soekanto

Sedangkan menurut salah satu ahli sosiologi Indonesia Soejono Soekanto, masalah sosial diartikan sebagai ketidaksesuaian kehidupan dalam masyarakat karena pengaruh kebudayaan atau kebiasaan yang terganggu. Akibatnya masalah sosial dianggap sebagai keadaan yang menakutkan.

        3.      Martin S. Weinberg

Wednesday, 30 December 2020

BATIK MELAYU RIAU

Bella Oktavia Aritonang


Indonesia dikenal dengan julukan heaven earth. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Mulai dari sumber daya emas, sumber daya batu bara, sumber daya gas alam, sumber daya minyak bumi, sumber daya nikel, sumber daya bauksit, sumber daya bijih besi, sumber daya tembaga, dan lain sebagainya. Begitupula dengan kebudayaan. Salah satu bentuk kebudayaan Indonesia yaitu batik. Indonesia dengan keberagamannya telah memperkaya motif dan jenis batik dari tiap daerah masing-masing.

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusian untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpiesces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak Oktober 2002. [1]

Hal ini menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Hasil keputusan dai UNESCO ini juga sebagai bukti bahwa budaya kita, batik yang bersal dari Indonesia sudah diakui secara internasional. Batik Indonesia dinilai memiliki cerita dan banyak simbol yang berkaitan erat dengan kebudayaan lokal, status sosial, alam dan sejarah. Batik juga bisa menjadi identitas dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang telah ada sejak zaman terdahulu sampai sekarang.

PERBEDAAN KONFLIK DAN KEKERASAN

MISRINA LUTHFIYAH


Sampai saat ini masih banyak orang yang bingung membedakan antara konflik dan kekerasan. Tidak sedikit yang kesulitan untuk membedakan antara keduanya sehingga kekerasan selalu dianggap memiliki arti yang sama dengan konflik. Pada dasarnya konflik dalam kehidupan bermasyarakat adalah hal yang sangat alami. Namun yang menjadi masalah utama adalah apakah konflik tersebut berakibat pada kekerasan atau tidak

Kekerasan merupakan indikasi dari perwujudan sebuah konflik yang tidak atau belum ditangani dengan baik. Sementara itu konflik yang dapat ditangani dengan baik akan diselesaikan dengan cara yang damai. Konflik  akan  terjadi secara  kolektif  dalam  masyarakat karena  adanya  kesenjangan  relatif. Kesenjangan  tersebut  berkaitan dengan adanya ketidakpuasan dalam kelompok  yang  tidak  hanya  timbul dari  kesenjangan  secara  objektif, tetapi  juga  perasaan  kurang  secara subjektif  yang  relatif  lebih  besar dibandingkan dengan kelompok atau orang  lain[1].

Kekerasan sosial cenderung lebih mengarah ke wujud nyata atau bentuk fisik dari suatu aksi yang dilakukan oleh  sekelompok massa atau sekelompok orang pada suatu tempat dan waktu tertentu. Sementara itu konflik sosial lebih mengarah ke permasalahan yang lebih mendasar dari kemunculan suatu tindakan kekerasan sosial.

Ruang Lingkup Antropologi

Bhayu Utama Putra


Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia. Dalam antropologi manusia dipandang sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi, sosial dan kebudayaan.[1]

Jadi antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian dan pemahaman tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakatnya dan kebudayaannya. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan perilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi bertujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.

Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajiannya sendiri yang dibedakan dengan ilmu sosial lain seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lain. Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humanivora karena kajiannya yang terfokus kepada manusia dan kebudayaannya. Secara umum dapat dikatakan antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi keberagaman fisiknya, masyarakatnya dan kebudayaannya. Namun demikian dibeberapa tempat, negara dan universitas antropologi sebagai ilmu memiliki penekanan-penekanan tertentu sesuai dengan karakteristik antropologi itu sendiri dan perkembangan masyarakat ditempat, negara dan universitas tersebut.[2]

Tuesday, 29 December 2020

Budaya Lokal dan Pengaruh Budaya Asing

Chairun Nisa


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk agama dan politik, adat-istiadat, bahasa, pakaian, peralatan, bangunan, dan karya seni.

Pada masa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya lokal yang mulai menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan masuknya budaya-budaya asing asing ke dalam budaya lokal kita. Contohnya saja budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian misalnya. Dahulu dalam budaya kita selalu mengutamakan adab berpakaian yang sopan dan tertutup. Namun, karena tren dan mengikuti perkembangan zaman dan tidak ingin dikatakan kuno, akhirnya mengikuti tata cara berpakaian ala barat meski cara berpakaiannya itu tidak sopan dan memperlihatkan aurat. Selain cara berpakaian, dalam hal mengkonsumsi makanan pun juga sudah mengikuti budaya asing. Seperti misalnya masyarakat kita yang cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji yang mana hal itu merupakan kebiasaan atau budaya dari orang asing. Masyarakat kita menganggap mengkonsumsi makanan tersebut diangap modern. Lambat laun tanpa kita sadari, makanan-makanan tersebut sudah menjadi makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Hal ini akan mengakibatkan makanan khas tradisional budaya kita akan hilang. Jika hal ini terjadi bukan tidak mungkin generasi kita di masa yang akan datang tidak akan merasakan makanan tradisional khas daerah mereka masing-masing.

Sunday, 27 December 2020

Kebudayaan Dan Kerangka Teori Tindakan

Yulia Nanda Vika


Cara hidup manusia dengan berbagai macam sistem tindakan dijadikan sebagai objek penelitian dan analisis oleh ilmu antropologi sehingga aspek belajar merupakan aspek pokok. Itulah sebabnya dalam memberi pembatasan terhadap konsep “kebudayaan” atau culture, ilmu antropologi berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Kalau dalam bahasa sehari-hari “kebudayaan” dibatasi hanya pada hal-hal yang indah (seperti seni tari, seni rupa, seni suara, kesusasteraan dan filsafat) saja. sedangkan dalam ilmu antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang lingkupnya. Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.[1]

Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia dalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu hanya beberapa tindakan naluri, beberapa refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan membabi buta. Bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa dalam gen sejak ia lahir, (seperti makan, minum, atau berjalan dengan kedua kakinya), juga dirombak olehnya menjadi tindakan berkebudayaan. Manusia makan pada waktu-waktu tertentu yang dianggapnya wajar dan pantas, ia makan dan minum dengan alat-alat, cara-cara dan sopan santun atau protokol yang sering kali sangat rumit, harus dipelajarinya dahulu dengan susah payah. Manusia berjalan tidak hanya menurut wujud biologisnya yang telah ditentukan oleh alam, tetapi merombak cara berjalannya dengan gaya seperti prajurit, berjalan dengan gaya lemah lembut, berjalan seperti peragawati dan sebagainya, yang semuanya harus dipelajarinya dahulu. Itulah kenapa kebudayaan hanya dimiliki oleh makhluk manusia yang bahwa proses evolusi manusia, yang kemudian menyebabkan bahwa manusia melepaskan diri dari alam kehidupan makhluk-makhluk primat lainnya.

Saturday, 26 December 2020

INTEGRASI SOSIAL

Iva Kusuma Wardani


Integrasi sosial atau penyesuaian sosial adalah suatu proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda, yang dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyaraka tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan “integrasi” sebagai proses pembauran sehingga menjadi satu kesatuan. Kata “kesatuan” mengisyaratkan berbagai macam elemen yang berbeda satu sama lain mengalami proses pembauran.

Defenisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka.

Terjadinya integrasi sosial menyebabkan kelangsungan hidup individu atau kelompok terjamin, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan. Integrasi sosial merupakan suatu proses untuk mempertahankan kelangsungan hidup kelompok yang tidak akan pernah selesai dan berlangsung terus menerus. Hal ini dapat dicapai menurut beberapa fase yakni akomodasi, kerjasama, koordinasi dan asimilasi.

Seperti halnya konflik, integasi dapat terjadi secara vertikal maupun horisontal. Integrasi vertikal terjadi antara kelas – kelas sosial, sedangkan integrasi horisontal terjadi antara kelompok – kelompok sosial  di masyarakat.

MINUMAN KHAS MELAYU RIAU

Salsabila Asri Negara Indonesia memiliki berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga memp...