PUTRI SALWA AMALINA
Perhatian Weber pada teori-teori tindakan berorientasi tujuan dan motivasi pelaku, tidaklah berarti bahwa ia hanya tertarik pada kelompok kecil, dalam hal interaksi spesifik antar individu belaka. Seperti Marx, Weber juga memperhatikan lintasan besar sejarah dan perubahan sosial, dan yakin bahwa cara terbaik untuk memahami berbagai masyarakat adalah menghargai bentukbentuk tipikal tindakan yang menjadi ciri khasnya. Tetapi, berbeda dari Marx dan Durkheim, yang memandang tugas mereka adalah mengungkapkan kecenderungan-kcenderungan dalam kehidupan sosial manusia, Weber menolak pandangan tersebut. Weber melakukan rekonstruksi makna di balik kejadian-kejadian sejarah yang menghasilkan struktur-struktur dan bentukan-bentukan sosial, tetapi pada saat yang sama memandang semua konigurasi kondisi historis itu unik.[1]
Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata sosial. Dikatakan bahwa struktur sosial dan pranata sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial.[2]
Berdasarkan pendapat Max Weber, dapat ditarik pengertian tindakan sosial yaitu tindakan yang dilakukan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak pernah berhenti dalam melakukan sesuatu dalam kehidupannya, namun kegiatan tersebut tidak ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep sosial.
Konsep-konsep yang terkait dengan tindakan sosial akan memberikan pengertian tindakan sosial yang lebih luas. Berarti, tindakan sosial bersifat subjektif yang mungkin saja membingungkan karena tindakan sosial merupakan segala tindakan yang dilakukan individu satu dengan individu lainnya yang jelas berbeda.
Empat tipologi
tindakan sosial yang dikaji oleh Weber antara lain:
(1)
Zweckrationalitat (rasionalitas instrumental)
Tindakan
rasionalitas instrumental, merupakan suatu tindakan yang dialami seorang
individu dalam menjalani kehidupannya sehingga ia dihadapkan beberapa
pertimbangan agar permasalahan yang dialaminya dapat diselesaikan dengan baik.
Tindakan rasionalitas dihadapkan pada efektivitas dan efisiensi dalam pilihan.
Contohnya : seorang mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan oleh dosen, ketika diketahui mahasiswa tersebut mengalaminya
dikarenakan tidak memiliki laptop dalam mengerjakan tugasnya. Agar
permasalahannya dapat diatasinya maka mahasiswa tersebut mengambil suatu
tindakan pertimbangan yaitu membeli laptop. Dengan begitu, pertimbangan yang
dipilih dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
(2)
Wetrationalitat (rasionalitas tujuan)
Tindakan rasionalitas tujuan, yaitu
tindakan yang mendahulukan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial yang
dimiliki individu, didalam nilai agama dan nilai sudah terdapat tujuan-tujuan
yang ingin dicapai didalamnya. Didalam rasionalitas tujuan, terdapat
alat-alatnya yang sederhana berupa pertimbangan dan perhitungan yang sadar.
Contohnya : ada seorang anak gadis yang menunggu bis tiba. Disaat ia, memasuki
bis yang ditunggunya hanya terdapat satu bangku kosong, namun disaat yang lain
juga ada seorang ibu yang lagi hamil, karena perilaku gadis tersebut ia memilih
menyuruh ibu hamil tersebut duduk dibangku yang kosong dan ia berdiri.
(3) Tindakan
tradisional
Tindakan tradisional, merupakan
tindakan yang didasarkan kebiasaan seseorang yang berlaku dimasyarakat yang
diperolehnya dari nenek moyang tanpa pertimbangan atau perencanaan yang sadar.
Contohnya : ketika seorang anak ingin keluar rumah, ia terbiasa meminta izin
kepada orang tua dan mencium tangan orang terlebih dahulu.
(4) Tindakan
Afektif
Tindakan afektif atau tindakan
irasional, yaitu suatu tindakan yang dilakukan individu secara spontan tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu, atau bisa dikatakan tindakan afektif adalah
tindakan yang mengikuti emosi atau perasaan tanpa perencanaan sadar. Contohnya
: anak perempuan yang begitu tergila-gila dengan lelaki korea yang mereka
katakan lelaki tampan dan ada bebebrapa gadis remaja yang sampai mengaku
menjadi pacar atau istri dari lelaki korea yang ia inginkan. Ada tindakan lain
yang mereka lakukan, sampai mereka rela menghabiskan paket data atau uang hanya
untuk lelaki korea tersebut. Tindakan aneh sudah banyak terjadi, seperti memberikan
CCTV pada kamar lelaki korea karena begitu menginginkan lelaki korea tersebut.
Tindakan tradisional dan tindakan
afektif bukan merupakan tindakan yang termasuk sasaran penelitian sosiologi,
namun bisa saja sewaktu-waktu tindakan yang dipertanggung jawabkan. Tindakan
tradisional dan tindakan afektif adalah 2 tipologi tindakan sosial yang
didasarkan tanpa pertimbangan dan perencanaan terlebih dahulu.
Ciri-ciri
Tindakan sosial :
1. Tindakan
nyata yang dilakukan yang dilakukan oleh manusia.
2. tindakan
sosial terjadi karena situasi atau tindakan yang sengaja diulang.
3. tindakan
sosial diarahkan ke individu dan sekelompok orang.
4. tindakan
sosial bersifat subjektif dan membatin
5 tindakan
sosial, tindakan yang terarah dan memperhatikan orang lain
6. tindakan
sosial memiliki masa waktu, yaitu waktu lalu, waktu sekarang, waktu masa depan.
7. tindakan
sosial tidak membatasi perbuatan seorang individu.
8. tindakan sosial tidak diarahkan pada objek mati.
Menurut pendapat Weber, tindakan adalah perilaku yang bermakna, tindakan sosial adalah tindakan, yakni perilaku bermakna yang diarahkan pada orang lain.[3]
Dari pendapat weber, dapat diartikan bahwa perilaku merupakan hal yang dapat dilihat dari luarnya saja, sedangkan berbeda dengan tindakan yang bermakna lebih dari sekadar perilaku.
Contoh perilaku yang dilakukan dalam tindakan sosial adalah :
- Perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian orang, namun jika tindakan yang dilakukan bertujuan untuk menghibur diri maka tidak bisa dikatakan tindakan sosial.
- Tindakan yang dilakukan untuk memotivasi akibat kejadian dimasa lalu dan mengorientasikan tindakan tersebut kepada orang lain, maka tindakan tersebut termasuk tindakan sosial.
Kesimpulan
Tindakan
sosial, ialah tindakan yang dilakukan manusia
sebagai makhluk sosial yang tidak pernah berhenti dalam melakukan
sesuatu dalam kehidupannya, namun kegiatan tersebut tidak ditentukan oleh
norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep sosial.
Segala tindakan yang dilakukan tidak
dapat dimaknai sebagai tindakan sosial. Tindakan sosial memiliki ciri-ciri,
sebagai berikut :
1. Tindakan
nyata yang dilakukan yang dilakukan oleh manusia.
2. tindakan
sosial terjadi karena situasi atau tindakan yang sengaja diulang.
3. tindakan
sosial diarahkan ke individu dan sekelompok orang.
4. tindakan
sosial bersifat subjektif dan membatin
5 tindakan
sosial, tindakan yang terarah dan memperhatikan orang lain
6. tindakan
sosial memiliki masa waktu, yaitu waktu lalu, waktu sekarang, waktu masa depan.
7. tindakan
sosial tidak membatasi perbuatan seorang individu.
8. tindakan
sosial tidak diarahkan pada objek mati.
[1] PIP Jones, LIZ Bradbury, dan Shaun Le Boutillier. 2016. Pengantar Teori-teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme hingga Post-modernisme(Rev. Ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, hal. 117-118.
[2] I.B Wirawan. 2012. Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, hal. 98.
[3] Supraja, Muhammad. 2012. Alfred
Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber. Jurnal Online Pemikiran
Sosiologi Volume 1 No.2. hal. 84
DAFTAR PUSTAKA
I.B Wirawan. 2012. Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup.
PIP Jones, LIZ Bradbury, dan Shaun Le Boutillier. 2016. Pengantar Teori-teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme hingga Post-modernisme(Rev. Ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Supraja,
Muhammad. 2012. Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber. Jurnal
Online Pemikiran Sosiologi Volume 1 No.2.